LATEST POSTS:
Recent Posts
Showing posts with label Wisata lain. Show all posts
Showing posts with label Wisata lain. Show all posts

34 Tempat Wisata Dan Wisata Ziarah di Cianjur Jawa Barat


Tempat Wisata di Cianjur – Bicara soal Kota Cianjur, tentu saja salah satu hal yang bisa dibicarakan dari kota ini adalah tempat wisatanya. Ya, di kota yang termasuk dalam administrasi Jawa Barat ini memang cukup banyak sajikan tempat wisata Cianjur yang sangat menarik. Jadi, bagi anda yang berkunjung ke Cianjur, berikut ada daftar tempat yang bisa anda kunjungi.

Wisata Ziarah Cikundul



Wisata Tirta Jangari
Terletak di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, wisata Tirta Jangari ini merupakan genangan Waduk Cirata. Dari pusat Kota Cianjur sendiri, wisata ini berjarak 18 km. Bagi anda yang tertarik datang ke Wisata Tirta Jangari yang satu ini, anda tidak perlu khawatir sebab anda bisa menempuhnya dengan gunakan kendaraan umum maupun pribadi.

Pantai Jayanti
pantai-jayanti

Pelabuhan Pantai Jayanti, Cianjur – by instagram @maya06rmTempat wisata di Cianjur pertama yang di bisa dikunjungi adalah Pantai Jayanti. Lokasinya sendiri berada di Kecamatan Cidaun yaitu 140 km dari pusat kota. Keindahan pantai yang termasuk masih sangat alami ini tentu saja akan membuat liburan anda makin menyenangkan.Kebun Raya Cibodas

kebun-raya-cibodas

Kemudian, selain tempat wisata Cipanas Cianjur, ada juga Kebun Raya Cibodas yang bisa anda kunjungi bersama dengan keluarga. Pemandangan alam khas dearah pegunungan yang ditawarkan yang dipadu dnegan suasana yang dingin membuat anda bisa memilih tempat ini sebagai destinasi yang tepat.Istana Presiden di Cipanas

istana-presiden-di-cipanas
by instagram @samsul_alamzz

Berada di Cipanas, Istana Presiden ini tentu saja sangat menarik untuk dikunjungi. Istana yang telah dibangun oleh Van Heuts pada tahun 1970 di kawasan Cipanas yang sejuk membuat tempat wisata di Cipanas Cianjur ini sangat sejuk dan juga nyaman sehingga jangan sampai anda terlewat dengan tempat yang satu ini.Curug Citambur

curug-citambur
by instagram @ariawibawa55

Curug Citambur menjadi wisata alam di daerah Cianjur yang sebaiknya jangan sampai anda lewatkan. Curug yang satu ini berada di daerah Desa Karang Jaya, Pagelaran, Cianjur. Dengan tinggi air terjun yang mencapai 100 m dan keindahan alam yang tersaji tentu saja membuat wisata alam ini wajib ada dalam daftar wisata di Cianjur.Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

taman-nasional-gunung-gede-pangrango
by instagram @kakasetiawan011
Untuk wisata di Cianjur selanjutnya, anda bisa pilih Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Kawasan ini memiliki keanekaragaman ekosistem seperti ekosistem montana, sub-montana, sub-alpin, savana, danau hingga rawa. Tentu saja, hal ini membuat anda bisa menikmati berbagai pemandangan alam di satu tempat.Telaga Biru

telaga-biru
by instagram @sarrahans

Ada pula wisata Telaga Biru yang tidak kalah menarik di Cianjur. Dari pintu Cibodas, anda harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 km. Telaga yang memiliki wana biru khas ini pasti akan membuat liburan anda makin menyenangkan.

Gunung Gede
gunung-gede
by instagram @armaaprilly

Untuk anda para pecinta alam, tidak ada salahnya mendaki Gunung Gede di Cianjur. Gunung yang memiliki tinggi sekitar 3000 mdpl ini menjadi salah satu tempat wisata Cianjur yang wajib bagi para pendaki. Keindahan puncak Gunung Gede adalah daya tarik tersendiri dari wisata ini.Air Terjun 

Cibeureum
air-terjun-cibeureum
by instagram @inul04

Anda ingin datang ke air terjun? Di Cianjur ada wisata yang bernama Air Terjun Cibeureum. Dari Cibodas, anda hanya perlu menempuh perjalanan sejauh 2,8 km untuk menikmati keindahan alam air terjun yang ditumbuhi lumut merah sekitarnya.Kandang Badakkandang-badak
by instagram @lukyerya17

Anda yang ingin melihat hewan langka Badak, tempat wisata di Cianjur Jawa Barat ini sangat pas untuk anda tentunya. Tempat wisata ini berada pada ketinggian sekitar 2.220 mdpl. Dari Cibodas sendiri, Kandang Badak berjarak sekitar 7,8 km dengan lama tempuh perjalanan 3,5 jam.Alun-Alun

  Suryakencana
alun-alun-suryakencana
by instagram @tanlennytan

Alun-alun Suryakencana menjadi objek wisata di Cianjur lain yang jangan sampai anda lewatkan saat datang kesini. Di tempat ini anda bisa melihat hamparan bunga edelweis yang sangat cantik. Pastinya, berselfie menjadi hal wajib saat datang ke tempat ini. Untuk musim terbaik, anda datang bulan Juni sampai September.Situs Gunung Padangsitus-gunung-padang
by instagram @ahmad_idhamrinaldi

Apabila anda ingin nikmati keindahan alam Cianjur sambil mempelajari situs sejarah, anda bisa berkunjung ke situs Gunung Padang. Inilah situs megalitikum yang berupa batu dan juga punden berundak. Berada di Desa Kwryamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, anda tentu saja akan temukan sebuah situs warisan purbakala yang berada di ketinggian 885 mpdl.Kota Bungakota-bunga-cianjur
Tempat wisata keluarga yang dapat anda kunjungi selanjutnya ialah Kota Bunga. Di tempat ini, anda bisa temukan banyak wahana liburan yang sangat sayang bila dilewatkan. Salah satu wahana yang paling terkenal di Kota Bunga yaitu cerminan Kota Venesia. Disini anda pun bisa berkeliling dengan gunakan cano. Tidak hanya itu, ada pula banyak wahana permainan anak dan penyewaan kuda.Gunung Mas Puncakgunung-mas-puncak
by instagram @aferdyaTidak kalah menarik untuk dikunjungi, inilah Gunung Mas Puncak. Lahan perkebunan teh yang membentang menjadi daya tarik utama tempat wisata ini. Ada pula disediakan wahana menarik seperti lapangan sepak bola, volly dan juga berkuda.Waduk Ciratawaduk-cirata
by instagram @nianyalestari
Bukan hanya wisata kolam renang Cianjur yang terkenal, tapi wisata waduknya pun tidak kalah menarik. Inilah Waduk Cirata, wisata lain yang jangan sampai anda lewatkan. Meskipun bernama waduk, yang akan anda temukan bukanlah waduk yang kecil. Akan tetapi anda bisa temukan sebuah waduk yang sangat luas. Berfungsi sebagai pusat pembangkit listrik, waduk ini juga dibuka sebagai tempat wisata yang banyak diminati orang. Anda yang ingin melihat keindahan waduk bisa menyewa kapal. Untuk masuk ke tempat wisata ini pun sangat murah. Anda hanya harus keluarkan ongkos parkir saja.
Danau Leuwi Soro
danau-leuwi-soro
by instagram @dya_iganov

Ada juga tempat wisata Cianjur lain yang sangat menarik untuk dikunjungi. Inilah Danau Leuwi Soro di Kecamatan Pagelara, Cianjur. Danau yang satu ini akan hadirkan suasana yang sangat asri. Air danau yang jernih dan tenang ditambah dengan pepohonan di sekitarnya membuat pemandangan alam danau ini sangat menarik. Dengan harga tiket masuk yang relatif murah membuat wisata tersebut sering dikunjungi.
Masjid Agung Cianjur
masjid-agung-cianjur
by instagram @ismailaldii

Anda juga bisa berwisata religi di Cianjur. Disini, anda bisa langsung datang ke Masjid Agung Cianjur. Masjid ini merupakan masjid yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu sebab dibangun pada 1810. Masjid tersebut dibangun di atas tanah wakaf Bupati Cianjur yang ke-4 yaitu Ny. Raden Bodedar binti Kanjeng Dalem Sabiruddin.Arum Jeram di Sungai CikundulBagi anda yang suka tantangan, anda bisa langsung datang ke Sungai Cikundul. Disana anda bisa memacu adrenalin anda dengan lakukan arum jeram. Dengan jalur sepanjang 7 km, wisata alam Cianjur ini jelas akan membuat anda tertantang. Ditambah dengan pemandangan alam yang memukau, aktivitas rafting anda akan makin menyenangkan.

the-jhons-aquatic-resort
by instagram @putrin_19

Apabila anda ingin menikmati berbagai permainan yang menarik, anda datang saja langsunh ke The Jhon’s Aquatic Resort. Di tempat ini, anda akan temukan banyak permainan yang tentu saja sangat menarik seperti Flying Fox, Trampilone, Waterball, ATV, Boat Lagoon hingga menunggang kuda. Berada di kawasan hutan Kota Cianjur, anda tentu akan dapatkan pemandangan yang indah.Tias Wisata CianjurAnda pun bisa datang ke Warung Jengkol, Rancagoong apabila ingin kunjungi Tias Wisata Cianjur. Di tempat ini, anda bisa dapatkan berbagai macam fasilitas liburan yang cukup lengkap. Untuk tiket masuknya, anda hanya cukup merogoh kocek 20 ribu per orang.Danau Sejuta PesonaAda pun wisata lain yang tidak kalah menarik. Inilah Danau Sejuta Pesona di Cianjur. Berlokasi di Kota Bunga, anda bisa temukan berbagai jenis permainan yang tentunya sangat menarik seperti bumper boat, mandi bola, gurita, magic ring, fantasy walk dan masih banyak lagi lainnya.Puncak Rindu Alam

puncak-rindu-alam
by instagram @dinyogii

Berada di Jalan Raya Puncak KM 83, Puncak Rindu Alam bisa jadi destinasi wisata yang sangat menarik untuk anda. Anda bisa menikmati keindahan alam pengunungan yang tentunya akan sangat menyenangkan. Fasilitas yang cukup lengkap seperti Masjid dan tempat makan membuat liburan anda makin menyenangkan.Perkebunan Teh PanyairanPerkebunan teh di Cianjur memang cukup banyak. Karena itulah anda bisa datangi berbagai perkebunan teh yang ada disana. Salah satunya ialah Perkebunan Teh Panyairan. Lokasinya sendiri berada di Jalan Raya Campaka, Kec. Campaka dan Sukanegara. Perkebunan teh ini berada 35 km dari pusat kota Cianjur.Perkebunan Teh Gedehperkebunan-teh-gedeh
by instagram @msple7
Perkebunan Teh Gedeh pun bisa menjadi pilihan wisata Cianjur anda lainnya. Di tempat ini, tentu saja, pemandangan pohon teh yang sangat luas tentu akan menjadi hal yang bisa anda nikmati. Apabila anda ingin datang ke kebun teh tertua yang ada di Pulau Jawa ini, anda bisa langsung datang ke alamat Jalan Raya Cipanas-Cianjur.
Wana Wisata Mandalawangiwana-wisata-mandalawangi
by instagram @nuruljp

Tidak kalah menarik untuk dikunjungi, inilah Wana Wisata Mandalawangi. Berada di Desa Rarahan, Kec. Pacet, tempat wisata di Cianjur dekat stasiun yang satu ini jelas sangat direkomendasikan. Berada 25 km dari pusat Kots Cianjur, anda bisa melihat berbagai flora dan juga fauna disana. Udara sejuk pun akan membuat suasana liburan anda menjadi makin menyenangkan bersama keluarga.Pantai Arfa
Bukan hanya terkenal dengan daerah pegunungan saja, Cianjur juga memiliki wisata pantai yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Inilah Pantai Arfa yang ada di daerah Cianjur. Lokasinya tepat di Kecamatan Sindang Barang, Kabupaten Cianjur daerah selatan. Anda yang akan datang ke sini tidak perlu bingung sebab lokasi wisata Cianjur Selatan ini ada dekat dekat dengan alun-alun Sindang Barang yaitu sekitar 300 meter saja.Wisata Kuliner di CianjurBerwisata ke sebuah kota tentu saja tidak akan lengkap tanpa wisata kulinernya. Jadi, selain wisata Cianjur Selatan, jika anda datang kesini, wisata wisata kuliner Cianjur jangan sampai terlewatkan. Anda bisa nikmati berbagai macam makanan khas dari Cianjur di berbagai tempat makan mulai dari restaurant hingga di pedagang kaki lima. Anda cukup pilih mana yang paling anda sukai.


curug-batu-lempar-cianjur
Curug Batu Lempar, Gedeh – Cianjur – by instagram @ramli_azhari

littlevenice-puncak
Littlevenice by instagram @ella_el_barca

curug-cibereum
curug cibereum, taman nasional gn. Gede pangrango. – By instagram @oyeng12taman-bunga-nusantara
Taman Bunga Nusantara by instagram @opii_triataman-joglo
Taman Joglo by instagram @nurunnisa_djuandisukanagara-cianjur-selatan
Sukanagara Cianjur Selatan by instagram @nanda_rahmawatiItulah wisata yang bisa anda kunjungi ketika anda datang ke Kota Cianjur. Banyaknya tempat wisata yang tersedia di kota tersebut tentu saja akan membuat anda makin betah liburan. Anda bisa menikmati berbagai macam wisata yang sangat menyenangkan mulai wisata alam, wisata air, wisata religi hingga wisata kuliner pun bisa dilakukan. Kemudian, bagi anda yang ingin mengunjungi berbagai tempat wisata di Cianjur yang murah ini, anda sebaiknya memilih tempat yang sesuai dengan keinginan anda
Sumber : https://tempatwisataindonesia.id/tempat-wisata-di-cianjur/
{[['']]}

Beberapa Pernyataan Paus Benedictus Tentang Islam Yang Perlu Digarisbawahi

Hubungan dua agama besar, yaitu Islam dan Kristen, senantiasa mengalami pasang surut. Akhir-akhir ini, dikarenakan distorsi informasi dan kurangnya pemahaman yang mencukupi, dunia Kristen tidak memiliki pandangan yang benar terhadap Islam. Oleh karena itu, pandangan para pemimpin Kristen mengenai Islam jelas memberi pengaruh dalam usaha perbaikan hubungan antara dunia Islam dan Kristen. Pada masa kepemimpinannya, Paus Paulus Kedua mempunyai pandangan yang lebih realistis terhadap Islam. Dia bahkan memberikan dukungan terhadap diadakannya dialog antara Islam dan Kristen.

Berbagai analisis telah dibuat mengenai pandangan-pandangan Paus Benedictus ke-16 berkaitan Islam. Sebagian pengamat mengatakan bahwa dia termasuk kalangan ruhaniawan Vatikan yang konservatif. Artinya, Paus Benedictus memiliki sikap fanatisme terhadap Kristen sehingga dia tidak begitu menyambut baik dialog antar-agama, termasuk dialog dengan Islam.

Namun, beberapa sumber lain menyebutkan bahwa Paus Benedictus memiliki pandangan yang cukup positif mengenai Islam. Untuk meninjau lebih jauh masalah ini, marilah kita membahas hasil wawancara yang dilakukan media massa Barat dengan Paus Benedictus ke-16.

Dalam wawancaranya dengan suratkabar De Welat cetakan Jerman, Paus Benedictus memuji sebagian nilai-nilai Islam dan mengkritik sebagian lain. Sebagai contoh, Paus baru ini memuji kecenderungan iman dan akhlak umat Islam yang dilakukan secara terorganisir. Di bagian lain wawancaranya, Paus Benedictus ke 16 memetakan umat Islam sbb. “Terdapat perbedaan besar antara Islam Indonesia dan Islam Afrika serta semenanjung Arab.” Paus Benedictus juga mengatakan, “Saat ini seorang muslim Eropa mengambil ilham dari elemen budaya Eropa.”

Meskipun secara lahiriah, apa yang disampaikan oleh Paus baru ini sepertinya benar, tetapi jika kita memperhatikan lebih mendalam, kita akan dapati bahwa sesungguhnya, kenyataan menunjukkan sebaliknya. Umat Islam di manapun berada memiliki dasar kepercayaan, nilai moral, manasik ibadah, dan aturan-aturan yang sama. Oleh karena itu, sebenarnya pembagian yang dilakukan oleh Paus Benedictus lebih tepat bila disebut sebagai pembagian tradisi dan budaya umat Islam. Secara alamiah, setiap negara memiliki tradisi dan budaya masing-masing. Itulah sebabnya, tradisi umat Islam di Indonesia akan berbeda dengan tradisi umat Islam di Afrika. Namun, ajaran dan konsep agama yang dipeluk umat Islam di seluruh dunia adalah satu.

Di bagian lain wawancaranya, Paus Benedictus ke-16 menambahkan,“Islam merupakan agama yang amat beragam dan agama ini tidak bisa dikaitkan dengan terorisme” Meskipun dalam ucapan ini, Paus Benedictus sekali lagi menyinggung mengenai keberagaman agama Islam, tetapi dalam pernyataan ini, dia menekankan bahwa tuduhan terorisme terhadap umat Islam adalah tidak benar. Pernyataan Paus Benedictus dalam hal ini adalah pandangan yang tepat mengenai Islam, yaitu bahwa Islam sama sekali bukan agama yang mendukung terorisme. Sama seperti agama-agama samawi lainnya, Islam adalah agama yang mengajarkan cinta damai dan kasih sayang sesama manusia.

Tuduhan yang dilemparkan terhadap Islam berkaitan dengan terorisme merupakan rekayasa yang dilakukan oleh media massa yang berafiliasi dengan pemerintah Amerika dan rezim Zionis. Sesungguhnya, Islam merupakan agama yang berlandaskan kepada spiritualisme dan moral, serta menentang terorisme dan kekerasan. Berlandaskan kepada ajaran Islam, siapapun yang menyebut dirinya muslim, ia tidak berhak untuk melakukan pembunuhan terhadap orang yang tidak berdosa. Namun demikian, Islam juga memerintahkan umatnya untuk teguh membela hak miliknya dan tanah airnya. Pembelaan terhadap tanah air dan hak milik juga diakui secara resmi oleh undang-undang internasional. Dengan kata lain, pembelaan terhadap tanah air dan hak milik bukanlah sebuah bentuk terorisme.

Di bagian lain, Paus Benedictus ke-16 mengkritik konsep Islam yang tidak memisahkan antara urusan ibadah dan urusan duniawi. Padahal, dalam pandangan Islam, justru penyatuan antara urusan dunia dan akhirat-lah yang membuat manusia maju. Islam percaya adanya pahala dan balasan di akhirat atas segala perilaku manusia di dunia, sehingga umat Islam harus bekerja sebaik mungkin di dunia agar kelak ia bahagia di akhirat. Islam adalah sebuah agama yang mengakomodasikan semua aspek kehidupan manusia, termasuklah aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Dalam rangka ini pula, Islam percaya bahwa politik haruslah dilaksanakan dengan tujuan kemaslahatan masyarakat.

Paus Benedictus ke-16 dalam bagian lain dari wawancaranya juga menyampaikan kritikan tentang Al Quran. Dia mengatakan, “Kelemahan budaya Islam ialah kebergantungannya kepada sebuah kitab saja, yaitu Al Quran. Mereka mengatakan bahwa semua kalimat dalam Al Quran adalah wahyu Tuhan, padahal hal itu masih harus diteliti lebih lanjut.” Pernyataan Paus Benedictus ini jelas bertentangan dengan kenyataan. Ketergantungan umat Islam kepada Al Quran bukanlah sebuah kelemahan budaya, karena kitab samawi ini justru merupakan jalan penyelamat bagi manusia. Dewasa ini banyak sekali cendikiawan non-muslim yang telah mengakui bahwa Al Quran merupakan sebuah kitab yang tidak ada tolok bandingnya. Bahkan banyak ilmuwan yang telah menemukan kesesuaian berbagai ayat dalam Al Quran dengan kenyataan ilmiah. Selain itu, keutamaan Al Quran adalah kemurniannya. Berbeda dengan kitab-kitab agama samawi lain, Al Quran sama sekali tidak mengalami pendistorsian sejak pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saaw.

Paus Benedictus ke-16 dalam kesempatan itu juga menyampaikan harapannya agar di negara-negara Arab lebih banyak lagi dibangun gereja-gereja. Dalam ajaran Islam, hak dan kebebasan umat beragama lain selalu dilindungi. Hal ini juga diakui oleh Paus Benedictus. Ia mengatakan,“Menurut tradisi Islam, pembangunan gereja adalah hal yang diperbolehkan dan kesempatan ini juga diberikan oleh pemerintah Iran dan Irak.” Dengan demikian Paus Benedictus mengakui bahwa di kebanyakan negara-negara Islam, termasuk Iran dan Irak, kaum Kristiani mendapat kebebasan untuk beribadah.

Namun, apakah Paus Benedictus ke-16 menyadari nasib umat Islam di Eropa dan Amerika? Mengapa mereka, khususnya sepanjang beberapa tahun terakhir, terpaksa berhadapan dengan berbagai keterbatasan dan tekanan? Bahkan, akhir-akhir ini sebagian negara Eropa melarang kaum muslimin melaksanakan sebagaian aturan agamanya, yaitu pemakaian jilbab bagi muslimah. Bukankah seharusnya kaum Kristiani bersikap adil. Artinya, bila mereka ingin mendapat kebebasan beribadah di negara muslim, merekapun seharusnya memberikan kebebasan kepada kaum muslimin di Eropa dan AS untuk menjalankan ibadahnya.

Dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan Paus Benedictus dalam wawancara tersebut, agaknya, kita kaum muslimin masih bisa berharap bahwa perlakuan umat Kristiani terhadap dunia Islam dapat semakin membaik. Apalagi, Paus Benedictus pada pidato pertamanya setelah pelantikan sebagai Paus, berjanji untuk mengadakan dialog dengan agama-agama lain. Dia mengatakan berniat untuk meneruskan jalan Paus terdahulu mengenai dialog dengan Islam. Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa lambat-laun akan tercipta hubungan antar-agama yang lebih baik, demi terciptanya perdamaian dan solidaritas global. (irib)
{[['']]}

25 Hal Tentang Islam yang Selalu Ditanyakan Rakyat Amerika


Masyarakat Amerika yang pluralistik tampaknya sedang berubah dari yang “bergerombol” menjadi lebih spesifik lagi, terutama terhadap ajaran ideologi. Namun, walaupun Islam adalah agama besar dengan lebih dari 1 milyar pengikut di seluruh dunia dan lebih dari 6 juta di Amerika Serikat, sebagian orang Amerika masih berpikir bahwa Islam adalah kultus.
ebagian meyakini bahwa semua muslim adalah teroris atau memiliki 4 orang istri. Para aktivis Islam di negeri itu pun sepakat, bahwa hal ini terjadi karena kesalahpahaman orang Amerika tentang Islam, dan itu dipicu karena kurangnya informasi yang benar tentang ajaran Islam.
Inilah daftar pertanyaan yang sering kali ditanyakan oleh orang Amerika selama ini:
  1. Apa itu Islam?
  2. Siapakah Allah?
  3. Siapakah Muslim itu?
  4. Siapa Muhammad?
  5. Apakah Muslim menyembah Muhammad?
  6. Apa Muslim berpikir tentang Yesus?
  7. Apakah umat Islam memiliki banyak sekte?
  8. Rukun-rukun Islam?
  9. Apa tujuan ibadah dalam Islam?
  10. Apakah Muslim percaya pada akhirat?
  11. Apakah tindakan baik non-Muslim akan sia-sia?
  12. Apa batasan pakaian bagi umat Islam?
  13. Makanan apa saja yang dilarang dalam Islam?
  14. Apa itu Jihad?
  15. Apa tahun Islam itu?
  16. Apa saja festival besar Islam?
  17. Apa itu Syariah?
  18. Apakah Islam disebarkan oleh pedang (melalui perang)?
  19. Apakah Islam mengajarkan kekerasan dan terorisme?
  20. Apa itu Fundamentalisme Islam?
  21. Apakah Islam mempromosikan poligami?
  22. Apakah Islam menindas perempuan?
  23. Apakah Islam toleran terhadap agama minoritas lainnya?
  24. Apa pandangan Islam tentang: kencan seks pranikah dan aborsi; homoseksualitas dan AIDS; eutanasia dan bunuh diri; transplantasi organ?
  25. Bagaimana seharusnya Muslim memperlakukan Yahudi dan Kristen?
Mungkin inilah peran besar kita semua untuk memberikan gambaran yang benar tentang Islam. Begitu banyak media Barat yang telah melakukan pemberitaan tentang Islam yang jauh dari kenyataan sebenarnya, sehingga orang-orang non-Islam menganggap Islam sesuatu yang harus dicurigai. (sa/ujm)
{[['']]}

Istana Presiden

Istana Presiden Cipanas : Istana ini dibangun pada tahun 1740 oleh Van Heuts di atas tanah seluas 25 Ha. Istana Presiden Cipanas atau lebih dikenal sebagai Istana Cipanas terletak di kaki Gunung Gede, 103 km dari Jakarta ke arah Bandung, atau 17 km dari kota Cianjur. Walau tidak dipakai, Istana Cipanas tetap terpelihara dengan baik. Pemandangan di sekitar istana yang ditumbuhi sayur-sayuran, buah-buahan serta tanaman hias memberi nuansa asri. Istana megah yang dibangun pada 1740 ini dapat dikunjungi umum dengan izin khusus dari Sekretaris Negara.

Kompleks Istana Cipanas berdiri diatas tanah seluas 26 hektar, terdiri atas gedung induk dan tujuh buah paviliun, dilengkapi sarana olahraga. Luas gedung merupakan bangunan panggun sluas 950 m2, terdiri beberapa ruangan. Terletak pada ketinggian 1.100 meter, sejauh mata memandang tampak sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman keras yang ditata dalam sebuah hutan kecil.
Setiap ruangan diisi perangkat mebel, ukiran Jepara dan koleksi lukisan-lukisan karya para maestro, seperti Basuki Abdullah, Dullah, Sudjojono dan Lee Man Kong. Sedangkan bangunan-bangunan paviliun masing-masing diberi nama tokoh-tokoh pewayangan. Beberapa paviliun baru selesai dibangun tahun 1916 dan ada dua yang terbaru dibangun pada 1984. keseluruhan bangunan tampak begitu mewah dan artistik. Di bagian belakang istana terdapat kolam air mancur bergaris tengah 27 m. 
{[['']]}

Sumur Zam Zam dan Fakta Dibaliknya



Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya ada sisi ilmiah saintifiknya juga looh. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang air adalah hydrogeologi.
Sumur Zamzam
Khasiat air Zam-zam tentunya bukan disini yang mesti menjelaskan, tapi kalau dongengan geologi sumur Zam-zam mungkin bisa dijelaskan disini. Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad, diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari air untuk anaknya yang cerita. Sumur ini kemudian tidak banyak atau bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang.
Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well).
Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam
Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.

Bentuk sumur Zam-zam
Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.

Mata air zamzam

Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.

Mata air zamzam
Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.
Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.
Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.

Air hujan sebagai sumber berkah


Air hujan sebagai sumber berkah
Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah.
Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah islam di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.

lokasi sumur Zamzam
Gambar diatas ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus.
Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).
Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.

Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam
Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka’bah.

Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam

Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.
Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.

Sistem Pompa
Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.
Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS
(Saudi Geological Survey) bertugas untuk:
  • Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering.
  • Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air.
  • Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).
  • Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol.
  • Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah.
  • Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam
Perkembangan perawatan sumur Zamzam.
Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam.
Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.
Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.
Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well).
Kandungan mineral
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi
Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).

Molekul air zam zam

Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.
Sumber : http://real-mistery.blogspot.com/
{[['']]}

Sejarah - Istana Republik Indonesia


Istana Negara dibangun tahun 1796 untuk kediaman pribadi seorang warga negara Belanda J.A van Braam. Pada tahun 1816 bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dan digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman para Gubernur Jendral Belanda. Karenanya pada masa itu istana ini disebut juga sebagai Hotel Gubernur Jendral.

Pada mulanya bangunan yang berarsitektur gaya Yunani kuno itu bertingkat dua, namun pada tahun 1848 bagian atasnya dibongkar, dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan lebih resmi. Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang, tanpa perubahan yang berarti. Luas bangunan ini lebih kurang 3.375 meter persegi.
Sesuai dengan fungsi istana ini, pajangan serta hiasannya cenderung memberi suasana sangat resmi. Bahkan kharismatik. Ada dua buah cermin besar peninggalan pemerintah Belanda, disamping hiasan dinding karya pelukis - pelukis besar, seperti Basoeki Abdoellah.
Banyak peristiwa penting yang terjadi di Istana Negara. Diantaranya ialah ketika Jendral de Kock menguraikan rencananya kepada Gubernur Jendral Baron van der Capellen untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol. Juga saat Gubernur Jendral Johannes van de Bosch menetapkan sistem tanam paksa atau cultuur stelsel. Setelah kemerdekaan, tanggal 25 Maret 1947, di gedung ini terjadi penandatanganan naskah persetujuan Linggarjati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. Van Mook.
Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, diantaranya menjadi tempat penyelenggaraan acara - acara yang bersifat kenegaraan, seperti pelantikan pejabat - pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah, dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan internasioal, dan tempat jamuan kenegaraan.
Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah lebih kurang 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Negara sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan Negara.
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)
Istana Merdeka

Istana Merdeka mulai dibangun pada tahun 1873 pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Louden dan selesai pada tahun 1879 pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Johan Willem van Landsbarge. Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 2.400 meter persegi, oleh arsitek Drossares. Istana Negara juga dikenal dengan nama Istana Gambir.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, istana ini menjadi saksi sejarah dilakukannya penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. Republik Indonesia Serikat diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di Indonesia.
Setelah penandatanganan naskah kedaulatan Republik Indonesia Serikat, bendera merah putih dikibarkan menggantikan bendera Belanda, bersamaan dengan dinyanyikannya lagu Indonesia Raya dan pekik merdeka oleh bangsa Indonesia. Sejak saat itu nama Istana Gambir diganti menjadi Istana Merdeka.
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)
Istana Bogor 

Berawal dari keinginan orang - orang Belanda yang bekerja di Batavia ( kini Jakarta ) untuk mencari tempat peristirahatan. Karena mereka beranggapan bahwa kota Batavia terlalu panas dan ramai, sehingga mereka perlu mencari tempat - tempat yang berhawa sejuk di luar kota Batavia.
Gubernur Jendral Belanda bernama G.W. Baron van Imhoff, ikut melakukan pencarian itu dan berhasil menemukan sebuah tempat yang baik dan strategis di sebuah kampung yang bernama Kampong Baroe, pada tanggal 10 Agustus 1744.
Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1745 Gubernur Jendral van Imhoff ( 1745 - 1750 ) memerintahkan pembangunan atas tempat pilihannya itu sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg, ( artinya bebas masalah / kesulitan ). Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Proses pembangunan gedung itu dilanjutkan oleh Gubernur Jendral yang memerintah selanjutnya yaitu Gubernur Jendral Jacob Mossel yang masa dinasnya 1750 - 1761
Dalam perjalanan sejarahnya, bangunan ini sempat mengalami rusak berat sebagai akibat serangan rakyat Banten yang anti Kompeni, di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang, yang disebut Perang Banten 1750 - 1754.
Pada masa Gubernur Jendral Willem Daendels ( 1808 - 1811 ), pesanggrahan tersebut diperluas dengan memberikan penambahan baik ke sebelah kiri gedung maupun sebelah kanannya. Gedung induknya dijadikan dua tingkat. Halamannya yang luas juga dipercantik dengan mendatangkan enam pasang rusa tutul dari perbatasan India dan Nepal.
Kemudian pada masa pemerintahan Gubernur Jendal Baron van der Capellen ( 1817 - 1826 ), dilakukan perubahan besar - besaran. Sebuah menara di tengah - tengah gedung induk didirikan sehingga istana semakin megah, Sedangkan lahan di sekeliling istana dijadikan Kebun Raya yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 Mei 1817.
Gedung ini kembali mengalami kerusakan berat, ketika terjadi gempa bumi yang pada tanggal 10 oktober 1834.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer van Twist ( 1851 - 1856 ), bangunan lama sisa gempa dirubuhkan sama sekali. Kemudian dengan mengambil arsitektur eropa Abad IX, bangunan baru satu tingkat didirikan. Perubahan lainnya adalah dengan menambah dua buah jembatan penghubung Gedung Induk dan Gedung Sayap Kanan serta Sayap Kiri yang dibuat dari kayu berbentuk lengkung. Bangunan istana baru terwujud secara utuh pada masa kekuasaan Gubernur Jendral Charles Ferdinand Pahud de Montager ( 1856 - 1861 ). Dan pada pemerintahan, selanjutnya tepatnya tahun 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jendral Belanda.
Akhir perang dunia II, Jepang menyerah kepada tentara Sekutu, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Barisan Keamanan Rakyat ( BKR ) sempat menduduki Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana Buitenzourg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah republik ini pada akhir tahun 1949. Setelah masa kemerdekaan , Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari 1950.
Kepustakaan dan Benda Seni
Istana Kepresidenan Bogor mempunyai koleksi buku sebanyak 3.205 buah yang daftarnya tersedia di kepustakaan istana. Istana ini menyimpan banyak benda seni, baik yang berupa lukisan, patung, serta keramik dan benda seni lainnya. Hingga kini lukisan yang terdapat di istana ini adalah 448 buah, dimana judul/nama lukisan itu, pelukisnya, tahun dilukisnya, tersedia dalam bentuk daftar sehingga memudahkan siapa saja yang ingin memperoleh informasi tentang lukisan tersebut. Begitu pula halnya dengan patung dengan aneka bahan bakunya. Di istana ini terdapat patung sebanyak 216 buah.
Di samping lukisan dan patung, Istana Bogor juga mengoleksi keramik sebanyak 196 buah. Semua itu tersimpan di museum istana, di samping yang dipakai sebagai pemajang di setiap ruang/bangunan istana.
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)
Istana Cipanas

Kata cipanas berasal dari bahasa Sunda; ci atau cai artinya air, dan panas yaitu panas dalam bahasa Indonesia. Kata tersebut menjadi nama sebuah desa, yakni Desa Cipanas karena di tempat ini terdapat sumber air panas yang mengandung belerang.
Istana Kepresidenan Cipanas bermula dari sebuah bangunan yang didirikan pada tahun 1740 oleh pemiliknya pribadi, seorang tuan tanah Belanda bernama Van Heots. Namun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, tepatnya mulai pemerintahan Gubernur Jenderal G.W. Baron van Imhoff (1743), karena daya tarik sumber air panasnya, dibangun sebuah gedung kesehatan di sekitar sumber air panas tersebut. Kemudian, karena kharisma udara pegunungan yang sejuk serta alamnya yang bersih dan segar, bangunan itu sempat dijadikan tempat peristirahatan para Gubernur Jenderal Belanda.
Sejak didirikannya pada masa pemerintahan Belanda, Istana Kepresidenan Cipanas difungsikan sebagai tempat peristirahatan dan persinggahan. Akan tetapi sekeliling alamnya yang amat indah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjungnya, sehingga pada masa pemerintahan van Imhoff itu, tempat persinggahan/peristirahatan sempat beralih fungsi. Karena kekuatan sumber air panas yang mengandung belerang itu dan karena udara pegunungan yang sejuk dan bersih, tempat ini pernah dijadikan gedung pengobatan bagi anggota militer Kompeni yang perlu mendapat perawatan.
Komisaris Jenderal Leonard Pietr Josef du Bus de Gisignies, misalnya, tercatat yang paling senang mandi air belerang itu. Demikian pula halnya dengan Carel Sirardus Willem Graaf van Hogendorp, sekretarisnya (1820-1841). Selain itu Herman Willem Daendeles (1808-1811) dan Thomas Stanford Raffles (1811-1816) pada masa dinasnya menempatkan beberapa ratus orang di tempat tersebut; sebagian basar dari mereka bekerja di kebun apel dan kebun bunga serta di penggilingan padi, di samping yang mengurus sapi, biri - biri, dan kuda.
Secara fisik, sejak berdirinya hingga kini, perjalanan riwayat Istana Cipanas banyak berubah. Secara bertahap, dari tahun ke tahun, istana ini bertambah dan bertambah. Mulai dari tahun 1916, masih pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, tiga buah bangunan berdiri di dalam kompleks istana ini. Kini ketiganya dikenal dengan nama Paviliun Yudhistira, Paviliun Bima, dan Paviliun Arjuna.
Sembilan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1954 di masa dinas Presiden I Republik Indonesia, Soekarno, didirikan sebuah bangunan mungil, terletak di sebelah belakang Gedung Induk. Berbeda dari gedung-gedung lainnya, sekeliling dinding tembok luar serta pelataran depan dan samping bangunan ini berhiaskan batu berbentuk bentol. Dengan mengambil bentuk hiasan tembok serta pelatarannya itulah, nama gedung ini terdengar unik, yaitu Gedung Bentol. (Bentol dari bahasa sunda; padanannya dalam bahasa Indonesia bentol juga, seperti bekas gigitan nyamuk).
Dua puluh sembilan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1983, semasa Presiden II Republik Indonesia, Soeharto, dua buah paviliun lainnya menyusul berdiri, yaitu Paviliun Nakula dan Paviliun Sadewa.
Istana Kepresidenan Cipans juga pernah difungsikan sebagai tempat tinggal keluarga oleh beberapa keluarga Gubernur Jenderal Belanda. Yang pernah menghuni bangunan itu adalah keluarga Andrias Cornelis de Graaf (yang masa pemerintahannya 1926 -1931), Bonifacius Cornelius de Jonge (1931), dan yang terakhir, yang bersamaan dengan datangnya masa pendudukan Jepang (1942), adalah Tjarda van Starkenborg Stachourwer.
Setelah kemerdekaan Indonesia, secara resmi gedung tersebut ditetapkan sebagai salah satu Istana Kepresidenan Republik Indonesia dan fungsinya tetap digunakan sebagai tempat peristirahatan Presiden atau Wakil Presiden Republik Indonesia beserta keluarganya.
Istana Kepresidenan Cipanas ini juga mencatat peristiwa penting dalam sejarah garis haluan perekonomian Indonesia, yaitu bahwa pada tanggal 13 Desember 1965, Ruang Makan Gedung Induk, pernah difungsikan sebagai tempat kabinet bersidang dalam rangka penetapan perubahan nilai uang dari Rp1.000,00 menjadi Rp1,00, tepatnya pada masa Presiden Republik Indonesia Soekarno dan pada waktu Menteri Keuangan dijabat oleh Frans Seda.
Sesuai dengan fungsi Istana Kepresidenan Cipanas, tidak digunakan untuk menerima tamu negara. Namun, pada tahun 1971, Ratu Yuliana pun meluangkan waktunya untuk singgah di istana ini ketika berkunjung ke Indonesia.
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI, 2004)
Sejarah Gedung Agung  Yogyakarta

Istana kepresidenan Yogyakarta awalnya adalah rumah kediaman resmi residen Ke-18 di Yogyakarta (1823-1825). Ia seorang Belanda bernama Anthonie Hendriks Smissaert, yang sekaligus merupakan penggagas atau pemrakarsa pembangunan Gedung Agung ini. Gedung ini didirikan pada bulan Mei 1824 di masa penjajahan Belanda. Ini berawal dari keinginan adanya "istana" yang berwibawa bagi residen-residen Belanda. Arsiteknya bernama A. Payen; dia ditunjuk oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada masa itu. Gaya bangunannya mengikuti arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis.
Pecahnya Perang Diponogero (1825-1830), yang oleh Belanda disebut Perang Jawa, mengakibatkan pembangunan gedung jadi tertunda. Musibah / gempa bumi terjadi dua kali pada hari yang sama, menyebabkan tempat kediaman resmi residen Belanda itu runtuh. Namun bangunan baru didirikan dan rampung pada tahun 1869. Bangunan inilah yang menjadi Gedung Induk Kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta, yang kini disebut Gedung Negara.
Sejarah juga mencatat bahwa pada tanggal 19 Desember 1927, status administratif wilayah Yogyakarta sebagai karesidenan ditingkatkan menjadi provinsi. Penguasa tertinggi Belanda bukan lagi residen, melainkan gubernur. Dengan demikian, gedung utama yang selesai dibangun pada 1869 tersebut menjadi kediaman para gubernur Belanda di Yogyakarta hingga masuknya pendudukan Jepang. Beberapa Gubernur Belanda yang mendiami gedung tersebut adalah J.E Jasper (1926-1927), P.R.W van Gesseler Verschuur (1929-1932), H.M de Kock (1932-1935), J. Bijlevel (1935-1940), serta L Adam (1940-1942). Pada masa pendudukan Jepang, istana ini menjadi kediaman resmi penguasa Jepang di Yogyakarta, yaitu Koochi Zimmukyoku Tyookan.

Riwayat Gedung Agung itu menjadi sangat penting dan sangat berarti tatkala pemerintahan Republik Indonesia hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta. Pada tanggal 6 Januari 1946, Yogyakarta yang mendapat julukan Kota Gudeg tersebut resmi menjadi ibukota baru Republik Indonesia yang masih muda, dan istana itu pun berubah menjadi Istana Kepresidenan sebagai kediaman Presiden Soekarno, Presiden I Republik Indonesia, beserta keluarganya. Sementara Wakil Presiden Mohammad Hatta dan keluarga ketika itu tinggal di gedung yang sekarang ditempati Korem 072 / Pamungkas, yang tidak jauh dari kompleks istana.
Sejak itu, riwayat istana (terutama fungsi dan perannya) berubah. Pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI (pada tanggal 3 Juni 1947), diikuti pelantikan sebagai Pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia (pada tanggal 3 Juli 1947), serta lima Kabinet Rebulik yang masih muda itu pun dibentuk dan dilantik di Istana ini pula.
Pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948, Yogyakarta digempur oleh tentara Belanda di bawah kepemimpinan Jenderal Spoor. Peristiwa yang dikenal dengan Agresi Militer II itu mengakibatkan Presiden, Wakil Presiden, Perdana Menteri, beserta beberapa pembesar lainnya diasingkan ke luar Pulau Jawa, tepatnya ke Brastagi dan Bangka, dan baru kembali ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949. Mulai tanggal tersebut, istana kembali berfungsi sebagai tempat kediaman resmi Presiden. Namun, sejak tanggal 28 Desember 1949, yaitu dengan berpindahnya Presiden ke Jakarta, istana ini tidak lagi menjadi kediaman Presiden.
Sebuah peristiwa sejarah yang tidak dapat diabaikan adalah fungsi Gedung Agung pada awalnya berdirinya Republik Indonesia (tanggal 3 Juni 1947). Pada saat itu Gedung Agung berfungsi sebagai tempat pelantikan Jenderal Soedirman, selaku Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain itu, selama tiga tahun (1946-1949), gedung ini berfungsi sebagai tempat kediaman resmi Presiden I Republik Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada masa dinas Presiden II RI, sejak tanggal 17 April 1988, Istana Kepresidenan Yogyakarta/Gedung Agung juga digunakan untuk penyelenggaraan Upacara Taruna-taruna Akabri Udara yang Baru, dan sekaligus Acara Perpisahan Para Perwira Muda yang Baru Lulus dengan Gubernur dan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahkan, sejak tanggal 17 Agustus 1991, secara resmi Istana Kepresidenan Yogyakarta / Gedung Agung digunakan sebagai tempat memperingati Detik-Detik Proklamasi untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejalan dengan fungsinya kini, lebih dari 65 kepala negara dan kepala pemerintahan dan tamu-tamu negara, telah berkunjung atau bermalam di Gedung Agung itu. Tamu negara yang pertama berkunjung ke gedung itu adalah Presiden Rajendra Prasad dari India (1958). Pada tahun enam puluhan, Raja Bhumibol Adulyajed dari Muangthai (1960) dan Presiden Ayub Khan dari Pakistan (1960) berkunjung dan bermalam di gedung ini. Setahun kemudian (1961), tamu negara itu adalah Perdana Menteri Ferhart Abbas dari Aljazair. Pada tahun tujuh puluhan, yang berkunjung adalah Presiden D. Macapagal dari Filipina (1971), Ratu Elizabeth II dari Inggris (1974), serta Perdana Menteri Srimavo Bandaranaike dari Sri Langka (1976).
Kemudian, pada tahun delapan puluhan, tamu negara itu adalah Perdana Menteri Lee Kuan Yeuw dari Singapura (1980), Yang Dipertuan Sultan Bolkiah dari Brunei Darussalam (1984). Tamu-tamu penting lain yang pernah beristirahat di Gedung Agung, antara lain, Putri Sirindhom dari Muanghthai (1984), Ny. Marlin Quayle, Isteri Wakil Presiden Amerika Serikat (1984), Presiden F. Mitterand dari Perancis (1988), Pangeran Charles bersama Putri Diana dari Inggris (1989), dan Kepala Gereja Katolik Paus Paulus Johannes II (1989).
Pada tahun sembilan puluhan, para tamu agung yang berkunjung ke Gedung Agung itu adalah Yang Dipertuan Agung Sultan Azlan Shah dari Malaysia (1990), Kaisar Akihito Jepang (1991), dan Putri Basma dari Yordania (1996).
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)
Istana Tampak Siring

Nama Tampaksiring diambil dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu tampak (yang bermakna 'telapak ') dan siring (yang bermakna 'miring'). Menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas telapak kaki seorang Raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, tetapi bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya menyembahnya. Sebagai akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan balatentaranya untuk menghacurkannya. Namun, Mayadenawa berlari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap agar para pengejarnya tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu adalah jejak manusia, yaitu jejak Mayadenawa.
Usaha Mayadenawa gagal. Akhirnya ia ditangkap oleh para pengejarnya. Namun, sebelum itu, dengan sisa-sisa kesaktiannya ia berhasil menciptakan mata air beracun yang menyebabkan banyak kematian bagi para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air ciptannya itu. Batara Indra pun menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun tersebut. Air Penawar racun itu diberi nama Tirta Empul (yang bermakna 'airsuci'). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa denagn berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah wilayah ini dikenal dengan nama Tampaksiring.
Menurut riwayatnya, disalah satu sudut kawasan Istana Tampaksiring, menghadap kolam Tirta Empul di kaki bukit, dulu pernah ada bangunan peristirahatan milik Kerajaan Gianyar. Di atas lahan itulah sekarang berdiri Wisma Merdeka , yaitu bagian dari Istana Tampaksiring yang pertama kali dibangun.
Istana Kepresidenan Tampaksiring berdiri atas prakarsa Presiden I Republik Indonesia, Soekarno, sehingga dapat dikatakan Istana Kepresidenan Tampaksiring merupakan satu-satunya istana yang dibangun pada masa pemerintahan Indonesia.
Pembangunan istana dimulai taun 1957 hingga tahun 1960. Namun, dalam rangka menyongsong kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV (ASEAN Summit XIV) yang diselenggarakan pada tanggal 7-8 Oktober 2003, Istana Tampaksiring menambahkan bangunan baru berikut fasilitas - fasilitasnya, yaitu gedung untuk Konferensi dan untuk resepsi. Selain itu, istana juga merenovasi Balai Wantilan sebagai gedung pagelaran kesenian.
Istana Kepresidenan Tampaksiring dibangun secara bertahap. Arsiteknya ialah R.M Soedarsono. Yang pertama kali dibangun adalah Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira, yakni pada tahun 1957. Pembangunan berikutnya dilaksanakan tahun 1958, dan semua bangunan selesai pada tahun 1963. Selanjutnya, untuk kepentingan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV, yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 7-8 Oktober 2003, Istana dibangun gedung baru untuk Konferensi beserta fasilitas-fasilitasnya dan merenovasi Balai Wantilan. Kini Tampaksiring juga memberikan kenyamanan kepada pengunjungnya (dalam rangka kepariwisataan) dengan membangun pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan Candi Bentar, Koro Agung, serta Lapangan Parkir berikut Balai Bengongnya.
Sejak dirancangnya / direncanakan, pembangunan Istana Kepresidenan Tampaksiring difungsikan untuk tempat peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga dan bagi tamu-tamu negara. Usai pembangunan istana ini, yang pertama berkunjung dan bermalam di istana adalah pemrakarsanya, yaitu Presiden Soekarno. Tamu Negara yang bertama kali menginap di istana ini ialah Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand, yang berkunjung ke Indonesia bersama permaisurinya, Ratu Sirikit (pada tahun 1957).
Menurut catatan, tamu-tamu negara yang pernah berkunjung ke Istana Kepresidenan Tampaksiring, antara lain adalah Presiden Ne Win dari Birma ( sekarang Myanmar), Presiden Tito dari Yugoslavia, Presiden Ho Chi Minh dari Vietnam, Perdana Menteri Nehru dari India, Perdana Menteri Khruchev dari Uni Soviet, Ratu Juliana dari Negeri Belanda, dan Kaisar Hirihito dari Jepang.
(Istana Kepresidenan RI , 2004, Sekretariat Presiden RI)
Sumber : http://www.presidenri.go.id/


{[['']]}

Sejarah Berdirinya Bandung


Sebelum Kabupaten Bandung berdiri, daerah Bandung dikenal dengan sebutan "Tatar Ukur". Menurut naskah Sadjarah Bandung, sebelum Kabupaten Bandung berdiri, Tatar Ukur adalah termasuk daerah Kerajaan Timbanganten dengan ibukota Tegalluar. Kerajaan itu berada dibawah dominasi Kerajaan Sunda-Pajajaran. Sejak pertengahan abad ke-15, Kerajaan Timbanganten diperintah secara turun temurun oleh Prabu Pandaan Ukur, Dipati Agung, dan Dipati Ukur.


Pada masa pemerintahan Dipati Ukur, Tatar Ukur merupakan suatu wilayah yang cukup luas, mencakup sebagian besar wilayah Jawa Barat, terdiri atas sembilan daerah yang disebut "Ukur Sasanga".

Setelah Kerajaan Sunda-Pajajaran runtuh (1579/1580) akibat gerakan Pasukan Banten dalam usaha menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat, Tatar Ukur menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, penerus Kerajaan Pajajaran. Kerajaan Sumedanglarang didirikan dan diperintah pertama kali oleh Prabu Geusan Ulun pada (1580-1608), dengan ibukota di Kutamaya, suatu tempat yang terletak sebelah Barat kota Sumedang sekarang. Wilayah kekuasaan kerajaan itu meliputi daerah yang kemudian disebut Priangan, kecuali daerah Galuh (sekarang bernama Ciamis).
Ketika Kerajaan Sumedang Larang diperintah oleh Raden Suriadiwangsa, anak tiri Geusan Ulun dari Ratu Harisbaya, Sumedanglarang menjadi daerah kekuasaan Mataram sejak tahun 1620. Sejak itu status Sumedanglarang pun berubah dari kerajaan menjadi Kabupaten dengan nama Kabupaten Sumedang. Mataram menjadikan Priangan sebagai daerah pertahanannya di bagian Barat terhadap kemungkinan serangan Pasukan Banten dan atau Kompeni yang berkedudukan di Batavia, karena Mataram di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) bermusuhan dengan Kompeni dan konflik dengan Kesultanan Banten.
Untuk mengawasi wilayah Priangan, Sultan Agung mengangkat Raden Aria Suradiwangsa menjadi Bupati Wedana (Bupati Kepala) di Priangan (1620-1624), dengan gelar Pangeran Rangga Gempol Kusumadinata, terkenal dengan sebutan Rangga Gempol I. Tahun 1624 Sultan agung memerintahkan Rangga Gempol I untuk menaklukkan daerah Sampang (Madura). Karenanya, jabatan Bupati Wedana Priangan diwakilkan kepada adik Rangga Gempol I pangeran Dipati Rangga Gede. Tidak lama setelah Pangeran Dipati Rangga Gede menjabat sebagai Bupati Wedana, Sumedang diserang oleh Pasukan Banten. Karena sebagian Pasukan Sumedang berangkat ke Sampang, Pangeran Dipati Rangga Gede tidak dapat mengatasi serangan tersebut.

    Akibatnya, ia menerima sanksi politis dari Sultan Agung. Pangeran Dipati Rangga Gede ditahan di Mataram. Jabatan Bupati Wedana Priangan diserahkan kepada Dipati Ukur, dengan syarat ia harus dapat merebut Batavia dari kekuasaan Kompeni. Tahun 1628 Sultan Agung memerintahkan Dipati Ukur untuk membantu pasukan Mataram menyerang Kompeni di Batavia. Akan tetapi serangan itu mengalami kegagalan. Dipati Ukur menyadari bahwa sebagai konsekwensi dari kegagalan itu ia akan mendapat hukuman seperti yang diterima oleh Pangeran Dipati Rangga Gede, atau hukuman yang lebih berat lagi. Oleh karena itu Dipati Ukur beserta para pengikutnya membangkang terhadap Mataram. Setelah penyerangan terhadap Kompeni gagal, mereka tidak datang ke Mataram melaporkan kegagalan tugasnya. Tindakan Dipati Ukur itu dianggap oleh pihak Mataram sebagai pemberontakan terhadap penguasa Kerajaan Mataram.
Terjadinya pembangkangan Dipati Ukur beserta para pengikutnya dimungkinkan, antara lain karena pihak Mataram sulit untuk mengawasi daerah Priangan secara langsung, akibat jauhnya jarak antara Pusat Kerajaan Mataram dengan daerah Priangan. Secara teoritis, bila daerah tersebut sangat jauh dari pusat kekuasaan, maka kekuasaan pusat di daerah itu sangat lemah. Walaupun demikian, berkat bantuan beberapa Kepala daerah di Priangan, pihak Mataram akhirnya dapat memadamkan pemberontakan Dipati Ukur. Menurut Sejarah Sumedang (babad), Dipati Ukur tertangkap di Gunung Lumbung (daerah Bandung) pada tahun1632. Setelah "pemberontakan" Dipati Ukur dianggap berakhir, Sultan Agung menyerahkan kembali jabatan Bupati Wedana Priangan kepada Pangeran Dipati Rangga Gede yang telah bebas dari hukumannya. Selain itu juga dilakukan reorganisasi pemerintahan di Priangan untuk menstabilkan situasi dan kondisi daerah tersebut. Daerah Priangan di luar Sumedang dan Galuh dibagi menjadi tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Parakanmuncang dan Kabupaten Sukapura dengan cara mengangkat tiga kepala daerah dari Priangan yang dianggap telah berjasa menumpas pemberontakan Dipati Ukur.
Silsilah Prabu Siliwangi - Dipati Ukur
Ketiga orang kepala daerah dimaksud adalah Ki Astamanggala, umbul Cihaurbeuti diangkat menjadi mantri agung (bupati) Bandung dengan gelar Tumenggung Wiraangunangun, Tanubaya sebagai bupati Parakanmuncang dan Ngabehi Wirawangsa menjadi bupati Sukapura dengan gelar Tumenggung Wiradadaha. Ketiga orang itu dilantik secara bersamaan berdasarkan "Piagem Sultan Agung", yang dikeluarkan pada hari Sabtu tanggal 9 Muharam Tahun Alip (penanggalan Jawa). Dengan demikian, tanggal 9 Muharam Taun Alip bukan hanya merupakan hari jadi Kabupaten Bandung tetapi sekaligus sebagai hari jadi Kabupaten Sukapura dan Kabupaten Parakanmuncang.
Samudera Indonesia
Berdirinya Kabupaten Bandung, berarti di daerah Bandung terjadi perubahan terutama dalam bidang pemerintahan. Daerah yang semula merupakan bagian (bawahan) dari pemerintah kerajaan (Kerajaan Sunda-Pajararan kemudian Sumedanglarang) dengan status yang tidak jelas, berubah menjadi daerah dengan status administrative yang jelas, yaitu Kabupaten. Setelah ketiga bupati tersebut dilantik di pusat pemerintahan Mataram, mereka kembali ke daerah masing-masing. Sajarah Bandung (naskah) menyebutkan bahwa Bupati Bandung Tumeggung Wiraangunangun beserta pengikutnya dari Mataram kembali ke Tatar Ukur. Pertama kali mereka datang ke Timbanganten. Di sana bupati Bandung mendapatkan 200 cacah. Selanjutnya Tumenggung Wiraangunangun bersama rakyatnya membangun Krapyak, sebuah tempat yang terletak di tepi Sungat Citarum dekat muara Sungai Cikapundung, (daerah pinggiran Kabupaten Bandung bagian Selatan) sebagai ibukota Kabupaten. Sebagai daerah pusat Kabupaten Bandung, Krapyak dan daerah sekitarnya disebut Bumi Tatar Ukur Gede.
Wilayah administrative Kabupaten Bandung di bawah pengaruh Mataram (hingga akhir abad ke-17), belum diketahui secara pasti, karena sumber akurat yang memuat data tentang hal itu tidak/belum ditemukan. Menurut sumber pribumi, data tahap awal Kabupaten Bandung meliputi beberapa daerah antara lain Tatar Ukur, termasuk daerah Timbanganten, Kahuripan, Sagaraherang, dan sebagian Tanah medang.
Boleh jadi, daerah Priangan di luar Wilayah Kabupaten Sumedang, Parakanmuncang, Sukapura dan Galuh, yang semula merupakan wilayah Tatar Ukur (Ukur Sasanga) pada masa pemerintahan Dipati Ukur, merupakan wilayah administrative Kabupaten Bandung waktu itu. Bila dugaan ini benar, maka Kabupaten Bandung dengan ibukota Karapyak, wilayahnya mencakup daerah Timbanganten, Gandasoli, Adiarsa, Cabangbungin, Banjaran, Cipeujeuh, Majalaya, Cisondari, Rongga, Kopo, Ujungberung dan lain-lain, termasuk daerah Kuripan, Sagaraherang dan Tanahmedang.
Kabupaten Bandung sebagai salah satu Kabupaten yang dibentuk Pemerintah Kerajaan Mataram, dan berada di bawah pengaruh penguasa kerajaan tersebut, maka sistem pemerintahan Kabupaten Bandung memiliki sistem pemerintahan Mataram. Bupati memiliki berbagai jenis symbol kebesaran, pengawal khusus dan prajurit bersenjata. Simbol dan atribut itu menambah besar dan kuatnya kekuasaan serta pengaruh Bupati atas rakyatnya. Besarnya kekuasaan dan pengaruh bupati, antara lain ditunjukkan oleh pemilikan hak-hak istimewa yang biasa dmiliki oleh raja. Hak-hak dimaksud adalah hak mewariskan jabatan, hak memungut pajak dalam bentuk uang dan barang, hak memperoleh tenaga kerja (ngawula), hak berburu dan menangkap ikan dan hak mengadili.
Dengan sangat terbatasnya pengawasan langsung dari penguasa Mataram, maka tidaklah heran apabila waktu itu Bupati Bandung khususnya dan Bupati Priangan umumnya berkuasa seperti raja. Ia berkuasa penuh atas rakyat dan daerahnya. Sistem pemerintahan dan gaya hidup bupati merupakan miniatur dari kehidupan keraton. Dalam menjalankan tugasnya, bupati dibantu oleh pejabat-pejabat bawahannya, seperti patih, jaksa, penghulu, demang atau kepala cutak (kepala distrik), camat (pembantu kepala distrik), patinggi (lurah atau kepala desa) dan lain-lain.
Kabupaten Bandung berada dibawah pengaruh Mataram sampai akhir tahun 1677. Kemudian Kabupaten Bandung jatuh ketangan Kompeni. Hal itu terjadi akibat perjanjian Mataram - Kompeni (perjanjian pertama) tanggal 19-20 Oktober 1677. Di bawah kekuasaan Kompeni (1677-1799), Bupati Bandung dan Bupati lainnya di Priangan tetap berkedudukan sebagai penguasa tertinggi di Kabupaten, tanpa ikatan birokrasi dengan Kompeni.Sistem pemerintahan Kabupaten pada dasarnya tidak mengalami perubahan, karena Kompeni hanya menuntut agar bupati mengakui kekuasaan Kompeni, dengan jaminan menjual hasil-hasil bumi tertentu kepada VOC. Dalam hal ini bupati tidak boleh mengadakan hubungan politik dan dagang dengan pihak lain. Satu hal yang berubah adalah jabatan bupati wedana dihilangkan. Sebagai gantinya, Kompeni mengangkat Pangeran Aria Cirebon sebagai pengawas (opzigter) daerah Cirebon - Priangan (Cheribonsche Preangerlandan).
Salah satu kewajiban utama Bupati terhadap kompeni adalah melaksanakan penanaman wajib tanaman tertentu, terutama kopi, dan menyerahkan hasilnya. Sistem penanaman wajib itu disebut Preangerstelsel. Sementara itu bupati wajib memelihara keamanan dan ketertiban daerah kekuasaannya. Bupati juga tidak boleh mengangkat atau memecat pegawai bawahan bupati tanpa pertimbangan Bupati Kompeni atau penguasa Kompeni di Cirebon. Agar bupati dapat melaksanakan kewajiban yang disebut terakhir dengan baik, pengaruh bupati dalam bidang keagamaan, termasuk penghasilan dari bidang itu, seperti bagian zakat fitrah, tidak diganggu baik bupati maupun rakyat (petani) mendapat bayaran atas penyerahan kopi yang besarnya ditentukan oleh Kompeni.
Hingga berakhirnya kekuasaan Kompeni - VOC akhir tahun 1779, Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak. Selama itu Kabupaten Bandung diperintah secara turun temurun oleh enam orang bupati. Tumenggung Wiraangunangun (merupakan bupati pertama) angkatan Mataram yang memerintah sampai tahun 1681. Lima bupati lainnya adalah bupati angkatan Kompeni yakni Tumenggung Ardikusumah yang memerintah tahun 1681-1704, Tumenggung Anggadireja I (1704-1747), Tumenggung Anggadireja II (1747-1763), R. Anggadireja III dengan gelar R.A. Wiranatakusumah I (1763-1794) dan R.A. Wiranatakusumah II yang memerintah dari tahun 1794 hingga tahun 1829. Pada masa pemerintahan Bupati R.A. Wiranatakusumah II, ibukota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Karapyak ke Kota Bandung.

Bupati Bandung Dari Masa ke Masa Tahun 1846-2010

  1. R. WIRANATAKUSUMAH IV Periode 1846-1874
  2. R.A. KUSUMAHDILAGA Periode 1874-1893
  3. R.A.A MARTANEGARA Periode 1893-1918
  4. R.H.A.A. WIRANATAKUSUMAH V Periode 1920-1931, 1935-1945
  5. R.T. HASAN SUMADIPRADJA Periode 1931-1935
  6. R.T. E. SURIAPUTRA Periode 1945-1947
  7. R.T.M. WIRANATAKUSUMAH VI Periode 1947-1956
  8. R. APANDI WIRADIPUTRA Periode 1956-1957
  9. R. MEMED ARDIWILAGA, BA. Periode 1960-1967
  10. ANUMERTA MASTURI Periode 1967-1969
  11. R.H. LILY SUMANTRI Periode 1969-1975
  12. SANI LUPIAS ABDURACHMAN Periode 1980-1985
  13. H.D. CHERMAN E. Periode 1985-1990
  14. H.U. HATTA JATIPERMANA Periode  1990-2000
  15. H. OBAR SOBARNA, S.Ip. Periode 2000-2010

{[['']]}
Lihat PETA WISATA ZI'ARAH CIKUNDUL di peta yang lebih besar
Lisensi Creative Commons
WISATACIKUNDUL oleh BUDAKSHARETM disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/.
Izin di luar dari ruang lingkup lisensi ini dapat tersedia pada @WISATACIKUNDUL.

 
Support : MOVIE LIVE | LIVE DOWNLOAD
Profile Google + : PUTRA SUNDA | BUDAKSHARE-TM
Copyright © 2014. WISATA CIKUNDUL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Follow on FACEBOOK : (1) Wisata Cikundul
Follow on TWITER : (2) Wisata Cikundul
Loading the player...