{[['']]}
Temuan Perabotan Nyi Subang Larang di Kebun Jati
on Saturday, July 2, 2011 at 9:40am
SEBUAH cagar budaya baru peninggalan
prasejarah zaman kerajaan Padjadjaran, ditemukan di Desa Nagerang,
Keeamatan Binong, Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar). Cagar budaya
ini, sebagai penanda tempat tinggal Nyi Mas Ayu Subang Larang, Istri
Prabu Siliwangi, Raja Padjadjaran.
Peneliti dari Balai Arkelogi Bandung, Lutfi Yondri mengatakan, di lokasi yang dikenal sebagai Teluk Agung -kini berubah jadi kebun jati itu- menemukan tanda-tanda kehidupan pra sejarah. “Kami menemukan manik-manik dan perkakas bekas perabotan Nyi Subang Larang,” katanya di Subang, Jumat (1/7).
Lutfi menunjukkan berbagai benda berkas terkubur di lokasi itu, misalnya gelang dan kalung. Lutfi akan terus mendalami keberadaan bukti-bukti cagar budaya prasejarah di Teluk Agung itu. “Yang terpenting diperhatikan saat ini, jangan sampai setiap benda hasil penemuan itu terganggu atau diganggu,” ujar dia.
TAHAP AWAL, DISPARBUD JABAR, MEMBERIKAN BANTUAN DANA RP500 JUTA UNTUK MEMBANGUN PINTU GERBANG DAN BENTENG DI SEKeLILING LOKASI CAGAR BUDAYA.
Peneliti sejarah Prabu Siliwangi, Dasep Arifin, mengatakan, makin yakin kalau Nyi Ayu Subang Larang memang pernah menetap di Teluk Agung, Nangerang itu. “Bukti-bukti yang ditemukan sudah menguatkan.”
Dase menjelaskan, Subang Larang, kakak dari pendekar yang melegenda yakni Joko Tingkir. Keduanya, anak Prabu Siliwangi seibu, yakni dari selir Dewi Khona’ah. Joko Tingkir, kelak berguru kepada Syeh Quro Nahdatul Ain, di Karawang. Cagar budaya itu perlu dipelihara dim dilestarikan sebagai bukti perjalanan sejarah Raja Padjadjaran yang dikenal berganti rupa menjadi Maung Siliwangi. “Saya tak setuju, kalau tempat itu dikeramatkan.”
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, mengukuhkan cagar budaya Teluk Agung sebagai cagar budaya baru, Itu dibuktikan dengan mendapatkan penetapan langsung dari Kepala Disparbud Jabar, Herdiwan, didampingi Acil Bimbo dan Dasep Arifin, dari Dewan Kasepuhan Padjadjaran, Kamis (30/6).
Tahap awal, Disparbud Jabar, memberikan bantuan dana Rp500 juta untuk membangun pintu gerbang dan benteng di sekililing lokasi cagar budaya, melalui Yayasan Subang Larang. “Supaya, lokasi cagar budaya, kelak membawa manfaat bagi warga Jabar,” ucap Herdian .• Deta Surya. JURNAL NASIONAL :: 2 Juli 2011, Hal. 16
INILAH.COM, Subang – Sebulan setelah ditetapkan, Situs Subang Larang mulai dibanjiri peziarah. Terlebih menjelang datangnya bulan Ramadan.
Dalam sepekan terakhir ini, tercatat jumlah peziarah yang datang ke situs purbakala istri Prabu Siliwangi, Nyai Subang Larang di Desa Nangerang, Kecamatan Binong, Subang pada angka tertinggi bisa mencapai 3.000 orang.
“Waktu malam Selasa kemarin, saya kira jumlah peziarah yang datang bisa mencapai 3.000 orang. Mereka datang secara bergelombang dari siang sampai malam hari,” ujar Kepala Bidang Budaya, Dinas Budaya, Wisata dan Olahraga (Disbudpora) Subang Mulyana kepada INILAH.COM, Selasa (26/7/2011) sore.
Dari pantauan, para peziarah tidak saja datang dari Jawa Barat. Tidak sedikit mereka yang datang dari luar Jabar bahkan dari Sumatera. Aktivitas yang mereka lakukan adalah membaca doa dan zikir di sekitar situs Nyai Subang Larang.
“Mereka yang datang langsung melakukan taawasul dan baca doa. Ada juga yang selesai tawashul pulang, tidak sedikit yang menunggu jam 00.00 zikir bersama dengan dipimpin salah seorang tokoh,” imbuhnya.
Situs Subang Larang yang ditemukan berupa bebatuan dan perhiasan serta sejumlah benda peninggalan Nyai Subang Larang. Situs itu pertama kali ditemukan pada 1979 dan 1981 di daerah Teluk Agung dan Muara Jati oleh Abah Roheman, warga setempat.
Setelah melalui tahapan kajian dan penelitian para ahli arkeologi, benda purbakala itu disimpulkan memiliki kesamaan dengan yang ada di Pakuan, Bogor. Hari ini genap satu bulan situs itu ditetapkan. [gin]
Situs Nyai Subang Larang, Subang Larang Santriwati Syech Quro
Selasa, Juli 05, 2011 Radar Karawang
KETUA Yayasan Gelok Cipunagara, Endang, ketika menyaksikan Ketua
Yayasan Subang Larang, Sonjaya, saat disemat lambang kujang oleh Acil
Bimbo.
SITUS Nyai Subang Larang akhirnya terkuak di Desa Nangerang,
Kecamatan Binong. Banyak yang berharap penemuan situs itu akan menjadi
pencerahan yang nantinya bisa menjadi acuan terhadap tabir yang
menyelimuti riwayat tanah Sunda.
oleh: Pirdaus, Subang
Terkait penemuan situs Nyai Subang Larang itu, Yayasan Gelok
Cipunagara, langsung membeberkan riwayat Nyai Subang Larang. Dituturkan
Endang, ketua yayasan itu, sejarah Nyai Subanglarang memiliki nilai
sejarah tinggi bagi Kabupaten Subang. Diharapkan dengan dikukuhkannya
situs tersebut akan menambah tempat wisata Subang sekaligus dapat
mengangkat dan mengingatkan kembali pengisi Kabupaten Subang untuk
mengingat sejarah era terdahulunya.
“Subang Larang adalah pimpinan Gelok tentunya situs Subang Larang
dapat dijadikan lokasi wisata akan lebih ramai dikunjungi orang dari
pada lokasi situs Gelok yang saya tempati. Gelok saja yang merupakan
kepercayaan Subang Larang pengunjungnya ribuan apalagi Subang Larang
sebagai atasannya,” ucap Endang.
Endang membeberkan, masa jayanya kepemimpinan Eyang Prabu Siliwangi
pada abad ke-15, yang kemudian menjadikan Islam sebagai agama secara
aman dan damai. Kedamaian tersebut diawali adanya pernikahan yang kedua
Sang Prabu Siliwangi dengan Nyai Subang Larang yang merupakan putri Ki
Gedeng Tapa, Syah Bandar Cirebon.
Nyai Subang Larang merupakan santri Syekh Quro atau Syekh
Hasanuddin yang digembleng di Pesantren Syeh Quro di Karawang. Dinasti
Eyang Prabu Siliwangi dari pernikahannya dengan Nyai Subang Larang,
melahirkan tiga orang putra dan putri. Yakni Pangeran Walangsungsang,
Nyai Lara Santang dan Raja Sangara.
Saat itu, dilanjutkan Endang, Syekh Quro yang dikenal pula dengan
nama Syekh Hasanuddin, memegang peranan penting dalam masuknya pengaruh
ajaran Islam ke keluarga Sang Prabu Siliwangi. Persahabatan Ki Gedeng
Tapa dengan Syekh Quro, menjadikan putrinya, Subang Larang masantren di
Pesantren Syekh Quro. Adapun kedudukan Ki Gedeng Tapa adalah sebagai
Syahbandar di Cirebon. Menggantikan Ki Gedeng Sindangkasih setelah
wafat. Ki Gedeng Tapa dikenal pula dengan nama Ki Gedeng Jumajan Jati.
Dalam Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari-CPCN karya Pangeran Arya
Cirebon yang ditulis pada tahun 1720 m atas dasar Negarakerta Bumi,
menuturkan bahwa Ki Gedeng Sindangkasih memiliki kewenangan yang sangat
besar. Kewengannya tidak hanya sebagai Syahbandar di Cirebon semata. Dia
juga memiliki kewenangan mengangkat menantunya, Raden Pamanah Rasa
sebagai Maharaja Pakuan Pajajaran dengan gelar Sang Prabu Siliwangi.
Endang mengisahkan istri pertama Eyang Prabu Siliwangi adalah Nyi
Ambet Kasih putri kandung Ki Gedeng Sindangkasih. Adapun Istri keduanya
bernama Subang Larang putri dari Ki Gedeng Tapa yang kini situsnya telah
ditemukan di Bangerang, Binong yang sebelumnya ditemukan situs ponggawa
utamanya bernama Gelok di Cipunagara yang ramai dikunjungi orang dan
diwadahi dengan nama Yayasan Gelok Cipunagara.
Sementara Isteri yang ketiganya ketiga, Nyai Aciputih Putri dari Ki
Dampu Awang. Atas peristiwa pergantian kedudukan tersebut, Ki Gedeng
Tapa dan Sang Prabu Siliwangi memiliki kesamaan pewarisan. Yang mana
keduanya memperoleh kekuasaan berasal dari Ki Gedeng Sindangkasih
setelah wafat. Hubungan antara keduanya dikuatkan dengan pertalian
pernikahan. (bersambung)
Situs Subang Larang jadi Wisata Budaya
Kamis, 30 Juni 2011 19:36 oleh: annas nashrullah
TINJAU BINONG- Lokasi
penemuan benda purbakala bernilai sejarah, situs Nyai Subang Larang
akan melengkapi jumlah wisata budaya di Kabupaten Subang. Pihak
Pemerintah Provinsi berencana akan menjadikan situs istri Prabu
SIliwangi itu menjadi wisata budaya.
Untuk mendukung itu, Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pariwisata dan
Budaya Jabar akan mengucurkan dana sebesar Rp500 juta untuk penataan
dan pengelolaan situs nyai Subang Larang yang bersumber dari APBD
Perubahan 2011 Jabar.
“Saya barusan kordinasi dengan BAPPEDA. Kalau Rp500 juta akan disiapkan pada APBD tahun ini, untuk penataan area ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Herdiyawan
pada Pengujuhan Situs Subang Larang di Desa Nanggerang, Kecamatan Binong, Subang Kamis (30/6/2011).
Dana tersebut, kata Herdiyawan bisa dimanfaatkan untuk pemagaran area situs, pembuatan gerbang Situs Subang Larang, penataan area dan lainnya. Bahkan dalam impian Herdiyan, di tempat itu ada pedagang aksesoris budaya. “Rp500 juta bukan untuk pemagaran saja, tidak harus satu desa ini dipagar, area situsnya saja dulu,” imbuhnya.
Seorang warga abah Roheman menemukan situs Subang Larang itu di dua tempat yakni Teluk Agung dan Muarajati Desa nangerangm kecamatan Binong. Benda sejarah berupa batu, bejana ukuran kecil dan manic-manik ditemukan pada tahun 1979 dan 1981. Setelah dilakukan kajian ahli Arkeologi, benda purbakala itu memiliki nilai historis lahirnya Rara Santang atau Sunan Gunudjati.
Subang Larang sendiri merupakan istri Pamanah Rasa atau Prabu Siliwangi. Dari pernikahannya itu, Subang Larang melahirkan beberapa keturunan diantaranya Rara Santang melahirkan Sunan Gunung Djati dan Kerajaan di Banten, Sultan Hasanudin.
Sumber :http://menarahati.wordpress.com/2012/02/21/wisata-sejarah-subang-larang/
“Saya barusan kordinasi dengan BAPPEDA. Kalau Rp500 juta akan disiapkan pada APBD tahun ini, untuk penataan area ini,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Herdiyawan
pada Pengujuhan Situs Subang Larang di Desa Nanggerang, Kecamatan Binong, Subang Kamis (30/6/2011).
Dana tersebut, kata Herdiyawan bisa dimanfaatkan untuk pemagaran area situs, pembuatan gerbang Situs Subang Larang, penataan area dan lainnya. Bahkan dalam impian Herdiyan, di tempat itu ada pedagang aksesoris budaya. “Rp500 juta bukan untuk pemagaran saja, tidak harus satu desa ini dipagar, area situsnya saja dulu,” imbuhnya.
Seorang warga abah Roheman menemukan situs Subang Larang itu di dua tempat yakni Teluk Agung dan Muarajati Desa nangerangm kecamatan Binong. Benda sejarah berupa batu, bejana ukuran kecil dan manic-manik ditemukan pada tahun 1979 dan 1981. Setelah dilakukan kajian ahli Arkeologi, benda purbakala itu memiliki nilai historis lahirnya Rara Santang atau Sunan Gunudjati.
Subang Larang sendiri merupakan istri Pamanah Rasa atau Prabu Siliwangi. Dari pernikahannya itu, Subang Larang melahirkan beberapa keturunan diantaranya Rara Santang melahirkan Sunan Gunung Djati dan Kerajaan di Banten, Sultan Hasanudin.
Sumber :http://menarahati.wordpress.com/2012/02/21/wisata-sejarah-subang-larang/
Post a Comment