Home
»
Jejak Sejarah
,
Kisah Misterius
,
Wisata lain
,
Wisata Minat Khusus
»
Beberapa Pernyataan Paus Benedictus Tentang Islam Yang Perlu Digarisbawahi
Beberapa Pernyataan Paus Benedictus Tentang Islam Yang Perlu Digarisbawahi
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
11:26 AM
with
No comments
{[['']]}
Hubungan dua agama besar, yaitu Islam dan Kristen, senantiasa mengalami pasang surut. Akhir-akhir ini, dikarenakan distorsi informasi dan kurangnya pemahaman yang mencukupi, dunia Kristen tidak memiliki pandangan yang benar terhadap Islam. Oleh karena itu, pandangan para pemimpin Kristen mengenai Islam jelas memberi pengaruh dalam usaha perbaikan hubungan antara dunia Islam dan Kristen. Pada masa kepemimpinannya, Paus Paulus Kedua mempunyai pandangan yang lebih realistis terhadap Islam. Dia bahkan memberikan dukungan terhadap diadakannya dialog antara Islam dan Kristen.
Berbagai analisis telah dibuat mengenai pandangan-pandangan Paus Benedictus ke-16 berkaitan Islam. Sebagian pengamat mengatakan bahwa dia termasuk kalangan ruhaniawan Vatikan yang konservatif. Artinya, Paus Benedictus memiliki sikap fanatisme terhadap Kristen sehingga dia tidak begitu menyambut baik dialog antar-agama, termasuk dialog dengan Islam.
Namun, beberapa sumber lain menyebutkan bahwa Paus Benedictus memiliki pandangan yang cukup positif mengenai Islam. Untuk meninjau lebih jauh masalah ini, marilah kita membahas hasil wawancara yang dilakukan media massa Barat dengan Paus Benedictus ke-16.
Dalam wawancaranya dengan suratkabar De Welat cetakan Jerman, Paus Benedictus memuji sebagian nilai-nilai Islam dan mengkritik sebagian lain. Sebagai contoh, Paus baru ini memuji kecenderungan iman dan akhlak umat Islam yang dilakukan secara terorganisir. Di bagian lain wawancaranya, Paus Benedictus ke 16 memetakan umat Islam sbb. “Terdapat perbedaan besar antara Islam Indonesia dan Islam Afrika serta semenanjung Arab.” Paus Benedictus juga mengatakan, “Saat ini seorang muslim Eropa mengambil ilham dari elemen budaya Eropa.”
Meskipun secara lahiriah, apa yang disampaikan oleh Paus baru ini sepertinya benar, tetapi jika kita memperhatikan lebih mendalam, kita akan dapati bahwa sesungguhnya, kenyataan menunjukkan sebaliknya. Umat Islam di manapun berada memiliki dasar kepercayaan, nilai moral, manasik ibadah, dan aturan-aturan yang sama. Oleh karena itu, sebenarnya pembagian yang dilakukan oleh Paus Benedictus lebih tepat bila disebut sebagai pembagian tradisi dan budaya umat Islam. Secara alamiah, setiap negara memiliki tradisi dan budaya masing-masing. Itulah sebabnya, tradisi umat Islam di Indonesia akan berbeda dengan tradisi umat Islam di Afrika. Namun, ajaran dan konsep agama yang dipeluk umat Islam di seluruh dunia adalah satu.
Di bagian lain wawancaranya, Paus Benedictus ke-16 menambahkan,“Islam merupakan agama yang amat beragam dan agama ini tidak bisa dikaitkan dengan terorisme” Meskipun dalam ucapan ini, Paus Benedictus sekali lagi menyinggung mengenai keberagaman agama Islam, tetapi dalam pernyataan ini, dia menekankan bahwa tuduhan terorisme terhadap umat Islam adalah tidak benar. Pernyataan Paus Benedictus dalam hal ini adalah pandangan yang tepat mengenai Islam, yaitu bahwa Islam sama sekali bukan agama yang mendukung terorisme. Sama seperti agama-agama samawi lainnya, Islam adalah agama yang mengajarkan cinta damai dan kasih sayang sesama manusia.
Tuduhan yang dilemparkan terhadap Islam berkaitan dengan terorisme merupakan rekayasa yang dilakukan oleh media massa yang berafiliasi dengan pemerintah Amerika dan rezim Zionis. Sesungguhnya, Islam merupakan agama yang berlandaskan kepada spiritualisme dan moral, serta menentang terorisme dan kekerasan. Berlandaskan kepada ajaran Islam, siapapun yang menyebut dirinya muslim, ia tidak berhak untuk melakukan pembunuhan terhadap orang yang tidak berdosa. Namun demikian, Islam juga memerintahkan umatnya untuk teguh membela hak miliknya dan tanah airnya. Pembelaan terhadap tanah air dan hak milik juga diakui secara resmi oleh undang-undang internasional. Dengan kata lain, pembelaan terhadap tanah air dan hak milik bukanlah sebuah bentuk terorisme.
Di bagian lain, Paus Benedictus ke-16 mengkritik konsep Islam yang tidak memisahkan antara urusan ibadah dan urusan duniawi. Padahal, dalam pandangan Islam, justru penyatuan antara urusan dunia dan akhirat-lah yang membuat manusia maju. Islam percaya adanya pahala dan balasan di akhirat atas segala perilaku manusia di dunia, sehingga umat Islam harus bekerja sebaik mungkin di dunia agar kelak ia bahagia di akhirat. Islam adalah sebuah agama yang mengakomodasikan semua aspek kehidupan manusia, termasuklah aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Dalam rangka ini pula, Islam percaya bahwa politik haruslah dilaksanakan dengan tujuan kemaslahatan masyarakat.
Paus Benedictus ke-16 dalam bagian lain dari wawancaranya juga menyampaikan kritikan tentang Al Quran. Dia mengatakan, “Kelemahan budaya Islam ialah kebergantungannya kepada sebuah kitab saja, yaitu Al Quran. Mereka mengatakan bahwa semua kalimat dalam Al Quran adalah wahyu Tuhan, padahal hal itu masih harus diteliti lebih lanjut.” Pernyataan Paus Benedictus ini jelas bertentangan dengan kenyataan. Ketergantungan umat Islam kepada Al Quran bukanlah sebuah kelemahan budaya, karena kitab samawi ini justru merupakan jalan penyelamat bagi manusia. Dewasa ini banyak sekali cendikiawan non-muslim yang telah mengakui bahwa Al Quran merupakan sebuah kitab yang tidak ada tolok bandingnya. Bahkan banyak ilmuwan yang telah menemukan kesesuaian berbagai ayat dalam Al Quran dengan kenyataan ilmiah. Selain itu, keutamaan Al Quran adalah kemurniannya. Berbeda dengan kitab-kitab agama samawi lain, Al Quran sama sekali tidak mengalami pendistorsian sejak pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saaw.
Paus Benedictus ke-16 dalam kesempatan itu juga menyampaikan harapannya agar di negara-negara Arab lebih banyak lagi dibangun gereja-gereja. Dalam ajaran Islam, hak dan kebebasan umat beragama lain selalu dilindungi. Hal ini juga diakui oleh Paus Benedictus. Ia mengatakan,“Menurut tradisi Islam, pembangunan gereja adalah hal yang diperbolehkan dan kesempatan ini juga diberikan oleh pemerintah Iran dan Irak.” Dengan demikian Paus Benedictus mengakui bahwa di kebanyakan negara-negara Islam, termasuk Iran dan Irak, kaum Kristiani mendapat kebebasan untuk beribadah.
Namun, apakah Paus Benedictus ke-16 menyadari nasib umat Islam di Eropa dan Amerika? Mengapa mereka, khususnya sepanjang beberapa tahun terakhir, terpaksa berhadapan dengan berbagai keterbatasan dan tekanan? Bahkan, akhir-akhir ini sebagian negara Eropa melarang kaum muslimin melaksanakan sebagaian aturan agamanya, yaitu pemakaian jilbab bagi muslimah. Bukankah seharusnya kaum Kristiani bersikap adil. Artinya, bila mereka ingin mendapat kebebasan beribadah di negara muslim, merekapun seharusnya memberikan kebebasan kepada kaum muslimin di Eropa dan AS untuk menjalankan ibadahnya.
Dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan Paus Benedictus dalam wawancara tersebut, agaknya, kita kaum muslimin masih bisa berharap bahwa perlakuan umat Kristiani terhadap dunia Islam dapat semakin membaik. Apalagi, Paus Benedictus pada pidato pertamanya setelah pelantikan sebagai Paus, berjanji untuk mengadakan dialog dengan agama-agama lain. Dia mengatakan berniat untuk meneruskan jalan Paus terdahulu mengenai dialog dengan Islam. Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa lambat-laun akan tercipta hubungan antar-agama yang lebih baik, demi terciptanya perdamaian dan solidaritas global. (irib)
Label:
Jejak Sejarah
,
Kisah Misterius
,
Wisata lain
,
Wisata Minat Khusus