LATEST POSTS:
Recent Posts

SA'AH, BUKAN QIYAMAH

(Islam Menjawab Isu Kiamat 2012) 
Oleh: Hafid A. Ghani

Ada prakiraan mengatakan kiamat akan terjadi pada bulan Desember 2012. Prakiraan ini ramai diperbincangkan orang di media masa cetak, media elektronik, dan lain-lain. Sebelumnya, sudah sering terdengar kabar burung yang memprediksikan bahwa kiamat akan terjadi pada waktu tak lama lagi. Ada yang bersumber dari peramal, ada yang konon bersumber dari penjaga pintu makam Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dlsb. Karena sudah sering kali timbul, bule­tin Tafsir kali ini mengajak pembaca untuk menelaah pokok-pokok masalah berkenaan kiamat sesuai ajaran al-Qur'an, agar pemahaman tidak melenceng, dan akidah tidak goyah gara-gara berbagai prakiraan atau berita burung.
Meluruskan Pengertian.
Dalam al-Qur'an terdapat 71 buah kata yaum al-qiyaamah. Artinya Hari Kiamat. Tidak ada kata al-qiyaamah yang berdiri sendiri, melainkan selalu didahului kata yaum sebagai mudhof, dan kata al-qiyaamah sebagai mudhofun ilaih. Yaum al-qiyaamah itu menunjuk waktu yang berlangsung lama, tidak sekedar sehari yang 24 jam. Yaum al-qiyaamah itu berlangsung bisa ribuan tahun. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu. ( Q.S Al-Hajj 22:47). Sehari Hari Kiamat itu ialah kurun waktu terjadinya perubahan dan kehancuran benda-benda alam semesta ini. Perubahan dan kehancuran itu bukannya terjadi dalam waktu sehari 24 jam, dan bukan pula mendadak. Perubahan dan kehancuran itu akan terjadi bertahap-tahap. Selama Hari Kiamat itu langit 7 lapis, langit dunia, galaksi-galaksi, bintang-bintang, dan bumi dengan segala isinya akan diubah, dihancurkan, dan kemudian disusun kembali menjadi alam baru, terdiri dari Bumi Baru dan Langit Baru. Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain, dan (demikian pula) langit. Dan mereka semuanya berkumpul untuk menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa (di Bumi baru dan Langit baru itu). (Q.S. Ibrahim 14:48). Bumi dan Langit yang ada sekarang disebut Alam Dunia, dan Bumi Baru dan Langit Baru itu nanti disebut Alam Mahsyar. Jika dicermati ayat-ayat Qur'an yang mengandung kata-kata yaum al-qiyaamah yang 71 itu, dapatlah dimengerti bahwa istilah Hari Kiamat mencakup macam-macam hari, yaitu :
  • 1.hari kehancuran langit dan bumi ini total (yaum al-qiyaamah)
  • 2.hari kebangkitan manusia sebelum menuju Alam Mahsyar (yaum al-ba'tsi)
  • 3.hari keberangkatan manusia menuju Alam Mahsyar (yaum al-hasyri)
  • 4.hari pengumpulan manusia di Alam Mahsyar (yaum al-jam'i)
  • 5.hari pengelompokan manusia di Alam Mahsyar (yaumun majmuu')
  • 6.hari ketakutan di Alam Mahsyar ( yaum at-Taghabun)
  • 7.hari penghitungan amal di Alam Mahsyar (yaum al-hisab)
  • 8.hari pembobotan amal di Alam Mahsyar (yaum al-wazni)
  • 9.hari keputusan di Alam Mahsyar (yaum al-fashli)
  • 10.hari kekal manusia di Alam Baqa' di Surga dan di Neraka (yaum al­khulud).
Sepuluh macam hari ini mempunyai bagian-bagian pula. Sepuluh macam hari ini disebut Hari Agama (Yaumu 'd-Diin). Sebelum hari kehancuran langit dan bumi ini secara total kita mengalami 7 hari yang silih berganti, yakni Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, dan Sabtu. Tujuh hari ini disebut Hari Dunia, alias Hari Bumi, ditandai terbit dan tenggelamnya matahari. Diantara 7 Hari Dunia itu pasti ada hari akhir (al-yaum al-aakhir), yakni hari akhirnya setiap orang, yaitu hari kematiannya. Kematian seseorang atau beberapa orang atau sejumlah besar orang atau punahnya semua manusia dari muka bumi ini pada waktunya itu disebut Sa'ah. Sebagaimana ditunjuk oleh ayat-ayat al-­Qur'an, antara lain surat Al-An'Am 6:31 dan 40; surat Al-A'raf 7: 87; surat Yusuf 12:107; surat Al-Hijr 15:85; surat An-Nahl 16:77; surat Al-Kahfi 18:21; surat Maryam 19:75; surat Thaahaa 20:15; surat Al-Anbiya 21:49; surat Al-Hajj 22:1, 7 dan 55; surat Al-Furqaan 25:11; surat Ar-Ruum 30:12, 14, 55; surat Luqman 31:34; surat Al-Ahzab 33:63; surat Fushshilat 41:47; surat As-Syuraa 42:17-18; surat Az-Zukhruf 43:61, 66, 85; surat Al-Jaatsiyah 45:27, 32; surat Muhammad 47:18; surat Al-Qamar 54:46, dan surat An-Naazi'at 79:42. Kehancuran atau perubahan benda-benda alam tertentu pada waktu tertentu disebut dengan bermacam sebutan, seperti al­qari'ah, zalzalah, shookhoh, thoommah, dan lain sebagainya.
Selama ini terdapat kerancuan di kalangan kaum muslimin. Kerancuan yang pertama terletak pada istilah 'kiamat' yang diartikan kehancuran benda-benda alam mendadak dalam waktu satu hari saja. Bumi, langit, dan bintang-bintang akan serentak hancur pada hari itu. Yang kedua menyamakan 'kiamat' yang diartilkan peristiwa kehancuran mendadak itu tadi dengan yaum al-qiyaamah yang berkonotasi babak-babak waktu. Kiamat dengan yaum al-qiyaamah, dicampur adukkan. Ketiga, menyamakan 'kiamat' dengan 'Sa'ah', sehingga hampir semua kata Sa'ah dalam al-Qur'an dan Hadits diartikan 'kiamat', padahal kiamat itu berproses, sedangkan sa'ah mendadak (baghtatan)... Apa yang disebut-sebut sebagai kiamat selama ini seharusnya diganti dengan sebutan Sa'ah, sebab langit dan bumi ini baru mengalami perubahan dan kehancuran sebagian-sebagian saja, belum hancuran total.
Tahun 2012 Itu Sa'ah.
Sekarang bulan November 2009. Kalau kiamat akan terjadi tahun 2012, itu berarti 3 tahun kedepan. Jika dihitung dari hari Jum'at tgl. 27 November 2009 ini, itu beratti akan tetjadi pada kurang lebih 1.100-an hari lagi. Apa sajakah yang akan dialami oleh benda-benda di bumi, benda-benda di langit, dan benda-benda di alam raya ini dalam kurun waktu 1.100-an hari kedepan itu?
Yang sudah, sedang, dan akan tetjadi ialah perubahan-perubahan bertahap, bergilir, dan berkelanjutan. Gempa-gempa tektonik, gempa-gempa vulkanik, tanah longsot, banjir, angin puting beliung, bermacam-macam badai, pasang naik dan pasang surut air laut, perubahan-perubahan evolusif pada benda-­benda langit dan galaksi-galaksi, merosotnya kadar panas matahari, kematian manusia dan kelahiran bayi-bayi, dan lain-lain. Tidak satu pun dapat kita pastikan detik kapan atau menit kapan terjadinya. Hanya Allah yang tahu pasti detik dan menitnya (innamaa 'ilmuhaa 'inda 'l-laah), dan bagi kita mungkin dirasakan mendadak (baghtatan). Karena tidak dapat dipastikan dan kemungkinan mendadak, maka itu disebut Qur'an dengan istilah SA'AH, bukan qiyaamah. Dan tak ada satu negeri pun melainkan Kami membinasakannya sebelum Hari Kiamat ... (Q.S. Al-Israa' 17:58). Termasuk semua manusia penghuninya. Hari Kiamat akan terjadi pada waktu dimana tidak ada lagi manusia yang hidup di bumi ini, manusia sudah punah. Sa'ah terjadi selagi manusia masih menghuni bumi ini. Hari Kiamat itu diterangkan panjang lebar dalam puluhan ayat al-Qur'an, dan tidak dinyatakan sebagai 'rahasia' yang hanya diketahui Allah. Yang dirahasiakan ialah Sa'ah, sebagaimana dijelaskan dalam sutat Al-A'raaf 7:187 dan surat Al-Ahzab 33 :63.
Maka dapatlah dipastikan, secara ilmul yaqin, bahwa di tahun 2012 belum dan tidak akan tetjadi Hari Kiamat dan Kiamat. Sebaliknya yang terjadi hanyalah Sa'ah. Dari dulu hingga detik ini pun telah tetjadi sa'ah-sa'ah, berupa kematian manusia atau pun perubahan-perubahan pada benda-benda alam. Inilah sikap dan hujjah yang harus difahami dan dipegang oleh setiap muslim ketika menghadapi berbagai isu kiamat, baik yang datang dari orang-orang kafir maupun yang datang dari orang-orang Islam yang tidak faham atau salah faham. Inilah pula sikap dan hujah yang harus difahami dan dipegang oleh setiap muslim menghadapi orang-orang yang tidak beriman kepada keterangan ayat-ayat al-Qur'an.
Problem Internal.
Bukan soal kiamat 2012 yang seharusnya diramaikan perbincangannya, dan bukan pula perbincangannya itu yang mengherankan, melainkan jauh lebih mendasar daripada itu, yaitu salah-fahamnya umat Islam tentang akidah Islam mengenai Hari Kiamat, dan kejumudan umat ini dalam kungkungan taklid buta sehingga lelap dalam kesalahan yang fatal betabad-abad. ltu semua disebabkan sikap 'kufur juhud' atau 'kufur 'aniid' terhadap ayat-ayat al-Qur'an. Kufur juhud atau aniid itu disebabkan oleh cara berpikir yang masih jauh dari cara berpikir qur'ani (mantiq al-qur'an). Umat dan ulama-ulama masih terlalu banyak yang berpikir menurut cara pikir Barat atau cata pikir Timur atau cata pikir Liberal. Cara-­cara pikir yang dipakai itulah yang membuat umat ini tidak faham jiwa dan cita al­-Qur'an. Demikian kesimpulan (alm) Dr. Muhammad Iqbal dalam bukunya Membangun Kembali Pikiran Agama Dalam Islam. Umat ini disesatkan tanpa sadar oleh pikiran klasik yang mengaburkan jiwa Islam. Umat ini terperosok dalanm pikiran materialistik yang tentu saja mengandung atheisme, kata beliau.
Perbaikan akidah agaknya masih jauh, terlebih kalau Departemen Agama RI membiarkan saja kerancuan antara Sa'ah dan kiamat. Kata 'Sa'ah diartikan Hari Kiamat 19 kali, diartikan 'kiamat' 10 kali, diartikan Hari Bangkit 5 kali, diartikan 'kematian' 1 kali, dan diartikan 'kebangkitan' 1 kali dalam Terjemahan al-Qur'an Departemen Agama. Yang mana yang benar? Bahkan pada ayat 46 surat al-Qamar satu diartikan hari kiamat dan satunya lagi diartikan kiamat. Ini menunjukkan adanya keraguan dan mengakibatkan kesalahan.
Sumber: Tafsir Buletin Dakwah, Lembaga Tafsir Indonesia, Edisi: 8/1/27-11-09.
{[['']]}

PIDATO PRESIDEN SUKARNO “NAWAKSARA”


PIDATO PRESIDEN SUKARNO “NAWAKSARA”
Di depan Sidang Umum ke-IV MPRS pada tanggal 22 Juni 1966
Saudara-saudara sekalian,
I. RETROSPEKSI
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah, maka pagi ini saya berada di muka Sidang Umum MPRS yang ke-lV. Sesuai dengan Ketetapan MPRS No.I/1960 yang memberikan kepada diri saya, Bung Karno, gelar Pemimpin Besar Revolusi dan kekuasaan penuh untuk melaksanakan Ketetapan-ketetapan tersebut, maka dalam Amanat saya hari ini saya ingin mengulangi lebih dulu apa yang pernah saya kemukakan dalam Amanat saya di muka Sidang Umum ke-ll MPRS pada tanggal 15 Mei 1963, berjudul “Ambeg Parama-Arta” tentang hal ini:
1. Pengertian Pemimpin Besar Revolusi.
Dalam pidato saya “Ambeg Parama-Arta” itu, saya berkata: “MPRS telah memberikan KEKUASAAN PENUH kepada saya untuk melaksanakannya, dan dalam memberi kekuasaan penuh kepada saya itu, MPRS menamakan saya bukan saja Presiden, bukan saja Panglima Tertinggi Angkatan Perang, tetapi mengangkat saya juga menjadi: “PEMIMPIN BESAR REVOLUSI INDONESIA”.
Saya menerima pengangkatan itu dengan sungguh rasa terharu, karena MPRS sebagai Perwakilan Rakyat yang tertinggi di dalam Republik Indonesia, menyatakan dengan tegas dan jelas bahwa saya adalah “Pemimpin Besar Revolusi Indonesia”, yaitu: “PEMIMPIN BESAR REPUBLIK RAKYAT INDONESIA”!
Dalam pada itu, saya sadar, bahwa hal ini bagi saya membawa konsekuensi yang amat besar! Oleh karena seperti Saudara-saudara juga mengetahui, PEMIMPIN membawa pertanggungan-jawab yang amat berat sekali!!
“Memimpin” adalah lebih berat daripada sekedar “Melaksanakan”. “Memimpin” adalah lebih berat daripada sekedar menyuruh melaksanakan”!
Saya sadar, lebih daripada yang sudah-sudah, setelah MPRS mengangkat saya menjadi “Pemimpin Besar Revolusi”, bahwa kewajiban saya adalah amat berat sekali, tetapi Insya Allah S.W.T. saya terima
pengangkatan sebagai “Pemimpin Besar Revolusi” itu dengan rasa tanggung jawab yang setinggi-tingginya!
Saya Insya Allah, akan beri pimpinan kepada Indonesia, kepada Rakyat Indonesia, kepada Saudara-saudara sekalian, secara maksimal di bidang pertanggungan-jawab dan kemampuan saya. Moga-moga Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Murah, dan Maha Asih, selalu memberikan bantuan kepada saya secukup-cukupnya!
Sebaliknya, kepada MPRS dan kepada Rakyat Indonesia sendiri, hal ini pun membawa konsekuensi! Tempohari saya berkata: “Jikalau benar dan jikalau demikianlah Keputusan MPRS, yang saya diangkat menjadi Pemimpin Revolusi Besar Indonesia, Revolusi Rakyat Indonesia, maka saya mengharap seluruh Rakyat, termasuk juga segenap Anggota MPRS, untuk selalu mengikuti, melaksanakan, menfi’ilkan segala apa yang saya berikan dalam pimpinan itu! Pertanggungan-jawab yang MPRS, sebagai Lembaga Tertinggi Republik Indonesia letakkan di atas pundak saya, adalah suatu pertanggungan-jawab yang berat sekali, tetapi denganridha Allah S.W.T. dan dengan bantuan seluruh Rak yat Indonesia, termasuk di dalanlnya juga Saudara-saudara para Anggota MPRS sendiri, saya percaya, bahwa Insya Allah, apa yang digariskan oleh Pola Pembangunan itu dalam 8 tahun akan terlaksana!
Demikianlah Saudara-saudara sekalian beberapa kutipan daripada Amanat “Ambeg Parama-Arta”.
Saudara-saudara sekalian,
Dari Amanat “Ambeg Parama-Arta” tersebut, dapatlah Saudara ketahui, bagaimana visi serta interpretasi saya tentang predikat Pemimpin Besar Revolusi yang Saudara-saudara berikan kepada saya.
Saya menginsyafi, bahwa predikat itu adalah sekedar gelar, tetapi saya pun – dan dengan saya semua ketentuan-ketentuan progresif revolusioner di dalam masyarakat kita yang tak pernah absen dalam kancahnya Revolusi kita – saya pun yakin seyakin-yakinnya, bahwa tiap Revolusi mensyarat-mutlakkan adanya Pimpinan Nasional. Lebih-lebih lagi Revolusi Nasional kita yang multi-kompleks sekarang ini, dan yang berhari depan Sosialisme Panca-Sila. Revolusi demikian ta’ mungkin tanpa adanya pimpinan. Dan pimpinan itu jelas tercermin dalam tri-kesatuannya Re-So-Pim, yaitu Revolusi, Sosialisme, dan Pimpinan Nasional.
2. Pengertian Mandataris MPRS.
Karena itulah, maka pimpinan yang saya berikan itu adalah pimpinan di segala bidang. Dan sesuai dengan pertanggungan-jawab saya terhadap MPRS, pimpinan itu terutarna menyangkut garis-garis besarnya. Ini pun adalah sesuai dan sejalan dengan kemurnian bunyi aksara dan jiwa Undang-Undang Dasar ‘45, yang menugaskan kepada MPRS untuk menetapkan garis-garis besar haluan Negara. Saya tekankan garis-garis besarnya saja dari haluan Negara. Adalah tidak sesuai dengan jiwa dan aksara kemurnian Undang-Undang Dasar ‘45, apabila MPRS jatuh terpelanting kembali ke dalam alam Liberale democratie, dengan beradu
debat dengan bertele-tele tentang garis-garis kecil, di mana masing-masing golongan beradu untuk memenangkan kepentingan-kepentingan golongan dan mengalahkan kepentingan nasional, kepentingan Rakyat banyak, kepentingan Revolusi kita!
Pimpinan itu pun saya dasarkan kepada jiwa Panca-Sila, yang telah kita pancarkan bersama dalam Manipol-Usdek sebagai garis-garis besar haluan Negara. Dan lebih-lebih mendalam lagi, maka saya telah mendasarkan pimpinan itu kepada Sabda Rasulullah S.A.W.: “Kamu sekalian adalah Pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungan-jawabnya tentang kepemimpinan itu di hari kemudian.”
Saudara-saudara sekalian,
Itulah jiwa daripada pimpinan saya, seperti yang telah saya nyatakan dalam Amanat “Ambeg Parama-Arta” tersebut tadi. Dan Saudarasaudara telah membenarkan amanat itu, terbukti dengan Ketetapan MPRS No.IV/1963, yang menjadikan Resopim dan Ambeg Parama-Arta masing-masing sebagai pedoman pelaksanaan garis-garis besar haluan Negara, dan sebagai landasan kerja dalam melaksanakan Konsepsi Pembangunan seperti terkandung dalam Ketetapan MPRS No.l dan 11 tahun 1960.
3. Pengertian Presiden seumur hidup
Malahan dalam Sidang Umum MPRS ke-ll pada bulan Mei tahun 1963 itu Saudara-saudara sekalian telah menetapkan saya menjadi Presiden se-umur-hidup. Dan pada waktu itu pun saya telah menjawab keputusan Saudara-saudara itu dengan kata-kata: “Alangkah baiknya jikalau nanti MPR, yaitu MPR hasil pemilihan-umum, masih meninjau soal ini kembali.” Dan sekarang ini pun saya masih tetap berpendapat demikian!
II. LANDASAN-KERJA MELANJUTKAN PEMBANGUNAN.
Kembali sekarang sebentar kepada Amanat “Ambeg Parama-Arta” tersebut tadi itu. Amanat itu kemudian disusul dengan amanat saya “Berdikari” pada pembukaan Sidang Umum MPRS ke-lll pada tanggal 11 April 1965, di mana dengan tegas saya tekankan tiga hal:
1. Trisakti.
Pertama :
bahwa Revolusi kita mengejar suatu Idee Besar, yakni melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat; Amanat Penderitaan Rakyat seluruhnya, seluruh rakyat sebulat-bulatnya.
Kedua :
bahwa Revolusi kita berjoang mengemban Amanat Penderitaan Rakyat itu dalam persatuan dan kesatuan yang bulat-menyeluruh dan
hendaknya jangan sampai watak Agung Revolusi kita, diselewengkan sehingga mengalami dekadensi yang hanya mementingkan golongann-ya sendiri saja, atau hanya sebagian dari Ampera saja!
Ketiga :
bahwa kita dalam melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat itu tetap dan tegap berpijak dengan kokoh-kuat atas landasan Trisakti, yaitu berdaulat dan bebas dalam politik, berkepribadian dalam kebudayaan dan berdikari dalam ekonomi; sekali lagi berdikari dalam ekonomi!
Saya sangat gembira sekali, bahwa Amanat-amanat saya itu dulu, baik “Ambeg Parama-Arta”, maupun “Berdikari” telaK Saudara-saudara tetapkan sebagai landasan-kerja dan pedoman pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana untukmasa 3 tahun yang akan datang, yaitu sisa jangka-waktu tahapan pertama mulai tahun 1966 s/d 1968 dengan landasan “Berdikari di atas Kaki Sendiri” dalam ekonomi. Ini berarti, bahwa Lembaga Tertinggi dalam Negara kita, Lembaga Tertinggi dari Revolusi kita, Lembaga Negara Tertinggi yang menurut kemurnian jiwa dan aksaranya UUD-Proklamasi kita adalah penjelmaan kedaulatan Rakyat, membenarkan Amanat-amanat saya itu. Dan tidak hanya membenarkan saja, melainkan juga menjadikannya sebagai landasan-kerja serta pedoman bagi kita-semua, ya bagi Presiden/Mandataris MPRS/Perdana Menteri ya, bagi MPRS sendiri, ya bagi DPA, ya bagi DPR, ya bagi Kabinet, ya bagi parpol-parpol dan ormas-ormas, ya bagi ABRI, dan bagi seluruh Rakyat kita dari Sabang sampai Merauke, dalam mengemban bersama Amanat Penderitaan Rakyat.
Memang, di dalam situasi nasional dan internasional dewasa ini, maka Trisakti kita, yaitu berdaulat dan bebas dalam politik, berkepribadian dalam kebudayaan, berdikari di bidang ekonomi, adalah senjata yang paling ampuh di tangan seluruh rakyat kita, di tangan prajuritprajurit Revolusi kita, untuk menyelesaikan Revolusi Nasional kita yang maha dahsyat sekarang ini.
2. Rencana Ekonomi Perjoangan.
Terutama prinsip Berdikari di bidang ekonomi! Sebab dalam keadaan perekonomian bagaimanapun sulitnya, saya minta jangan dilepaskan jiwa “self-reliance” ini, jiwa percaya kepada kekuatan-diri-sendiri, jiwa self-help atau jiwa berdikari. Karenanya, maka dalam melaksanakan Ketetapan-ketetapan MPRS No.V dan Vl tahun 1965 yang lalu, saya telah meminta Bappenas dengan bantuan dan kerja sama dengan Muppenas, untuk menyusun garis-garis lebih lanjut daripada Pola Ekonomi Perjoar gan seperti yang telah saya canangkan dalam Amanat Berdikari tahun yang lalu.
Garis-garis Ekonomi Perjoangan tersebut telah selesai, dan saya lampirkan bersama ini Ikhtisar Tahunan tentang pelaksanaan Ketetapan MPRS No.II/MPRS/1960. Di dalamnya Saudara-saudara akan memperoleh gambaran tentang Strategi Umum Pembangunan 2 tahun 1966-1968, yaitu Pra-syarat Pembangunan, dan pola Pembiayaan tahun 1966 s/d 1968 melalui Rencana Anggaran 3 tahun.
3. Pengertian Berdikari.
Khusus mengenai Prinsip Berdikari ingin saya tekankan apa yang” telah saya nyatakan dalam pidato Proklamasi 17 Agustus 1965, yaitu pidato Takari, bahwa berdikari tidak berarti mengurangi, melainkan memperluas kerjasama internasional, terutama antara semua negara yang baru merdeka.
Yang ditolak oleh Berdikari adalah ketergantungan kepada imperialis, bukan kerja sama yang sama-derajat dan saling me nguntungkan.
Dan di dalam Rencana Ekonomi Perjoangan yang saya sampaikan bersama ini, maka Saudara-saudara dapat membaca bahwa: “Berdikari bukan saja tujuan, tetapi yang tidak kurang pentingnya harus merupakan prinsip dari cara kita mencapai tujuan itu, prinsip untuk melaksanakan Pembangunan dengan tidak menyandarkan diri kepada bantuan negara atau bangsa lain. Adalah jelas, bahwa tidak menyandarkan diri tidak berarti bahwa kita tidak mau kerja sama berdasarkan sama-derajat dan saling menguntungkan.”
Dalam rangka pengertian politik Berdikari demikian inilah, kita harus menanggulangi kesulitan-kesulitan di bidang Ekubang kita dewasa ini, baik yang hubungan dengan inflasi maupun yang hubungan dengan pembayaran hutang-hutang luar negeri kita.
III. HUBUNGAN POLITIK DAN EKONOMI
Masalah Ekubang tidak dapat dilepaskan dari masalah politik, malahan harus didasarkan atas Manifesto Politik kita.
Dekon kita pun adalah Manipohdi bidang ekonomi, atau dengan lain perkataan “political-economy”-nya pembangunan kita. Dekon merupakan strategi-umum, dan strategi-umum di bidang pembangunan 3 tahun di depan kita, yaitu tahun 1966–1968, didasarkan atas pemeliharaan hubungan yang tepat antara keperluan untuk melaksanakan tugas politik dan tugas ekonomi. Demikianlah tugas politik-keamanan kita, politik-pertahanan kita, politik dalam-negeri kita, politik luar-negeri kita dan sebagainya.
IV. DETAIL KE-DPR
Detail dari tugas-tugas ini kiranya tidak perlu diperbincangkana dalam Sidang Umum MPRS, karena tugas MPRS ialah menyangkut garisgaris besarnya saja. Detailnya seyogyanya ditentukan oleh Pemerintah bersama-sama dengan DPR, dalam rangka pemurnian pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945.
V. TETAP DEMOKRASI TERPIMPIN
Sekalipun demikian perlu saya peringatkan di sini, bahwa UndangUndang Dasar 1945 memungkinkan Mandataris MPRS bertindak lekas dan tepat dalam keadaan darurat demi keselamatan Negara, Rakyat dan Revolusi kita.
Dan sejak Dekrit 5 Juli 1959 dulu itu, Revolusi kita terus meningkat dan bergerak cepat, yang mau-tidak-mau mengharuskan semua Lembaga-lembaga Demokrasi kita untuk bergerak cepat pula tanpa menyelewengkan Demokrasi Terpimpin kita ke arah Demokrasi Liberal.
VI. MERINTIS JALAN KE ARAH PEMURNIAN PELAKSANAAN UUD 1945
Dalam rangka merintis jalan ke arah kemurnian pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 itulah, saya dengan surat saya tertanggal 4 Mei 1966 kepada Pimpinan DPRGR memajukan:
a. RUU Penyusunan MPR, DPR dan DPRD.
b. RUU Pemilihan Umum.
c. Penetapan Presiden No.3 tahun 1959 jo. Penetapan Presiden No.3 tahun 1966 untuk diubah menjadi Undang-Undang supaya DPA dapat ditetapkan menurut pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
VII. WEWENANG MPR DAN MPRS
Tidak lain harapan saya ialah hendaknya MPRS dalam rangka pemurnian pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 itu menyadari apa tugas dan fungsinya, juga dalam hubungan-persamaan dan perbedaannya dengan MPR hasil pemilihan-umum nanti.
Wewenang MPR selaku pelaksanaan kedaulatan Rakyat adalah menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar daripada haluan Negara (pasal 3 UUD), serta memilih Presiden dan Wakil Presiden (pasal 6 UUD ayat 2).
Undang-Undang Dasar serta garis-garis besar haluan Negara telah kita tentukan bersama, yaitu Undang-Undang Dasar Proklamasi 1945 dan Manipol/Usdek.
VIII. KEDUDUKAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Undang-Undang Dasar 1945 itu menyebut pemilihan jabatan Presiden dan Wakil Presiden, masa jabatannya serta isi-sumpahnya dalam satu nafas, yang tegas bertujuan agar terjamin kesatuan-pandangan, kesatuan-pendapat, kesatuan-pikiran dan kesatuan-tindak antara Presiden dan Wakil Presiden, yang membantu Presiden (pasal 4 ayat 2 UUD).
Dalam pada itu, Presiden memegang dan menjalankan tugas, wewenang dan kekuasaan Negara serta Pemerintahan. (pasal 4, 5, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, ayat 2).
Jiwa kesatuan antara kedua pejabat Negara ini, serta pembagian tugas dan wewenang seperti yang ditentukan dalam Undang-Undang Dasar 1945 hendaknya kita sadari sepenuhnya.
IX. PENUTUP
Demikian pula hendaknya kita semua, di luar dan di dalam MPRS menyadari sepenuhnya perbedaan dan persamaannya antara MPRS sekarang, dengan MPR-hasil-pemilihan-umum yang akan datang, agar supaya benar-benar kemurnian pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 dapat kita rintis bersama, sambil membuka lembaran baru dalam sejarah kelanjutan Revolusi Panca-Sila kita.
Demikianlah Saudara-saudara, teks laporan progress saya kepadaMPRS. lzinkanlah saya sekarang mengucapkan beberapa patah kata pribadi kepada Saudara-saudara, terutama sekali mengenai pribadi saya.
Lebih dahulu tentang hal laporan progress ini.
Laporan progress itu saya simpulkan dalam sembilan pasal, sembilan golongan, sembilan punt. Maka oleh karena itu saya ingin memberi judul kepada amanat saya tadi itu. Sebagaimana biasa saya memberi judul kepada pidato-pidato saya, ada yang bernama Resopim, ada yang bernama Gesuri dan lain-lain sebagainya. Amanat saya ini, saya beri judul apa? Sembilan perkara, pokok, pokok, pokok, pokok, saya tuliskan di dalam Amanat ini. Karena itu saya ingin memberi nama kepada Amanat ini, kepada pidato ini “Pidato Sembilan Pokok”. Sembilan, ya sembilan apa? Kita itu biasa memakai bahasa Sanskrit kalau memberi nama kepada amanat-amanat, bahkan kita sering memakai perkataan Dwi, Tri, Tri Sakti, dua-duanya perkataan Sanskrit. Catur Pra Setia, catur-empat setia, kesetiaan, Panca Azimat, Panca adalah lima. Ini sembilan pokok; ini saya namakan apa?
Sembilan di dalam bahasa Sanskrit adalah “Nawa”. Eka, Dwi, Tri, Catur, Panca, enam-yam, tujuh-sapta, delapan-hasta, sembilan-nawa, sepuluh-dasa. Jadi saya mau beri nama dengan perkataan “Nawa”. “Nawa” apa? Ya, karena saya tulis, saya mau beri nama “NAWA AKSARA”, dus “NAWA iAKSARA” atau kalau mau disingkatkan “NAWAKSARA”. Tadinya ada orang yang mengusulkan diberi nama “Sembilan Ucapan Presiden”. “NAWA SABDA”. Nanti kalau saya kasih nama Nawa Sabda, ada saja yang salah-salah berkata: “Uh, uh, Presiden bersabda”. Sabda itu seperti raja bersabda. Tidak, saya tidak mau memakai perkataan “sabda” itu, saya mau memakai perkataan “Aksara”; bukan dalam arti tulisan, jadi ada aksara latin, ada aksara Belanda dan sebagainya. NAWA AKSARA atau NAWAKSARA, itu judul yang saya berikan kepada pidato ini. Saya minta wartawan-wartawan mengumumkan hal ini, bahwa pidato Presiden dinamakan oleh Presiden NAWAKSARA . ,
Kemudian saya mau menyampaikan beberapa patah kata mengenai diri saya sendiri. Saudara-saudara semua mengetahui, bahwa tatkala saya masih muda, masih amat muda sekali, bahwa saya miskin dan oleh karena saya miskin, maka demikianlah saya sering ucapkan: “Saya tinggalkan this material world. Dunia jasmani sekarang ini laksana saya tinggalkan, karena dunia jasmani ini tidak memberi hiburan dan kepuasan kepada saya, oleh karena saya miskin.” Maka
saya meninggalkan dunia jasmani ini dan saya masuk katagori dalam pidato dan keterangan-keterangan yang sering masuk ke dalam world of the mind. Saya meninggalkan dunia yang material ini, saya masuk di dalam world of the mind. Dunianya alam cipta, dunia khayal, dunia pikiran. Dan telah sering saya katakan, bahwa di dalam wolrd of the mind itu, di situ saya berjumpa dengan orang-orang besar dari segala bangsa dan segala negara. Di dalam world of the mind itu saya berjumpa dengan nabi-nabi besar; di dalam world of the mind itusaya berjumpa dengan ahli falsafah, ahli falsafah besar. Di dalam world of the mind itu saya berjumpa dengan pemimpin-pemimpin bangsa yang besar, dan di dalam world of the mind itu saya berjumpa dengan pejuang-pejuang kemerdekaan yang berkaliber besar.
Saya berjumpa denganorang-orang besar ini, tegasnya, jelasnya dari membaca buku-buku. Salah satu pemimpin besar daripada sesuatu bangsa yang berjuang untuk kemerdekaan, ia mengucapkan kalimat sebagai berikut: “The cause of freedom is a deathless cause. The cause of freedom is a deathless cause. Perjuangan untuk kemerdekaan adalah satu perjuangan yang tidak mengenal mati. The cause of freedom is a deathless cause.
Sesudah saya baca kalimat itu dan renungkan kalimat itu, bukan saja saya tertarik kepada cause of freedom daripada bangsa saya sendiri dan bukan saja saya tertarik pada cause of freedom daripada seluruh umat manusia di dunia ini, tetapi saya, karena tertarik kepada cause of freedom ini saya menyumbangkan diriku kepada deathless cause ini, deathless cause of my own people, deathless cause of all people on this. Dan lantas saya mendapat keyakinan, bukan saja the cause of freedom is a deathless cause, tetapi juga the service of freedom is a deathless service. Pengabdian kepada perjuangan kemerdekaan, pengabdian kepada kemerdekaan itupun tidak mengenal maut, tidak mengenal habis. Pengabdian yang sungguh-sungguh pengabdian, bukan service yang hanya lip-service, tetapi service yang betul-betul masuk di dalam jiwa, service yang betul-betul pengabdian, service yang demikian itu adalah satu deathless service.
Dan saya tertarik oeh saya punya pendapat sendiri, pendapat pemimpin besar daripada bangsa yang saya sitir itu tadi, yang berkata “the cause of freedom is deathless cause”. Saya berkata “not only the cause of freedom is deathless cause, but also the service of freedom is a deatheless service”.
Dan saya, Saudara-saudara, telah memberikan, menyumbangkan atau menawarkan diri saya sendiri, dengan segala apa yang ada pada saya ini, kepada service of freedom, dan saya sadar sampai sekarang: the service of freedom is deathless service, yang tidak mengenal akhir, yang tidak mengenal mati. Itu adalah tulisan isi hati. Badan manusia bisa hancur, badan manusia bisa dimasukkan di dalam kerangkeng, badan manusia bisa dimasukkan di dalam penjara, badan manusia bisa ditembak mati, badan manusia bisa dibuang ke tanah pengasingan yang jauh dari tempat kelahirannya, tetapi ia punya service of freedom tidak bisa ditembak mati, tidak bisa dikerangkeng, tidak bisa dibuang di tempat pengasingan, tidak bisa ditembak mati.
Dan saya beritahu kepada Saudara-saudara, menurut perasaanku sendiri, saya, Saudara-saudara, telah lebih daripada tiga puluh lima tahun, hampir empat tahun dedicate myself to this service of freedom. Yang saya menghendaki supaya seluruh, seluruh, seluruh rakyat Indonesia masing-masing juga dedicate jiwa raganya kepada service of freedom ini, oleh karena memang service of freedom ini is a deathless service. Tetapi akhirnya segala sesuatu adalah di tangannya
Tuhan. Apakah Tuhan memberi saya dedicate myself, my all to this service of freedom, itu adalah Tuhan punya urusan.
Karena itu maka saya terus, terus, terus selalu memohon kepada Allah S.W.T., agar saya diberi kesempatan untuk ikut menjalankan aku punya service of freedom ini. Tuhan yang menentukan. De mens wikt, God beslist; manusia bisa berkehendak ,macam-macam Tuhan yang menentukan. Demikianpun saya selalu bersandarkan kepada keputusan Tuhan itu. Cuma saya juga di hadapan Tuhan berkata: Ya Allah, ya Rabbi, berilah saya kesempatan, kekuatan, taufik, hidayat untuk dedicate my self to this great cause of freedom and to this great service.
Inilah Saudara-saudara yang saya hendak katakan kepadamu;dalam saya pada hari sekarang ini memberi laporan kepadamu. Moga-moga Tuhan selalu memimpin saya, moga-moga Tuhan selalu memimpin Saudara-saudara sekalian. Sekianlah.
Ket: Foto merupakan tambahan dari penuli
Sumber : http://penasoekarno.wordpress.com/2009/11/20/nawaksara/
{[['']]}

AutoPlay Menu Builder v7.2.2362 (Free Full)

AutoPlay Menu Builder v7.2.2362
English | 10.12 MB | WinALL 
Create Interactive Menus for CDs / DVDs 

With this complete utility, you can freely create the interface menus for your CD-ROMs without any experience. You just have to be changing and moving items to your liking.
The program includes a number of default templates that vary according to the type of menu you want to achieve as it goes from one for a sample CD of a software product at a movie or a tutorial.
Templates are fully editable and can add, delete or modify anything that is located there. But if you want nothing set, you can create the menu in a blank document.
After creating the design and interface, can go inserting elements as executable, movies, shortcuts to websites, audios, etc.
Create custom menus for your CD-ROMs has never been easier!

FEATURES 
Just imagine, no need to know programming
Powerful WYSIWYG designer
Full support for Unicode
Create standalone executable files and personalize the icon of executable
Try menus easily without building from scratch
Protect menus from being modified by others with password
Supports full screen window and the window irregularly
Create multipage menus
Show Welcome screen and exit screen
Many types of control actions
Support BMP, PNG, JPG, GIF (including animated), PCX, WMF, EMF, ICO images
Support MP3, MP2, MP1, OGG, WAV, MID, RMI, XM, IT, MOD files, S3M for background music
Information on support tools and text / graphic comments
Slideshow support integrated with a wide range of effects
Inbuilt music player with Winamp 2 skin support
Insert Flash, Internet Explorer, Windows Media Player and Adobe Reader menus
Install the fonts before loading the menu

SYSTEM REQUIREMENTS
Operation System: All 32-bit and 64-bit Windows
Hard Disk: 35 MB for installation
Processor: Intel Pentium 166 MHz or above
Memory: 32 MB RAM or above
RECENT CHANGES
v7.2 (07-30-2014)
September alignment of text Button, Cool Button and Shape controls
Toggle background music With One Control
Pause / resume Media Player with Flash and controlling interaction
Run program in minimized or hidden state
Fix a serious bug can not input characters That Differ from system's current code page
Minor bugs fixed
Link Download
[https://app.box.com/s/w1cg96gb54l7j29571j4]
Pasword : putrasunda 
 
{[['']]}
Lihat PETA WISATA ZI'ARAH CIKUNDUL di peta yang lebih besar
Lisensi Creative Commons
WISATACIKUNDUL oleh BUDAKSHARETM disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/.
Izin di luar dari ruang lingkup lisensi ini dapat tersedia pada @WISATACIKUNDUL.

 
Support : MOVIE LIVE | LIVE DOWNLOAD
Profile Google + : PUTRA SUNDA | BUDAKSHARE-TM
Copyright © 2014. WISATA CIKUNDUL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Follow on FACEBOOK : (1) Wisata Cikundul
Follow on TWITER : (2) Wisata Cikundul
Loading the player...