LATEST POSTS:
Recent Posts
Showing posts with label Tempat Ziarah. Show all posts
Showing posts with label Tempat Ziarah. Show all posts

#ARTICLE#Sejarah & Karomah MAMA AANG NUH GENTUR CIANJOER

Sejarah & Karomah MAMA AANG NUH GENTUR
CIANJOER

ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣَﻦْ ﻭَﺭَّﺥَ
ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻓَﻜَﺄَ ﻧَّﻤَﺎ ﺍَﺣْﻴَﺎﻩُ ﻭَﻣَﻦْ ﺯَﺍﺭَ ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﻓَﻜَﺄَ ﻧَّﻤَﺎ ﺯَﺍﺭَﻧِﻰ ﻭَﻣَﻦْ ﺯَﺍﺭَﻧِﻰ ﺑَﻌْﺪَ ﻭَﻓَﺎﺗِﻰ ﻭَﺟَﺒَﺖْ ﻟَﻪُ ﺷَﻔَﺎﻋَﺘِﻰ . ﺭﻭﻩ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺗﺮﻣﺬﻯ
“Barang siapa membuat tarekh (Biografi) seorang muslim, maka sama dengan menghidupkannya. Dan barang siapa ziarah kepada seorang Alim, maka sama dengan ziarah kepadaku (Nabi SAW). Dan barang siapa berziarah kepadaku setelah aku wafat, maka wajib baginya mendapat syafatku di Hari Qiyamat. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Mama Aang Nuh Gentur - cianjur adalah salah satu sosok ulama tanah pasundan yang al-alim al-alamah al-kamilil-wara.Anjeuna jumeneng dina pertengahan kurun ka tilu 14 H Teu ka uningakeun taun kelahirannana. tapi anu jelas anjeuna masih keturunan wali agung syehAbdul muhyi pamijahan. Ari nasabna nyaeta :
Silsilah dari Ibu :
1. Nabi Muhammad Saw
2. Sayyidina Ali karroma Allahu wajhahu dan Fatimati Azzahro’
3. Sayidina Husein As.
4. Sayyidina Ali Zaenal Abidin Ra.
5. Muhammad Al Baqir
6. Ja'far Ashodiq
7. Ali AI'Aridhi
8. Muhammad
9.Isa Albasyari
10. Ahmad Al Muhajir
11. Ubaidillah
12. 'Uluwi
13. Ali Kholi'i Qosim
14. Muhammmad Shohibul Murobath
15.‘Uluwi
16. Abdul Malik
17. Abdullah Khona
18. Imam Ahmad Syah
19.Jamaludin Akbar
20.Asmar Kandi Gisik Karjo Tuban
21.Ishak Makdhum
22 Muhammad Ainul Yaqin
23. Sunan Giri Laya
24. Wira Candera
25. Kentol Sumbirana
26. Rd. Ajeng Tanganziah
27. Waliyullah Syeikh Haji Abdul Muhyi Pamijahan
28. Sembah Dalem Bojong
29. Syekh Nur Katim
30. Syekh Nur Hajid
31. Syekh Abdul Qodir Cihaneut
32. Syekh Muhammad Said
33. Syekh Ahmad Syatibi Gentur ( Mama Ajengan Kaler )
34. Mama Abdul Haqq Nuh Gentur
Silsilah dari Bapak :
1. Nabi Adam As.
2. Nabi Syis As.
3. Anwar ( Nur cahya )
4. Sangyang Nurasa
5. Sangyang Wenang
6. Sangyang Tunggal
7. Sangyang Manikmaya
8. Brahma
9. Bramasada
10. Bramasatapa
11. Parikenan
12. Manumayasa
13. Sekutrem
14. Sakri
15. Palasara
16. Abiyasa
17. Pandu Dewanata
18. Arjuna
19. Abimanyu
20. Parikesit
21. Yudayana
22. Yudayaka
23. Jaya Amijaya
24. Kendrayana
25. Sumawicitra
26. Citrasoma
27. Pancadriya
28. Prabu Suwela
29. Sri Mahapunggung
30. Resi Kandihawan
31. Resi Gentayu
32. Lembu Amiluhur
33. Panji Asmarabangun
34. Rawisrengga
35. Prabu Lelea ( maha raja adi mulya )
36. Prabu Ciung Wanara
37. Sri Ratu Dewi Purbasari
38. Prabu Lingga Hyang
39. Prabu Lingga Wesi
40. Prabu Susuk Tunggal
41. Prabu Banyak Larang
42. Prabu Banyak Wangi / Munding sari I
43. ( a ) Prabu Mundingkawati / Prabu Lingga Buana / Munding wangi (Raja yang tewas
di Bubat) ( b ) Prabu boros ngora / Buni sora suradipati / Prabu Kuda lelean berputra : Ki Gedeng Kasmaya
44. Prabu Wastu Kencana / Prabu Niskala wastu kancana / Prabu Siliwangi I
45. Prabu Anggalarang / Prabu Dewata Niskala / Jaka Suruh ( Raja Galuh / Kawali )
46. Prabu Siliwangi II / Prabu Jaya dewata/ Raden Pamanah rasa / Sri Baduga Maha Raja
47. Ratu Galuh
48. Ratu Puhun
49. Kuda Lanjar
50. Mudik Cikawung Ading
51. Entol Penengah
52. Sembah Lebe Warto Kusumah
53. Waliyullah Syeikh Haji Abdul Muhyi Pamijahan
54. Sembah Dalem Bojong
55. Syekh Nur Katim
56. Syekh Nur Hajid
57. Syekh Abdul Qodir Cihaneut
58. Syekh Muhammad Said
59. Syekh Ahmad Syatibi Gentur ( Mama Ajengan Kaler )
60. Mama Abdul Haqq Nuh Gentur
PARA GURUNYA :
1. Ayahnya sendiri yakni Mama Ajengan Kaler ( K.H.Ahmad Syathiby)
2. Uaknya yakni Mama Ajengan Kidul K.H. Muhammad Qurthuby
3. Mama Cijerah K.H. Muhammad Syafi`i
TEMAN SEPERJUANGANNYA DI PONDOK PESANTREN CIJERAH :
1. Mama Sindang Sari ( K.H.Thoha bin K.H.Muhammad Showi )
2. Mama Badaraksa ( K.H.Thoha bin K.H.Hasan Al-Mustawi )
3. Mama Gelar ( K.H.Abdus Shommad )
4. Mama Obay karawang
5. Mama Syarifuddin Ponpes Fathul Huda cipaku Samarang garut
6. Ir.Soekarno Hatta ( Presiden RI pertama )
7. Dll.
AWAL KARAMAH NYA :
di waktu beliau berziarah ke makam Habib Husen bin Abu bakar Al-Aydrus di Luar Batang, daerah Pasar Ikan, Jakarta, beliau langsung bertemu secara jaga ( yaqozhoh ) denganHabib Husen bin Abu bakar Al-Aydrus dan di sambut baik sambil keluar dari dalam kuburnya....kemudian ditalqin dan di baiat langsung oleh Habib Husen bin Abu bakar Al-Aydrus pemilik makam keramat luar batang....Masya Allah....itu semua adalah kekuasaan Allah Swt.
SEBAGIAN KARAMAH NYA :
- naik di atas monas dan ditembaki oleh jepang tahu-tahu berada di rumahnya
- masuk kedalam drum di tembaki oleh blanda tahu-tahu berada di rumahnya
- orang yang sedang melamun ditempelengnya kemudian di suruh jualan peuyeum ubi kemudian orang tersebut mendadak kaya dan banyak lagi Karamah yang lainnya yang belum Admin. tulis.....
Beliau wafat pada tahun 1990 M. semoga beliau dirahmati Allah...Aamiin ya robbal aalamiin

 







{[['']]}

EYANG HAJI GENTAR BUMI (SYEKH QUDROTULLAH)

 MAMA AANG NUH GENTUR

Eyang Haji Gentar Bumi :  adalah seorang aulia yang bermukim di Selatan Sukabumi. Semasa hidupnya, tokoh ini juga dikenal dengan nama Wali Sakti Qudratullah. Dia mengemban tugas mensyiarkan Islam di wilayah Selatan Sukabumi yang berbatasan dengan Pandeglang, Banten. Konon pada masanya, wilayah Selatan Sukabumi, tepatnya di kaki Gunung Halimun, menjadi basis pelarian sisa-sisa laskar Pajajaran yang melarikan diri.
Tak banyak kisah perjalanan hidup yang tertinggal dari sosok waliyullah yang kesohor ini. Tak ada literature resmi yang menceritakan perjuangannya. Namun sebuah sumber menceritakan, Eyang Haji Gentar Bumi adalah seorang manusia yang takqwa. Dia adalah perpaduan sempurna dari keturunan wali Cirebon dan ulama besar di Garut, Jawa Barat. Masa kecilnya dihabiskan di sebuah pondok di Garut. Setelah cukup dengan ilmu agama dan kadigdayaan, Eyang Haji Gentar Bumi mulai mengembara. Dengan kebijaksanaan dan kesaktiannya, Eyang Haji Gentar Bumi berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan menjadikan mereka sebagai santri-santrinya.
Kesaktian Eyang Haji Gentar Bumi memang kesohor. Tak ada musuh yang sanggup berdiri tegak di hadapannya manakala mereka tengah bertarung. Dengan sekali hentakan kaki Eyang Haji Gentar Bumi, setiap musuhnya pasti oleng. Mereka merasa tanah yang dipiajaknya bergetar serasa dilanda gempa dahsyat.
Makam Eyang Haji Gentar Bumi berada di kaki Gunung Halimun, Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Berada di bukti kecil, makam keramat yang memiliki areal luas di tengah sejuknya udara pegunungan ini kerap dijadikan sebagai tempat pertapaan terakhir bagi orang-orang yang ngalab ilmu hikmah. Keramat ini dipercaya banyak orang sebagai persemedian terakhir untuk menyempurnakan ilmu kesaktian.
Berbekal sedikit informasi, Misteri meninvestigasi kekuatan mistik yang terdapat di makam keramat Eyang Haji Gentar Bumi. Ditemani Ustadz Abdul Qodir dari Sukabumi, Misteri tiba di tempat selepas dzuhur. Sambil istirahat di depan makam, kami bisa menyaksikan pemandangan ke segala arah.
Meski berada jauh di kaki gunung Halimun, areal makam ini nampak asri dan terawat dengan baik. Batu-batu menhir bertebaran menghiasi taman-taman di sekelilingnya. Sementara batu-batu alam tertata apik di sekeliling makam, nampak seperti lantai yang terbuat dari marmer hitam. Empat buah tiang penyangga cungkup pun tak kalah artistiknya. Terbuat dari kayu hitam berukir, yang menyangga cungkup berukiran kayu jati.
“Bangunan ini sumbangan dari seorang pejabat Pemda Karawang,” kata seorang peziarah.
Setelah cukup istirahat, Ustadz Abdul Qodir atau Abah Qodir mulai melakukan tawasulan, mengirim doa-doa khusus. Misteri duduk di belakang Abah Qodir sambil menyelidik ke segala arah.
Sudah lewat 20 menit Abah Qodir duduk di depan makam, namun Misteri tak menyaksikan peristiwa gaib apapun. Namun tak lama berselang, Abah Qodir tiba-tiba meraung dan merintih-rintih seperti kesakitan. Tubuhnya oleng, meliuk-liuk seperti tertiup angin.
Setengah terkejut Misteri menghampiri Abah Qodir. Dia tak bergeming. Abah Qodir tetap duduk meditasi dengan mata terpejam. Tiba-tiba angin puyuh menghembus di atas makam Eyang Haji Gentar Bumi. Kekuatannya menyingkap gamis dan sorban yang dikenakan Abah Qodir. Misteri yang berada di sisi kiri makam tentu saja kaget merasakan tiupan angin dingin yang datang tiba-tiba itu.
Belum hilang keterkejutan Misteri, tiba-tiba tubuh Abah Qodir terjerembab, telentang dengan mata melotot. Nampak jelas raut muka lelaki 48 tahun ini diliputi rasa cemas. Sesaat kemudian Abah Qodir baru bisa menguasai diri dan mengucap istighfar. “Astaghfirullah!” Ucapnya, lirih.
“Ada apa, Bah?” Tanya Misteri.
Abah Qodir tak menjawab. Dia malah bangkit dan menjauh dari makam. Dalam dalam tasnya dia kemudian mengambil minuman dan menenggaknya hampir habis.
“Tadi saya berusaha mengundang gaib penghuni makam ini. Tapi dia tidak mawujud, saya hanya melihat hewan-hewan gaib peliharannya,” jelas Abah Qodir setengah berbisik.
Sebenarnya, banyak hal yang ingin Misteri ketahui dari pengalaman Abah Qodir. Tapi melihat kondisinya yang nampak lelah, sementara Misteri memilih diam. Mungkin Abah Qodir perlu waktu sedikit untuk mengatur napas dan menghisap sebatang rokok.
Setelah tenang, Misteri mengajak Abah Qodir duduk di tangga menuju makam. Beberapa menit kemudian, Abah Qodir baru menceritakan pengalamannya.
Menurutnya, setelah tawasul dan membuka pintu alam gaib dia melihat pemandangan yang menakjubkan. Kebun yang luas dan sawah yang berada di sekeliling makam Eyang Haji Gentar Bumi itu tiba-tiba berubah dipenuhi ribuan ekor kerbau, sapi dan kambing. Hewan-hewan itu bergerombol makan rumput seperti tak memperdulikan kehadiran Abah Qodir.
Setelah diteliti, hewan-hewan itu ternyata seluruhnya berkulit dan berbulu putih atau bule. “Saya benar-benar takjub melihat pemandangan itu,” aku Abah Qodir.
Namun beberapa saat kemudian hal yang tak diinginkan terjadi. Abah Qodir melihat seekor kerbau bule dengan tanduk panjang mengamuk, membuat kawanan bintang itu panik dan berlarian ke segala arah. Abah Qodir yang berdiri tak jauh dari gerombolan kambing tentu saja ikut terkena imbasnya. Kambing-kambing berlarian. Beberapa ekor di antaranya menabrak Abah Qodir.
“Saya melihat ada hal yang tak beres di sana, lalu saya cepat kembali ke alam ini,” jelas Abah Qodir.
Makam Eyang Haji Gentar Bumi memang keramat. Misteri dapat merasakan aura gaibnya yang terpancar kuat. Hal ini pun dirasakan oleh dua orang anak muda yang datang dari dalam surau yang berada di bawah makam. Anak-anak muda yang mengaku bernama Ahmad Gibran, 20 tahun, dan Jumat, 27 tahun, ini juga pernah mengalami hal mistik di makam Eyang Haji Gentar Bumi.
Ahmad Gibran, pemuda lajang asal Ciapus, Bogor mengaku datang ke makam Eyang Gentar Bumi atas perintah gurunya Haji Uu Supriatna di Cikaret, Bogor. Sesuai perintah gurunya, Ahmad harus menyempurnakan ilmunya di makam ini dengan membaca Doa Nurbuwat sebanyak 118 kali setelah shalat Hajat.
Sejak berguru pada H. Uu Supriatna, Ahmad mengaku telah 10 kali datang ke makam Eyang Haji Gentar Bumi. Dan setiap kali datang Ahmad harus menginap paling tidak 10 hari untuk menyempurnakan ilmunya.
Disebutkan H. Uu Supriatna, makam Eyang Haji Gentar Bumi adalah tempat musyawarahnya para aulia pulau Jawa. Jika mereka hadir di sana, tanda-tandanya dapat terlihat dengan harum bunga melati di sore hari. Padahal di sekitar tempat itu tidak terdapat bunga melati atau sedap malam. Anehnya, wangi bunga-bunga itu sering tercium pada malam purnama.
Seperti juga Ahmad, Jumat datang ke makam ini untuk menyempurnakan ilmunya. Sudah 5 kali Jumat dia datang ke makam ini dan setiap kali datang dia harus nginap paling tidak 7 malam.
Ada hal gaib yang pernah dialaminya. Suatu sore setelah membacakan dzikir di depan makam, Jumat dikagetkan olah sekelebatan bayangan yang datang dari tangga menuju makam. Makin lama bayangan itu nampak jelas seorang tua berjubah hijau. Meski ada rasa takut namun Jumat menguatkan hatinya untuk tetap duduk di tempatnya. Sebab dia yakin makhluk ini bukan manusia, tapi pastilah makhluk halus.
Tak ada kata-kata apapun yang keluar dari mulut Jumat. Begitu juga dengan makhluk yang baru saja hadir itu. Makhluk itu terus berjalan melintas makam dan sejenak berdiri di depan makam. Tak jelas apa yang dilakukannya, namun pasti makhluk itu membaca sesuatu lalu mengusap wajahnya. Sesaat kemudian dia kembali berlalu menuruni anak tangga ke arah gunung Halimun dan menghilang di balik pohon.
“Saya yakin itu pastilah wujud gaib Eyang Haji Gentar Bumi. Mungkin dia hendak ke puncak Halimun,” kenang Jumat.
Menelisik dunia gaib memang tidak mudah. Tapi kita harus yakin bahwa hal-hal gaib itu benar adanya. Demikian pula dengan makam Eyang Haji Gentar Bumi. Banyak orang telah membuktikan keangkerannya.

NASABNYA :
Silsilah Keturunan Mama Aang Nuh Gentur

Dari pihak Ibu:

1.  Nabi Muhammad Saw
2.  Sayyidina Ali karroma Allahu wajhahu dan Fatimati Azzahro’
3. Sayidina Husein As.
4. Sayyidina Ali Zaenal Abidin Ra.
5. Muhammad Al Baqir
6. Ja'far Ashodiq
7. Ali AI'Aridhi
8. Muhammad
9.Isa Albasyari
10. Ahmad Al Muhajir
11. Ubaidillah
12. 'Uluwi
13. Ali Kholi'i Qosim
14. Muhammmad Shohibul Murobath
15.‘Uluwi
16. Abdul Malik
17. Abdullah Khona
18. Imam Ahmad Syah
19.Jamaludin Akbar
20.Asmar Kandi Gisik Karjo Tuban
21.Ishak Makdhum
22 Muhammad Ainul Yaqin
23. Sunan Giri Laya
24. Wira Candera
25. Kentol Sumbirana
26. Rd. Ajeng Tanganziah
27. Waliyullah Syeikh Haji Abdul Muhyi Pamijahan
28. Syekh Abdullah
29. Syekh Tubagus Nidhor
30. Syekh Abdul Qodir Cihaneut
31. Syekh Muhammad Sa`id
32. Syekh Ahmad Syathiby
33. Mama Aang Nuh Gentur

Dari ayah:

1.   Nabi Adam As.
2.   Nabi Syis As.
3.   Anwar ( Nur cahya )
4.   Sangyang Nurasa
5.   Sangyang Wenang
6.   Sangyang Tunggal
7.   Sangyang Manikmaya
8.   Brahma
9.   Bramasada
10. Bramasatapa
11. Parikenan
12. Manumayasa
13. Sekutrem
14. Sakri
15. Palasara
16. Abiyasa
17. Pandu Dewanata
18. Arjuna
19. Abimanyu
20. Parikesit
21. Yudayana
22. Yudayaka
23. Jaya Amijaya
24. Kendrayana
25. Sumawicitra
26. Citrasoma
27. Pancadriya
28. Prabu Suwela
29. Sri Mahapunggung
30. Resi Kandihawan
31. Resi Gentayu
32. Lembu Amiluhur
33. Panji Asmarabangun
34. Rawisrengga
35. Prabu Lelea ( maha raja adi mulya )
36. Prabu Ciung Wanara
37. Sri Ratu Dewi Purbasari
38. Prabu Lingga Hyang
39. Prabu Lingga Wesi
40. Prabu Susuk Tunggal
41. Prabu Banyak Larang
42. Prabu Banyak Wangi / Munding sari I
43. ( a ) Prabu Mundingkawati / Prabu Lingga Buana
             / Munding wangi (Raja yang tewas di Bubat)
      ( b ) Prabu boros ngora / Buni sora suradipati
              / Prabu Kuda lelean berputra : Ki Gedeng Kasmaya
44. Prabu Wastu Kencana / Prabu Niskala wastu kancana
      / Prabu Siliwangi I
45. Prabu Anggalarang / Prabu Dewata Niskala /
      Jaka Suruh ( Raja Galuh / Kawali )   
46. Prabu Siliwangi II / Prabu Jaya dewata
      / Raden Pamanah rasa / Sri Baduga Maha Raja
47. Ratu Galuh
48. Ratu Puhun
49. Kuda Lanjar
50. Mudik Cikawung Ading
51. Entol Penengah
52. Sembah Lebe Warto Kusumah
53. Syekh Abdul Muhyi Pamijahan
54. Syekh Abdullah
55. Syekh Tubagus Nidhor
56. Syekh Abdul Qodir Cihaneut
57. Syekh Muhammad Sa`id
58. Syekh Ahmad Syathiby
59. Mama Aang Nuh Gentur

PARA GURUNYA :

1.    Ayahnya sendiri yakni Mama Ajengan Kaler ( K.H.Ahmad Syathiby)
2.    Uaknya yakni Mama Ajengan Kidul K.H. Muhammad Qurthuby
3.    Mama Cijerah K.H. Muhammad Syafi`i

TEMAN SEPERJUANGANNYA DI PONDOK PESANTREN CIJERAH :
1. Mama Sindang Sari ( K.H.Thoha bin K.H.Muhammad Showi )
2. Mama Badaraksa ( K.H.Thoha bin K.H.Hasan Al-Mustawi )
3. Mama Gelar ( K.H.Abdus Shommad )
4. Mama Obay karawang
5. Mama Syarifuddin Ponpes Fathul Huda cipaku Samarang garut
6. Ir.Soekarno Hatta ( Presiden RI pertama )
7. Dll.
AWAL KARAMAH NYA :
di waktu beliau berziarah ke makam Habib  Husen bin Abu bakar Al-Aydrus di Luar Batang, daerah Pasar Ikan, Jakarta, beliau langsung bertemu secara jaga ( yaqozhoh ) dengan Habib  Husen bin Abu bakar Al-Aydrus dan di sambut baik sambil keluar dari dalam kuburnya....kemudian ditalqin dan di baiat langsung oleh Habib  Husen bin Abu bakar Al-Aydrus pemilik makam keramat luar batang....Masya Allah....itu semua adalah kekuasaan Allah Swt.

SEBAGIAN KARAMAH NYA :

- naik di atas monas dan ditembaki oleh jepang tahu-tahu berada di rumahnya
- masuk kedalam drum di tembaki oleh blanda tahu-tahu berada di rumahnya
- orang yang sedang melamun ditempelengnya kemudian  di suruh jualan peuyeum ubi kemudian orang tersebut mendadak kaya
dan banyak lagi Karamah yang lainnya yang belum Admin. tulis.....


Beliau wafat pada tahun 1990 M. semoga beliau dirahmati Allah...Aaaaaamiiiin.
Sumber : http://denishofiyullah25.blogspot.com/2014_02_01_archive.html
{[['']]}

Nama Kerajaan serta lokasi Situs dan juga PerkiraanTahun Berdirinya dan Nomor Urutnyaa


Nama Kerajaan serta lokasi Situs dan juga PerkiraanTahun Berdirinya dan Nomor Urutnyaa
mulai dari
KANDIS - REPUBLIK INDONESIA
  • 1.Kerajaan Kandis* Lubuk Jambi, Riau Sebelum Masehi
  • 2.Kerajaan Melayu Jambi Jambi Abad ke-2 M
  • 3.Kerajaan Salakanegara Pandeglang, Banten 150 M
  • 4.Kepaksian Skala Brak Kuno Gunung Pesagi, Lampung Abad ke-3 M
  • 5.Kerajaan Kutai Muara Kaman, Kaltim Abad ke-4 M
  • 6.Kerajaan Tarumanegara Banten Abad ke-4 M
  • 7.Kerajaan Koto Alang Lubuk Jambi, Riau Abad ke-4 M
  • 8.Kerajaan Barus Barus, Sumatra Utara Abad ke-6 M
  • 9.Kerajaan Kalingga Jepara, Jawa Tengah Abad ke-6 M
  • 10.Kerajaan Kanjuruhan Malang, Jawa Timur Abad ke-6 M
  • 11.Kerajaan Sunda Banten-Jawa Barat 669 M
  • 12.Kerajaan Sriwijaya Palembang, Sumsel Abad ke-7 M
  • 13.Kerajaan Sabak Muara Btg. Hari, Jambi 730 M
  • 14.Kerajaan Sunda Galuh Banten-Jawa Barat 735 M
  • 15.Kerajaan Tulang Bawang Lampung 771 M
  • 16.Kerajaan Medang Jawa Tengah 820 M
  • 17.Kerajaan Perlak Peureulak, Aceh Timur 840 M
  • 18.Kerajaan Bedahulu Bali 882 M
  • 19.Kerajaan Pajajaran Bogor, Jawa Barat 923 M
  • 20.Kerajaan Kahuripan Jawa Timur 1009 M
  • 21.Kerajaan Janggala Sidoarjo, Jawa Timur 1042 M
  • 22.Kerajaan Kadiri/Panjalu Kediri, Jawa Timur 1042 M
  • 23.Kerajaan Tidung Tarakan, Kalimantan Timur 1076 M
  • 24.Kerajaan Singasari Jawa Timur 1222 M
  • 25.Kesultanan Ternate Ternate, Maluku 1257 M
  • 26.Kesultanan Samudra Pasai Aceh Utara 1267 M
  • 27.Kerajaan Aru/Haru Pantai Timur, Sumatra Utara 1282 M
  • 28.Kerajaan Majapahit Jawa Timur 1293 M
  • 29.Kerajaan Indragiri Indragiri, Riau 1298 M
  • 30.Kerajaan Panjalu Ciamis Gunung Sawal, Jawa Barat Abad ke-13 M
  • 31.Kesultanan Kutai Kutai, Kalimantan Timur Abad ke-13 M
  • 32.Kerajaan Dharmasraya Jambi 1341 M
  • 33.Kerajaan Pagaruyung Batu Sangkar, Sumbar 1347 M
  • 34.Kesultanan Aceh Banda Aceh 1360 M
  • 35.Kesultanan Pajang Jawa Tengah 1365 M
  • 36.Kesultanan Bone Bone, Sulawesi Selatan 1392 M
  • 37.Kesultanan Buton Buton Abad ke-13 M
  • 38.Kesultanan Malaka Malaka 1402 M
  • 39.Kerajaan Tanjung Pura Kalimantan Barat 1425 M
  • 40.Kesultanan Berau Berau 1432 M
  • 41.Kerajaan Wajo Wajo, Sulawesi Selatan 1450 M
  • 42.Kerajaan Tanah Hitu Ambon, Maluku 1470 M
  • 43.Kesultanan Demak Demak, Jawa Tengah 1478 M
  • 44.Kerajaan Inderapura Pesisir Selatan, Sumbar 1500-an M
  • 45.Kesultanan Pasir/Sadurangas Pasir, Kalimantan Selatan 1516 M
  • 46.Kerajaan Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur 1520-an M
  • 47.Kesultanan Tidore Tidore, Maluku Utara 1521 M
  • 48.Kerajaan Sumedang Larang Jawa Barat 1521 M
  • 49.Kesultanan Bacan Bacan, Maluku 1521 M
  • 50.Kesultanan Banten Banten 1524 M
  • 51.Kesultanan Banjar Kalimantan Selatan 1526 M
  • 52.Kesultanan Cirebon Jawa Barat 1527 M
  • 53.Kesultan Sambas Sambas, Kalimantan Barat 1590-an M
  • 54.Kesultanan Asahan Asahan 1630 M
  • 55.Kesultanan Bima Bima 1640 M
  • 56.Kerajaan Adonara Adonara, Jawa Barat 1650 M
  • 57.Kesultanan Gowa Goa, Makasar 1666 M
  • 58.Kesultanan Deli Deli, Sumatra Utara 1669 M
  • 59.Kesultanan Palembang Palembang 1675 M
  • 60.Kerajaan Kota Waringin Kalimantan Tengah 1679 M
  • 61.Kesultanan Serdang Serdang, Sumatra Utara 1723 M
  • 62.Kesultanan Siak Sri Indrapura Siak, Riau 1723 M
  • 63.Kasunanan Surakarta Solo, Jawa Tengah 1745 M
  • 64.Kesltn. Ngayogyakarto Hadiningrat Yogyakarta 1755 M
  • 65.Praja Mangkunegaran Jawa Tengah-Yogyakarta 1757 M
  • 66.Kesultanan Pontianak Kalimantan Barat 1771 M
  • 67.Kerajaan Pagatan Tanah Bumbu, Kalsel 1775 M
  • 68.Kesultanan Pelalawan Pelalawan, Riau 1811 M
  • 69.Kadipaten Pakualaman Yogyakarta 1813 M
  • 70.Kesultanan Sambaliung Gunung Tabur 1810 M
  • 71.Kesultanan Gunung Tabur Gunung Tabur 1820 M
  • 72.Kesultanan Riau Lingga Lingga, Riau 1824 M
  • 73.Kesultanan Trumon Sumatra Utara 1831 M
  • 74.Kerajaan Amanatum NTT 1832 M
  • 75.Kesultanan Langkat Sumatra Utara 1877 M
  • 76.Republik Indonesia Kepulauan Nusantara 17-8-1945

Dalam catatan sejarah terdapat informasi yang terputus antara zaman pra sejarah dengan zaman Hindu/Budha.

Namun
dari Tabel 1 diatas dapat diperoleh gambaran bahwa peradaban Nusantara kuno bermula di Sumatra bagian tengah dan ujung barat pulau Jawa.

Dari abad ke-1 sampai abad ke-4 daerah yang dihuni meliputi :

  • Jambi (kerajaan Melayu Tua),
  • Lampung (Kepaksian Skala Brak Kuno), dan
  • Banten (kerajaan Salakanegara).

Untuk mengetahui peradaban awal Nusantara kemungkinan besar dapat diketahui melalui analisa keterkaitan tiga kerajaan tersebut.
{[['']]}

Silsilah Raja-raja di Jawa Barat


Pendiri Kerajaan Tarumanagara Yaitu : 
  1. MULAWARMAN (ABAD KE 4) DST. letaknya di Bogor — rAJA tARUMANAGARA KE 12 ATAU YANG TERAKHIR bernama Lingga Warman— digantikan oleh menantunya bernama Prabu Tarusbawa (pendiri kerajaan Sunda setelah Kerajaan Tarumanagara) dst— WRETIKANDAYUN (rAJA mEDANG jATI SALAH SATU kERAJAAN DI BAWAH KERAJAAN sUNDA YANG MEMISAHKAN DIRI DAN MENDIRIKAN KERAJAAN GALUH (tH.670-702) DITERUSKAN OLEH pRABU MANDI MINYAK (tH.702-709) — DITERUSKAN OLEH pRABU pURBASORA (tH.716-723)— diteruskan oleh Prabu SANJAYA (723-724) — DITERUSKAN OLEH pRABU aDIMULYA PERMANADIKUSUMA (724-725) DITERUSKAN OLEH pRABU TAMPERAN (729-739) DITERUSKAN OLEH pRABU CIUNG WANARA (739-783) DITERUSKAN OLEH pRABU gURUMINDA(MINISRI—tH.799-806) –DITERUSKAN OLEH pRABU wELENGAN (806-813) DITERUSKAN OLEH pRABU LINGGA HIANG(LINGGA bUMI TH.813-852)— DITERUSKAN OLEH PRABU LINGGA WESI– DITERUSKAN OLEH PRABU LINGGA WASTU-

-PRABU SUSUK TUNGGAL– PRABU MUNDINGKAWATI — PRABU ANGGALARANG—PRABU SILIWANGI (1482-1521) DILANJUTKAN pRABU SURAWISESA (1521-1535) DITERUSKAN OLEH rATU DEWATA BUANA (1543-1551) DITERUSKAN OLEH RATU SAKTI (1543-1551) DITERUSKAN OLEH pRABU NILA KENDRA (1551-1567) DITERUSKAN OLEH pRABU sURYA KENDACA (1567-1579) SELANJUTNYA BERUBAH JADI KERAJAAN iSLAM ATAU KESULTANAN—YAITU sYARIEF hIDAYATULLOH (PERIODE wALI iSLAM)— (1448-1552) DILANJUTKAN OLEH MAULANA HASANNUDDIN (1552-1570) DILANJUTKAN OLEH MAULANA YUSUF (1570-1588) DILANJUTKAN OLEH MAULANA MUHAMMAD (1588-1605) –DILANJUTKAN OLEH ULTAN ABDUL MAFAKIR (1605-1640) DILnjutkN OLEH sULTA ABDUL FATAH ABUSERI (SULTAN AGENG TIRTAYASA) –(1651-1682)–DILANJUTKAN OLEH MAULANA MANSYUR (1682- )— pANGERAN sOKE—sebagian keturunannya diantaranya—(periode perjuangan kemerdekaan)—- RD. H. UDERAN—RD. H. PENNA— Rd. Ongkos — Nyi Rd Supiah— dst.mohon dikoreksi bila ada kesalahan” untuk penyempurnaan silsilah ini
{[['']]}

SUNDA – (Pikukuh Kenegaraan, Kebangsaan, Kemasyarakatan, & Kemanusiaan)

- BAGIAN 1-
Sudut Pandang Pikukuh Sunda Tentang Proses Penciptaan & Dinamikanya
Bumi Dega 21 April 2012
 Sampurasun
1. Pitutur para sepuh tentang proses terjadinya Sunda & Planet Bumi 

  • Awalnya Yang Maha Kuasa membentuk “Jagat Suwung”, yaitu ‘sesuatu’ yang gelap, kosong, hening. Tidak ada barat, timur, utara, selatan, singkatnya… sebuah keadaan yang sulit terciptakan (cipta = pikir).
  • Tahap selanjutnya Yang Maha Kuasa menghadirkan suatu suara seperti “Tawon Laksaketi”(berjuta-juta tawon) yang berbunyi “Huuuung…”. Dunia ilmu pengetahuan modern menyebutnya sebagai “Suara Kosmik”.

  • Dari pusat suara munculah jentik-jentik sinar cemerlang “Hyang Putih / Ingyang Putih”sebesar ‘sayap nyamuk’. Dalam bahasa ilmu pengetahuan modern model ini disebut “molekul cahaya”. Semakin lama semakin menggumpal, membesar dan terus membesar.
  • Gumpalan, kumpulan molekul (atom ?) itu semakin lama semakin besar dan memadat maka jadilah “Sang Hyang Tunggal”, sebuah sumber cahaya gemilang yang agung dan suci serta tidak ada bandingnya.
  • Atas kehendaknya (Yang Maha Kuasa ?), Sang Hyang Tunggal memecah dirinya menjadi beberapa bagian dan menyebar di Jagat Suwung. Ilmu pengetahuan modern menyebutnya sebagai “Big Bang”, istilah itu dipelopori oleh Stephen Hawking.
  • Pecahan dari Sang Hyang Tunggal menyebar mengisi Jagat Suwung dan kembali menjadi jentik-jentik sinar yang berpencar. Saat ini kita mengenalnya dalam tiga (3) kelompok : Kartika(Bintang), Surya (Matahari), Chandra (Bulan) atau sering disebut sebagai susunan “Tata Surya”.
  • Salah satu dari milyaran tata surya pengisi Jagat Suwung adalah Matahari kita yang dikelilingi oleh planet-planet, dan planet-planet tersebut pun hasil pemisahan (ledakan) dari Matahari itu sendiri.
  • Maka, Matahari kita itu merupakan putra dari Sang Hyang Tunggal dan atau cucu dari Hyang Putih.
  • Matahari dikenal sebagai Sang Hyang Manon atau lebih populer disebut Batara Guru yang artinya adalah “yang senantiasa memberikan / menyampaikan penerang sebagaicahaya kehidupan (*gerak)”.
2. Arti Kata “Sunda”.
  • Matahari adalah “api sejati yang sangat besar” dan dituliskan dalam susunan kata SU(sejati) – NA (api / geni / agni) – DA (agung / besar / gede) atau sering disebut sebagaiSUNDA.
  • Kita dapat menemukan istilah “Sunda” dalam beberapa penamaan seperti; Gunung Sunda (+Purba), Selat Sunda, Sunda-Ra, Kepulauan Sunda Besar – Sunda Kecil, dst. Bahkan seorang filsuf Yunani, Plato menyebutnya sebagai Sunda-Lan atau Ata-Lan atau boleh jadi artinya sama dengan Atlan (Atlantis).
  • Maka, Sunda sama sekali bukan nama sebuah ras atau suku pun etnis, apalagi hanya berupa batas wilayah sebesar Jawa-Barat. Sebab, Sunda merupakan tatanan besar yang berlandas kepada nilai-nilai filosofis “ke-Matahari-an”.
  • Betul bahwa pusat “Sunda” itu ada di Jawa Barat hal tersebut karena keberadaan Gunung Sunda Purba / Gunung Matahari / Gunung Batara Guru / Gunung Cahaya, dalam bahasa Yunani kuno disebut sebagai Gunung Olympia (Olympus = Cahaya) dikenal sebagai tempat tinggal para dewa. Hal ini pula yang menyebabkan mayoritas wilayah di Jawa-Barat menggunakan istilah “Ci” artinya “Cahaya”. Istilah ”Ci” tentu tidak sama dengan “Cai”  yang berarti kemilau yang dipantulkan dari permukaan tirta / banyu / apah / air.
3. Sang Guru Hyang & Da Hyang Sumbi
  • Dari cerita Wayang Purwa dikisahkan bahwa
    • Batara Guru jatuh cinta kepada Batari Uma / Dewi Uma.
    • Batari Uma berobah menjadi Batari Durga & dikawini oleh Batara Kala.
  • Arti kata “Guru” adalah yang selalu bersinar / senantiasa menerangi / pemberi kebenaran. Sedangkan arti kata “Batara” ialah “yang menyampaikan (yang menyinari) gerak kehidupan”.
  • Dalam pikukuh Sunda keluhuran budi-pekerti & dharma bakti agung pada diri seseorang menyebabkan ia layak (disetarakan) sebagai sosok “Guru”. Adapun derajat yang tertinggi dan paling sepuh disebut Sang Guru Hyang (Sang Guriang) yang artinya adalah Saka Guru(Guru yang Tertinggi / Puncak tertinggi dari segala Guru / Cahaya) dan itu sama denganMatahari disisi lain hal tersebut maknanya sama dengan “Sunda”.
  • Batari Uma (Ma / Umi / Ambu / Ibu / Umbi / Bumi) sesungguhnya merupakan pecahan dari Matahari (Batara Guru / Sunda), didapat dari hasil ledakan besar yang kemudian bergerak mengeliling Matahari menjadi bagian dari Tata-Surya (Solar System).
  • Batari Uma atau Dewi Uma pada mulanya bersinar terang seperti halnya Batara Guru, namun lama-kelamaan sinarnya semakin padam dan permukaannya berobah menjadi tanah yang bergelombang. Tentu saja hal tersebut akibat ia menjauh dari Matahari (Batara Guru), kejadian itu diumpamakan sebagai “kutukan” Batara Guru kepada Dewi Uma yang kemudian berobah nama menjadi Batari Durga yang buruk rupa.
  • Setelah Dewi Uma kehilangan cahaya dan menjadi Batari Durga maka ia dikawini oleh Batara Kala, yang artinya ialah terkena hukum “waktu” maka terjadilah peristiwa waktu & ruang di planet Bumi.
    • Waktu (Kala) ditentukan oleh Matahari
    • Ruang (Pa) ditentukan oleh Bumi
Namun demikan, walaupun Dewi Uma telah menjadi Batari Durga ia masih mengandung putra dari Batara Guru dan saat ini kita menyebutnya sebagai “Magma” (api yang ada di perut Bumi) yang kelak melahirkan berbagai jenis batuan serta unsur-unsur lainnya sebagai penunjang kehidupan para penduduk Bumi.
Peristiwa tersebut dalam Pikukuh Sunda diabadikan dengan sebutan Bua-Aci (‘buah’-aci) atau lebih dikenal sebagai Sang Hyang Pohaci, yang senantiasa memberikan kesuburan (*kehidupan)kepermukaan tanah. Dari sebutan atau ungkapan tersebut pada saat sekarang membuat kita mengenal istilah “buah” (*phala / pala / pahala) serta istilah “Bua-na” yang kelak berobah menjadiBanua (Benua).

Perobahan dari Dewi Uma menjadi Batari Durga (*karena tertutup tanah) menyebabkan perut Bumi harus dapat mengeluarkan panas Bumi (magma), maka lahirlah sebuah “cerobong raksasa” yang disebut sebagai Gunung Sunda (Gn. Batara Guru).
  • Pada dasarnya Dayang Sumbi itu berasal dari kata Da-Hyang – Su-Umbi , yang artinya :
    • Da = Agung / Besar
    • Hyang = Moyang / Eyang / Biyang / Leluhur / Buyut.
    • Su = Sejati
    • Umbi = Ambu / Ibu
  • Dayang Sumbi mengandung makna: Leluhur Agung Ibu Sejati atau setara dengan sebutan Buana / Ibu Pertiwi / Bumi / Earth.
Maka jika disimpulkan, kisah / legenda Sang Guru Hyang & Da Hyang Su Umbi itu lebih kurang memaparkan tentang kejadian / hubungan antara Matahari & Bumi, keberadaan   “Waktu & Ruang” (Kala & Pa) dan khususnya berceritera tentang “awal kehidupan manusia di muka Bumi” yang intinya menyatakan bahwa “waktu & ruang merupakan hukum kehidupan”.

4. Situmang = Trisula Naga-Ra

Dalam kisah Sang Guru Hyang diceriterakan bahwa Dayang Sumbi pada akhirnya kawin (bersanding) dengan Situmang, yaitu seekor anjing yang membantu membawakan gulungan benang yang terjatuh ketika Dayang Sumbi sedang menenun. Perkawinan mereka menghasilkan sosokSangkuriang (Sang Guru Hyang).
  • ‘Sangkuriang’ atau sebut saja Sang Guru Hyang yang ke II ini maknanya adalah kelahiranNegeri Matahari (Dirgantara) sebagai pusat Keratuan / Keraton Dunia, atau kelahiran pola ketata-negaraan yang pertama di dunia yang ditandai oleh Gunung Sunda Purba atau Gn. Matahari / Gn. Batara Guru. Saat ini tersisa sebagai Gn. Tingkeban Pa-Ra-Hu, dan sekarang kita menyebutnya sebagai Gn. Tangkuban Parahu.
Setelah keberadaan wilayah beserta penduduknya, bentuk kemasyarakatan diawali dengan adanyaTata / Aturan / Hukum yang berupa Tri Su La Naga-Ra (Tiga Kesejatian Hukum pada sebuahNegara), atau dalam silib & siloka SITUMANG yaitu terdiri dari :
-          Rasi / Datu berkedudukan sebagai pengelola kebajikan, wilayahnya disebut “Karesian / Kadatuan atau Kedaton”.
-          Ratu berkedudukan sebagai pengelola kebijakan, wilayahnya disebut Keratuan / Keraton.
-          Rama berkedudukan sebagai pembentuk kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut“karamat” atau sering disebut sebagai “kabuyutan” atau wilayah para leluhur / luhur / gunung (*?) = (tanah suci).
-          Hyang merupakan sumber ajaran kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut Pa-Ra-Hyang.
 

Adapun sosok binatang “anjing” merupakan metafora atau perumpamaan dari watak “kesetiaan”. Simbolisasi tersebut tentu sangat sesuai dengan kenyataan yang berlaku dan layak dipergunakan sebagai pola tanda seperti halnya Sang Hyang Gana (Ganesha) yang mempergunakan siloka “gajah”, ataupun konsep pemerintahan yang dilambangkan dalam bentuk “harimau” (mang / hitam – ang/merah  – ung/putih = maung).

5. Awal Kenegaraan Dunia “Layang Saloka Domas & Saloka Nagara”
Secara logika tentu awal keberadaan sebuah negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu : kepastian hukum, keberadaan wilayah, masyarakat, aparatur pemerintahan, serta pengakuan. Tanpa salah-satunya terpenuhi maka tidak layak disebut sebagai sebuah negara.

Maka demikian pula dengan kelahiran pemerintahan ditatar Sunda yang konon (*berdasarkan catatan sejarah yang ada hingga saat ini) diawali dengan adanya sebuah Keratuan yang bernama“Salokanagara / Salakanagara”. Tentu ‘kerajaan’ tersebut mustahil ada jika tidak diawali oleh adanya “nilai-nilai ajaran” yang menjadi sebuah peraturan / hukum. Itu sebabnya masyarakat kita mengenal istilah “Layang Saloka Domas” yang artinya :
-          La = Hukum
-          Hyang = Leluhur
-          Sa = Esa / Tunggal / Satu
-          Loka = Tempat / Wilayah
-          Domas = Tidak Terhingga / invinity / 8
Arti keseluruhannya ialah :  Kesatuan Wilayah Hukum Leluhur (yang) Tidak Terhingga.

Adapun Saloka Nagara pada dasarnya merupakan wilayah kekuasaan hukum yang sangat besar.Sa-Loka Naga-Ra (*Salaka Nagara ?) artinya adalah :
–      Sa = Esa / Tunggal / Satu
–      Loka = Tempat / Wilayah
–      Naga = *…lambang penguasa darat & laut (samudra).
–      Ra = Matahari
Saloka Naga-Ra berarti : Kesatuan Wilayah Kekuasaan Darat & Laut (negeri) Matahari.

6. Aki ‘Tirem’
Menyentuh jaman Saloka Nagara tentu tidak terlepas dari keberadaan Aki Tirem yang mempunyai makna sebagai berikut;
–      Aki = Leluhur / Kokolot / Sesepuh / Tohaan / Tuhaan (‘Tuhan’).
–      ‘Tirem’ = (…………beberapa kemungkinan arti) :
  • Tarum / Taru-Ma (Kalpataru / pohon hayat / kehidupan).
  • Ti-Rum / Rumuhun
  • Ti-Ram / Rama
Jika “Tirem” itu adalah kata lain dari “Taru-Ma” (*taru = tree / pohon, dan ma = uma / bumi / ambu / ibu) maka istilah “Aki Tirem / Taruma” bisa mengandung makna sebagai “Pohon keluarga para leluhur Bumi”.
Sumber : http://ahmadsamantho.wordpress.com/
{[['']]}

Biografi Raden Aria Wiratanudatar Dalem Cikundul Cianjur

Raden Djayasasana Aria Wiratanudatar Dalem Cikundul



  Rd. Kj. Aria Wiratanudatar yang dikenal sebagai Kj. Dalem Cikundul Beliau adalah penyebar Islam sekaligus Bupati Cianjur pertama, di Kp.Cijagang Ds.Majalaya Kec.Cikalong Kulon Kab. Cianjur


Dari kejauhan nampak di atas sebuah bukit yang sekelilingnya menghijau ditumbuhi pepohonan yang rin-dang. berdiri sebuah bangunan cukup megah dan kokoh.Bangunan yang sangat artistik dengan nuansa Islam itu. tiada lain makam tempat dimakamkannya Bupati Cianjur Pertama, R Aria Wira Tanu Bin Aria Wangsa Gopa-rana periode (1677-1691)yang kemudian terkenal dengan nama Dalem Cikundul.

Areal makam yang luasnya sekitar 300 meter itu. berada di atas tanah seluas 4 hektar puncak Bukit Cijagang. Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalong-kulon. Cianjur, Jawa Barat atau sekitar 17 Km kearah utara dari pusat kota Cianjur.Makam Dalem Cikundul, sudah sejak lama dikenal sebagai obyek wisata ziarah. Dalem Cikundul. konon tergolong kepada syuhada sholihiin yang ketika masih hidup dan kemudian menjadi dalem dikenal luas sebagai pemeluk agama Islam yang taat dan penyebar agama Islam.

Catatan sejarah dan cerita yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, tahun 1529 kerajaan Talaga direbut oleh Cirebon dari Negara Pajajaran dalam rangka penyebaran agama Islam, yang sejak itu, sebagian besar rakyatnya memeluk agama Islam.Tetapi raja-raja Talaga. yaitu Prabu Siliwangi. Mun-dingsari. Mundingsari Leutik, Pucuk Umum. Sunan Parung Gangsa. Sunan Wanapri, dan Sunan Ciburang, masih menganut agama lama, yaitu agama Hindu.Sunan Ciburang memiliki putra bernama Aria Wangsa Goparana. dan ia merupakan orang pertama yang memeluk agama Islam, namun tidak direstui oleh orang tuanya. Akhirnya Aria Wangsa Goparana meninggalkan keraton Talaga. dan pergi menuju Sagalaherang.

Di Sagalaherang, mendirikan Negara dan pondok pesantren untuk menyebarkan agama Islam ke daerah sekitarnya. Pada akhir abad 17. ia meninggal dunia di Kampung Nangkabeurit, Sagalaherang dengan meninggalkan dua orang putra-putri, yaitu. DJayasasana, Candramang-gala, Santaan Kumbang. Yu-danagara. Nawing Candradi-rana, Santaan Yudanagara, dan Nyai Mas Murti.Aria Wangsa Goparana, menurunkan para Bupati Cianjur yang bergelar Wira Tanu dan Wiratanu Datar serta para keturunannya. Putra sulungnya Djayasasana dikenal sangat taqwa terhadap Allah SWT. tekun mempelajari agama Islam dan rajin bertapa.

Setelah dewasa Djayasasana meninggalkan Sagalaherang. diikuti sejumlah rakyatnya. Kemudian bermukim di Kampung Cijagang, Cikalong-kulon. Cianjur, bersama .pengikutnya dengan bermukim di sepanjang pinggir-pingir sungai.Djayasasana yang bergelar Aria Wira Tanu, menjadi Bupati Cianjur atau Bupati Cianjur Pertama periode (1677-1691).
meninggal dunia antara tahun -1706 meninggalkan putra-puteri sebanyak 11 orang , masing-masing
1. Dalem Aria wiramanggala.
2. Dalem Aria Martayuda (Dalem Sarampad).
3. Dalem Aria Tirta (Di Karawang).
4. Dalem Aria natamanggala (Dalem aria kidul/gunung jati cjr),
5. R.Aria Wiradimanggala(Dalem Aria Cikondang)
6. Dalem Aria Suradiwangsa (Dalem Panembong),
7. Nyai Mas Kaluntar .
8. Nyai Mas Bogem
9. Nyai R. Mas Karangan.
10. Nyi R.mas KAra
11. Nyai Mas Djenggot

Beliau Juga memiliki seorang istri dari bangsa jin Islam, dan memiliki tiga orang putra-putri, yaitu
1. Raden Eyang Surya-kancana. yang hingga sekarang dipercayai bersemayam di Gunung Gede atau hidup di alam jin.
2. Nyi Mas Endang Kancana alias Endang Sukaesih alias Nyai Mas Kara, bersemayam di Gunung Ceremai,
3. R. Andaka Warusaja-gad (tetapi ada juga yang menyebutkan bukan putra, tetapi putri bernama Nyai Mas Endang Radja Mantri bersemayam di Karawang).

Bertitik tolak dari situlah, Dalem Cikundul sebagai leluhurnya sebagian masyarakat Cianjur, yang tidak terlepas dari berdirinya pedaleman (kabupaten) Cianjur. Maka Makam Dalem Cikundul dijadikan tempat ziarah yang kemudian oleh Pemda Cianjur dikukuhkan sebagai obyek wisata ziarah, sehingga banyak dikunjungi penziarah dari pelbagai daerah.Selain dari daerah-daerah yang ada di P Jawa, banyak juga penziarah dari luar P Jawa seperti dari Bali. Sumatra. Kalimantan, banyak juga wisatawan mancanegara. Penziarah setiap bulan rata-rata mencapai 30.000 lebih pengunjung, mulai dari kalangan masyarakat bawah, menengah, hingga kelas atas, dan ada pula dari kalangan artis.

Maksud ziarah itu sendiri sebagaimana diajarkan dalam Islam, supaya orangeling akan kematian. Disamping itu, ziarah kepada syuhada solihin selain mandoakanya juga untuk tawasul memohon kepada Allah SWT melalui syuhada solihin sebagai perantara terhadap Allah SWT. Karena syuhada solihin lebih dekat dengan Allah SWT. umumnya yang berziarah antara lain ada yang ingin memperoleh kelancaran dalam kegiatan usahanya, dipercaya atasan, cepat memperoleh jodoh, dan lainnya. Sebelum melaksanakan ziarah di pintu masuk makam harusnya diberi nasehat-nasehat oleh juru kunci, dimaksudkan agar tidak sesat(tidakmenyimpang dari akidah dan tidak terjerumus kedalam jurang kemusyrikan

Makam Dalem Cikundul. semula kondisinya sangat sederhana. Tahun 1985 diperbaiki oleh Ny Hajjah Yuyun Muslim Taher istrinya Prof Dr Muslim Taher (Alm) Rektor Universitas Jayabaya, Jakarta. Biaya perbaikannya menghabiskan sekitar Rp 125 juta.Sekarang ini, biaya perawatannya Selain dari para donator tetap juga hasil infaq so-dakoh dari para pengunjung. Belum lama ini telah selesai dilakukan perbaikan atap bangunan gedung utama ber ukuran 16x20 meter, perbaikan masjid untuk wanita berukuran 7x7 meter. Menyusul akan dibangun lantai II tempat peristirahatan bagi para peziarah.

Di tempat berziarah Makam Dalem Cikundul ini. banyak disediakan Fasilitas untuk para penziarah mulai dari masjid untuk wanita dan laki-laki serta tempat peristirahatan. Dan sebelum memasuki areal tempat berziarah ada pula penginapan yang dikelola Dipenda Kabupaten Cianjur.Sebagai penziarah ada yang memiliki anggapan bila berziarah ke Makam Dalem Cikundul menghitung jumlah tangga sesuai dengan jumlah tangga sebenarnya, dapat diartikan maksud atau tujuan hidupnya akan tercapai. Itu sebabnya, tidak heran para penziarah ketika naik tangga untuk menuju sebuah bukit tempat Makam Dalem Cikundul. sambil menghitung jumlah tangga.jumlah tangga yang menuju lokasi makam yaitu tangga tahap pertama Jumlahnya 170 tangga. Kenapa tangga itu dibuat 170 buah. Dikemukakan bahwa jumlah itu diambil dari bilangan atau hitungan membaca ayat kursi yang sering dilakukan orang, yang juga sering dilakukan Dalem Cikundul. dan jumlah tangga tahap kedua sebanyak 34 buah."Mengenai ada anggapan apabila menghitung tangga sama Jumlahnya sama dengan jumlah tangga yang sebenarnya,insyaallah konon do'anya bakal dikabul segala maksud atau keinginan, tergantung kepercayaan masing-masing atau hanya sugesti saja." karena hal ini tergantung kebersihan niat dari para peziarah.

Rundayan Para Bupati Cianjur Dari periode 1940-2011

1. R.A. Wira Tanu I /Rd Djayasasana (1640-1691)/(1677-1691)
2. R.A. Wira Tanu II / Rd.Aria Wiramanggala)(1691-1707)
3. R.A. Wira Tanu III /RA. Astra Manggala(1707-1727)
4. R.A. Wira Tanu Datar IV/ Rd. Sabirudin(1927-1761)
5. R.A. Wira Tanu Datar V /Dalem Muhyidin(1761-1776)
6. R.A. Wira Tanu Datar VI/Dalem Aria Enoh (1776-1813)
7. R.A.A. Prawiradiredja I (1813-1833)
8. R. Tumenggung Wiranagara (1833-1834)
9. R.A.A. Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) (1834-1862)
10. R.A.A. Prawiradiredja II (1862-1910)
11. R. Demang Nata Kusumah (1910-1912)
12. R.A.A. Wiaratanatakusumah (1912-1920)
13. R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932)
14. R. Sunarya (1932-1934)
15. R.A.A. Suria Nata Atmadja (1934-1943)
16. R. Adiwikarta (1943-1945)
17. R. Yasin Partadiredja (1945-1945)
18. R. Iyok Mohamad Sirodj (1945-1946)
19. R. Abas Wilagasomantri (1946-1948)
20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga (1948-1950)
21. R. Ahmad Suriadikusumah (1950-1952)
22. R. Akhyad Penna (1952-1956)
23. R. Holland Sukmadiningrat (1956-1957)
24. R. Muryani Nataatmadja (1957-1959)
25. R. Asep Adung Purawidjaja (1959-1966)
26. Letkol R. Rakhmat (1966-1966)
27. Letkol Sarmada (1966-1969)
28. R. Gadjali Gandawidura (1969-1970)
29. Drs. H. Ahmad Endang (1970-1978)
30. Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja (1978-1983)
31. Ir. H. Arifin Yoesoef (1983-1988)
32. Drs. H. Eddi Soekardi (1988-1996)
33. Drs. H. Harkat Handiamihardja (1996-2001)
34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi (2001-2006)
35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2006-2011)
{[['']]}

Leuwi Batok dan Asal-usul Cianjur

Sejarah Cianjur

Daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) yang sekarang ini berpenduduk sekitar 2 juta jiwa, pada tanggal 12 Juli 2010 kemarin berulang tahun yang ke 333. Dibalik berdirinya daerah ini banyak sejarah dan kisah, bagaimana awal mulanya daerah Pemerintahan Kabupaten Cianjur berdiri.


Salah satu tapak sejarah berdirinya Cianjur tidak dapat terpisahkan dari nama sebuah kampung yang bernama Leuwi Batok. Leuwi Batok sendiri adalah nama sebuah lubuk yang berada pada aliran sungai Cikundul. Desa Majalaya (sekarang Desa Cijagang. setelah adanya pemekaran), Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Lubuk itu, namanya Leuwi Batok. karena bentuknya cekung seperti tempurung (batok).
Karena terdapat sebuah leuwi yang namanya Leuwi Batok. maka tempat pemukiman penduduk yang berada di dekat Leuwi Batok. bantaran sungai Cikundul itu. dikenal dengan nama kampung Leuwi Batok. Sekarang ini, keberadaan Leuwi Batok sudah tidak cekung seperti tempurung lagi, karena leuwi tersebut sudah mulai dangkal tertimbun bebatuan dan pasir yang dibawa arus air sungai Cikundul.
Begjtu juga keberadaan Kampung Leuwi Batok yang banyak dihuni penduduk, agaknya tidak ada yang istimewa, biasa-biasa saja seperti keberadaan kampung-kampung pada umumnya. Kampung Leuwi Batok yang disebut juga Kampung Cijagang, secara kasat mata nyaris tidak ada keistimewaannya. Di sana yang ada hanya sebuah tempat pemandian yang airnya bersumber dari mata air yang memancar dari tebing bantaran sungai Cikundul.
Nama Leuwi Batok atau Kampung Leuwi Batok. bagi sebagian orang yang tidak pernah membaca sejarah Cianjur, tidak akan pernah tahu bahwa Kampung Leuwi Batok, merupakan cikal bakal berdirinya Nagri Cikundul atau Nagri Cianjur. Dan di tempat itulah pertamakali didirikannya Kantor Kedaleman/Pemerintahan Cianjur.

Air Keramat Cijagang (Cikahuripan) patilasan tempa siram dalem cikundul
Sejarah mencatat, kantor dalem (bupati) pertama Cianjur, didirikan dengan Dalem-nya Raden Aria Wiratanudatar. Di tempat inilah, kantor Dalem Cianjur pertama berada dan pancuran air atau jamban ini merupakan jamban yang digunakan bupati yang kemudian dikenal dengan nama "Air Cikahuripan". Sekarang oleh warga masyarakat dikenal sebagai air keramat Cikahuripan.
Awal mulanya berdiri Nagri Cikundul atau Nagri Cianjur, Syahdan rombongan Raden Aria Wiratanu dari Sagalahe-rang beserta 30 umpi (kepala keluarga) yang menyertainya pergi menuju tatar pakulonan untuk mendirikan sebuah nagri dan menyebarluaskan agama Islam. Setelah berlama-lama melewati beberapa tempat dengan menyusuri pegunungan perbukitan dan sungai Cikundul, akhirnya mereka tiba di sebuah tempat dekat Leuwi Batok sungai Cikundul. Di situ eyang Cikundul. Berniat mengadakan sholat berjama’ah namun dikarenakan tidak ada air bersih kemudian beliau menotokan jari telunjuknya di gawir pinggir jembatan leuwi batok, dengan izin allah kemudian airnnya memancar, dan di pakai buat wudhu dan minum, dan disitu sering dipake siraman eyang cikundul. Dan Sampai sekarang oleh masyarakat tempat nya dinamai air keramat Cikundul(cikahuripan/ atau jg  sekarang di sebut air keramat Cijagang) karena asal muasal air tsb dari sundulan telunjuk raden jayasana. Dan Asal muasal cijagang yaitu konon ketika sungai cikundul banjir (ca’ah dengdeng) beliau menyebrangkan (ref sunda=meuntaskeun/peuntas) para umpi rahayat cikundul dengan merenggangkan (ref sunda=ngajegangkeun) kedua kakinya melewati sungai yang lebar -/+ 150m dan mendirikan pendopo di pertiga’an tanjakan joglo balong arah ke legok jengkol(majalaya kidul). Dan patilasannya sekarang masih ada sedikit bekas bangunannya namun hampir punah.
semakin lama kampung itu semakin berkembang dan menjadi padat penduduknya, yang kemudian diberi nama Kampung Cikundul. Kemudian berkembang menjadi Pusat Pe-merintahan sebuah Nagri Kedaleman yang mandiri sebagi satu-satunya Nagri di kawasan tatar Sunda yang saat itu dan tidak pernah berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram, Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon. Kesultanan Sumedang atau Nagri Batawi yang diperintah oleh Kompenl Belanda.
Kemudian Pada tahun 1691 Dalem Cukundul istirahat dari pemerintahan dan tampuk pemerintahan di serahkan kepada putra sulung beliau yaitu Dalem Anom (Aria Natamanggala)/ R.A. Wira Tanu II (1691-1707)  Kemudian beliau (Dalem Cikundul 1) ber riadoh di puncak pasir gajah cikundul sampai wapat dan dimakamkan disana. Yang sekarang banyak di kunjungi para pejiarah
Tetapi sekarang sayangnya, Leuwi Batok sebagai cikal bakal berdirinya Cianjur, nyaris terlupakan. Karena di sekitar tempat itu. tidak ada tanda-tanda, bahwa tempat itu memiliki sejarah. Akibat tidak ada tanda-tanda akibatnya banyak orang yang tidak tahu kalau tempat itu memiliki sejarah tentang ada dari ketiadaannya Cianjur.
Untuk dapat dengan mudah mengetahui atau mengenang-nya. Sehingga kalangan generasi muda mengenal atau tahu sejarah daerah asalnya, alangkah indahnya jika di Kampung Leuwi Batok didirikan sebuah tugu atau prasasti.Kemudian pada tugu atau prasasti itu. dibuatkan relief yang menceritakan atau menggambarkan bagaimana awalnya perjalanan, sehingga berdirinya Nagri Cianjur di Kampung Leuwi Batok sebagai cikal kedaleman/pemerintahan, yang sekarang menjadi Cianjur yang usianya pada tanggal 12 Juli 2010 kemarin ULTAH yang ke - 333 tahun,
Dalem Cukundul istirahat dari pemerintahan pada tahun 1691 dan beliau ber riadoh di puncak pasir gajah cikundul sampai wapat dan dimakamkan disana. Yang sekarang banyak di kunjung para pejiarah.

Tempat Siram Dalem Cikundul
Jembatan Leuwi Batok lokasi air keramat patilasan Cikundul
{[['']]}

Makam Soekarno

Makam sukarno 1
Foto Makam Bung Karno Salah satu tempat wisata di Kota Blitar adalah makam Soekarno, seorang proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia.

Terletak pada Jalan Slamet Riyadi no.60, desa Bendogerit, Kabupaten Sunanwetan, sekitar 2 kilometer dari kota Blitar. Arsitektur "Joglo" mendominasi makam. Makam ini merupakan makam dengan gaya arsitektur Jawa, dimana terdapat Joglo yang menjadi ciri khas utamanya. Selain bangunan utama yang terbentuk menutupi rumah makam 'Bung Karno', ini kompleks kuburan juga dilengkapi dengan bangunan pendukung yaitu; Gapura Agung (Gerbang Besar), Masjid, dan ruang serba guna; yang membuat pengunjung merasa nyaman untuk peziarah di lokasi ini. Ada juga bangunan pelengkap, terdiri dari rumah manajer kuburan, tempat bersantai publik, area taman, dan taman. Makam ini dikunjungi oleh banyak peziarah dan terbuka untuk umum. Banyak orang datang berkunjung pada saat peringatan 'Khol' (hari kematian) dari Sang Proklamator. Rata-rata 'pengunjung adalah sebesar 150.000 per tahun, termasuk pengunjung domestik dan asing. Nama besar Soekarno mengajak para wisatawan untuk memiliki wisata ziarah ke kuburan ini. Mereka merasa heran dengan presiden Soekarno besar, sehingga mereka berdoa di kuburan ini untuk meminta berkat.
Pada tanggal 21 Juni 1970, kompleks makam ini untuk pertama kalinya dipugar. Dengan pemugaran itu pencitraan Makam Bung Karno sebagai ikon Kota Blitar semakin dikukuhkan. Ikon itulah yang mampu menyedot pengunjung berziarah di sana.
Read 21 times
Published in Blitar
{[['']]}

Taman rekreasi Mutiara Sukamulya


Taman Rekreasi Mutiara Sukamulya Taman rekreasi ini terletak di Jl. Sukamulya/Aboh lebih kurang 400m dari gedung Bale Kota Tasikmalaya, kondisi dilingkungannya yang bersih dan asri membuat nyaman bagi pengunjung yang datang.
Adapun fasilitas yang ada yaitu : Kolam renang untuk balita, anak-anak dan dewasa, arena bermain anak, mesin ketangkasan, sepeda air, kantin, gazebo, mushola serta koleksi binatang pribadi yang khas. Rata-rata tingkat kunjungan wisata Aboh adalah 105.250 orang/tahun.
Taman ini mempunyai motto " kawasan untuk dinikmati dalam beragam rekreasi yang mengasyikan aman dan nyaman ". Taman Wisata Aboh adalah alternatif terbaik untuk berekreasi dan berkumpul bersama keluarga sambil makan bersama
Published in Tasikmalaya

{[['']]}
Lihat PETA WISATA ZI'ARAH CIKUNDUL di peta yang lebih besar
Lisensi Creative Commons
WISATACIKUNDUL oleh BUDAKSHARETM disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/.
Izin di luar dari ruang lingkup lisensi ini dapat tersedia pada @WISATACIKUNDUL.

 
Support : MOVIE LIVE | LIVE DOWNLOAD
Profile Google + : PUTRA SUNDA | BUDAKSHARE-TM
Copyright © 2014. WISATA CIKUNDUL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Follow on FACEBOOK : (1) Wisata Cikundul
Follow on TWITER : (2) Wisata Cikundul
Loading the player...