Akar Kebencian Kristen Terhadap Islam
                            Posted by 
                            IWANCIANJUR1
                            Posted on 
                            4:21 PM
                              with 
                              
                                  No comments
                                
Oleh: Hj Irena Handono, 
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Count Henri Decastri, seorang pengarang 
Perancis menulis dalam bukunya yang berjudul 'ISLAM' tahun 1896: "Saya 
tidak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan oleh kaum Muslimin jika 
mereka mendengar cerita-cerita di abad pertengahan dan mengerti apa yang
 biasa dikatakan oleh ahli pidato Kristen dalam hymne-hymne mereka. 
Semua hymne kami bahkan hymne yang muncul sebelum abad ke 12 berasal 
dari konsep yang merupakan akibat dari Perang Salib. Hymne-hymne itu 
dipenuhi oleh kebencian kepada kaum Muslimin dikarenakan ketidakpedulian
 mereka terhadap agamanya. Akibat dari hymne dan nyanyian itu, kebencian
 terhadap agama itu tertancap di benak mereka, dan kekeliruan ide 
menjadi berakar, yang beberapa di antaranya masih terbawa hingga saat 
ini. Tiap orang menganggap Muslim sebagai orang musyrik, tidak beriman, 
pemuja berhala dan murtad. Lalu dari mana dasar bahwa Kristen bisa 
menjalin hubungan baik dengan Islam?"
Irena Handono
Kebencian Kristen kepada Islam 
bukanlah hal yang mengada-ada. Walau sudah demikian jelas faktanya, para
 pengikut ajaran Kristen malah sering balik menuduh bahwa pengungkapan 
fakta itu dianggap provokatif.
Tidak tanggung-tanggung, seorang Paus 
pun tak segan menebarkan kebencian kepada Islam.  Pada 12 september 
2006, sehari setelah peringatan serangan 11 September, alih-alih 
mengambil simpati umat Islam, Paus Benediktus XVI—pemimpin tertinggi 
umat Katholik di dunia—dalam  pidato ilmiahnya di Universitas Regensburg
 di Jerman, kembali mengulangi penghinaan terhadap Islam untuk ke sekian
 kalinya.
Paus berpidato dengan tema "Korelasi 
Antara Iman dan Logika dan Pentingnya Dialog Antar Peradaban dan Agama".
 Namun isinya melenceng. Paus Benedict XVI mengutip pernyataan Kaisar 
Byzantium abad ke-14 Kaisar Manuel II Palaeologus yang merupakan hinaan 
dan kecaman terhadap Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa 
Sallam. Ini berarti Paus Benediktus XVI setuju dengan penghinaan 
terhadap Islam seperti yang ia kutip dari dialog tersebut. Bahkan 
menurut Paus, pemahaman perang suci atau jihad bertentangan dengan 
tabiat Tuhan.
Paus Benedictus
Pidato itu jelas menimbulkan kecaman 
luas kaum Muslim. Beberapa hari kemudian Paus Benediktus XVI menyatakan 
umat Islam salah memahami konteks ucapannya. Seolah-olah umat Islam 
dianggapnya bodoh dan tidak paham konteks sebuah pembicaraan.
Sebuah Alquran palsu dengan nama "The 
True Furqan", dicetak di Amerika oleh dua perusahaan percetakan; 'Omega 
2001' dan 'Wine Press'. Judul lain buku ini 'The 21st Century Quran', 
yang berisi lebih dari 366 halaman baik bahasa Arab dan Inggris.
Buku ini ditujukan sebagai pemalsuan 
Kitab Suci Alquran. Berbagai surah dinamai dengan surat-surat Alquran 
seperti An Nur, Al Fatihah, dll. "Bismillah" pada setiap surat diganti 
dengan "Bismil Abi, Wal Ibni, Waruuhil Quds" (dengan nama bapak, anak 
dan roh qudus).
Tahun 1999, The True Furqan sudah pernah
 menyerbu masyarakat. Edisi yang diterbitkan Wine Press Publishing 
dengan mudah bisa dibeli di toko-toko buku di Amerika. Bahkan di dunia 
maya (internet) The True Furqan ini bisa diakses dengan sangat mudah. 
Ini menunjukkan adanya keseriusan dalam kampanye pemalsuan Alquran.
Dan mereka sendiri mengakui bahwa, 
"Tujuan The True Furqan adalah sebagai alat penyebaran agama Kristen," 
kata Al Mahdy kepada Baptist News. Menurut Al Mahdy, sejauh ini kaum 
evangelis (pengabar Injil) belum berhasil menemukan terobosan penting 
untuk bisa menaklukkan dunia Islam.
Tak hanya dari kalangan rohaniawan 
bahkan tokoh politik barat pun membenci Islam. Masih sangat segar di 
ingatan kita, bahwa George W. Bush dengan lantang mengajak dunia untuk 
memerangi siapapun yang berusaha menegakkan syariah Islam.
Karen Amstrong
Hingga Karen Armstrong, mantan 
biarawati yang banyak menulis buku tentang Islam, Yahudi, dan Kristen 
menulis dalam bukunya, "Orang-orang Eropa mudah menyerang Islam, 
walaupun mereka hanya tahu sedikit tentang Islam."
Maha benar Allah dengan segala 
firman-Nya yang menyatakan bahwa orang Kristen dan Yahudi tidak akan 
berhenti hingga Muslim mengikuti millah mereka (QS al-Baqarah 2:120). 
Demikianlah fakta dendam kesumat dan rasa benci orang Kristen dan Yahudi
 kepada Islam. Dan peringatan Allah tentang hal ini dalam Alquran sudah 
demikian jelasnya.
Di surah yang lain Allah Subhanahu wa 
Ta'ala berfirman: "...Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa 
yang disembunyi-kan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. ..." (Qs. 
Ali Imran 3:118).
Apa yang membuat mereka hingga seperti itu?
Seperti yang telah dibahas di edisi yang
 lalu, kami telah menjelaskan bagaimana komentar kebencian mereka 
terhadap Islam. Bahkan hingga Count Henri Decastri, seorang pengarang 
Perancis menyatakan, "Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan 
dikatakan oleh kaum Muslimin jika mereka mendengar cerita-cerita di abad
 pertengahan dan mengerti apa yang biasa dikatakan oleh ahli pidato 
Kristen dalam hymne-hymne mereka."Itu hanya sedikit contoh dari 
bagaimana mereka membenci Islam. Di dalam buku "Nabi Shallallahu 'Alaihi
 wa Sallam  Bukan Pedofili" yang saya tulis, saya mengutip beberapa 
bukti kebencian mereka terhadap Islam dengan menghujat, mencaci 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sebenarnya akar permusuhan Kristen 
terhadap Islam bukan disebabkan oleh kesalahpahaman umat Islam terhadap 
agama itu, atau oleh karena luka lama Perang Salib. Ketidaksukaan orang 
Kristen terhadap Islam lebih fundamental dari itu, yakni karena 
penolakan Alquran secara tegas tentang penyaliban Nabi Isa dan konsep 
Trinitas. Penolakan ini berarti juga pengingkaran/pengabaian terhadap 
keyakinan yang selama ini dipegang erat oleh kaum Kristen. Jadi akarnya 
terdapat di dalam Alquran.
Para ulama terdahulu menulis karya-karya
 yang mengkritik keyakinan Kristen tersebut. Al-Ghazzali misalnya 
menulis Al Radd al-Jamil li Ilahiyati Isa bi Syarh al-Injil, Ibnu 
Taymiyyah juga menulis Al-Jawab al-Shahih Liman Baddala Din al-Masih. 
Tulisan mereka bukan propaganda tapi penjelasan kembali tentang apa yang
 disampaikan oleh Alquran. Tidak banyak orang Kristen yang mengerti 
bahwa di antara rukun iman dalam Islam adalah meyakini kenabian Isa as 
dan kitab yang dibawanya, dan bahwa Nabi Isa as itu bukan Tuhan atau 
anak Tuhan. Jika kitab Injil yang asli dapat dibaca pada hari ini tentu 
tidak ada pertentangan dengan Alquran.
Kaisar Leo-III
Kaum orientaslis tidak mungkin bisa 
menoleransi dengan menerima kebenaran Alquran. Karena di dalam Alquran 
banyak sekali kecaman-kecaman terhadap doktrin-doktrin/pokok-pokok 
keyakinan agama Kristen. Contoh, surah Al-Maaidah ayat 17, Sesungguhnya 
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah 
Al Masih putera Maryam." ...
Lihat surah Al-Maaidah: 72, 73; Al-Maaidah: 73; An-Nisaa': 157, dan berbagai ayat lainnya.
Kandungan Alquran yang mengecam ajaran 
Yahudi dan Kristen seperti itu telah dan akan menuai reaksi balik dari 
orang-orang Yahudi dan Kristen sepanjang masa. Kaisar Bizantium, Leo III
 yang hidup pada tahun 717-714 M, artinya 85 tahun sepeninggal 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, menuduh Al-Hajjaj Ibn Yusuf 
Al-Tsaqafiy, seorang Gubernur di zaman kekhalifahan Abdul Malik ibn 
Marwan (684-704M) telah mengubah Alquran.
Peter, pendeta di Maimuma, pada tahun 
743, menyebut Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai nabi 
palsu. Yahya Al-Dimasyqiy atau dikenal juga sebagai John of Damascus 
pada tahun 740 M, menulis dalam bahasa Yunani kuno kepada kalangan 
Kristen ortodoks bahwa Islam mengajarkan anti-kristus. John of Damascus 
berpendapat bahwa Muhammad adalah seorang penipu kepada orang Arab yang 
bodoh.
Ia juga mengatakan Nabi Muhammad 
menikahi Khadijah ra karena ingin mendapatkan kekayaan dan kesenangan. 
Ia bahkan menuduh dengan sangat keji bahwa Rasulullah menderita epilepsi
 terbukti dengan peristiwa menerima wahyu dari Jibril, dan hobi 
berperang karena nafsu seksnya tidak tersalurkan (Daniel J.Sahas, John 
of Damascus on Islam: "The Heresy of the Ishmaelites", Leiden: E.J. 
Brill, 1972, hlm.67-95).
Fitnah-fitnah dan sikap permusuhan 
sengit terhadap Islam tersebut terus berlanjut dan rupanya itu menjadi 
rujukan tulisan-tulisan modern para orientalis seperti yang terkenal 
saat ini, Robert Morey dengan bukunya The Islamic Invation yang menyebar
 di negeri ini dan membuat keresahan Muslim di Indonesia pada tahun 
2003.
Snouck Hurgronje
Image buruk terus dilanjutkan, hingga 
Snouck Hurgronje (1857-1936) pernah mengatakan: "Pada zaman skeptik kita
 ini, sangat sedikit sekali yang lepas dari kritik, dan suatu hari nanti
 kita mungkin akan mengharapkan untuk mendengar bahwa Muhammad tidak 
pernah ada". Snouck Hurgronje datang ke Aceh dengan mengaku sebagai 
mualaf yang bernama Abdul Ghafar.
Pemikiran Snouck dituangkan dalam sebuah
 artikel pada tahun 1930 yang ditulis oleh Klimovich dengan judul, "Did 
Muhammad ever exist?". Dalam artikel tersebut Klimovich menggiring pada 
suatu penyimpulan bahwa semua sumber informasi tentang kehidupan 
Muhammad adalah buatan belaka.
Jelas sekali bahwa orientalis klasik 
maupun kontemporer mempunyai kebencian yang sama terhadap Islam. Hanya 
mungkin berbeda dari cara dan strateginya saja. Namun pada intinya 
mereka menolak kenabian Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan 
kebenaran Alquran.
Sungguh Maha Benar Allah yang telah 
memperingatkan kita dengan sangat jelas dalam Alquran, surah Al-Baqarah 
ayat 120,"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu 
hingga kamu mengikuti agama mereka."
                              {[['
']]}
                            
Label:
Jejak Sejarah
                                ,
                              
Tentang Islam
Faham Mahdi Syi'ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif - Bagian Pertama
                            Posted by 
                            IWANCIANJUR1
                            Posted on 
                            4:18 PM
                              with 
                              
                                  No comments
                                
oleh: Drs. Muslih Fathoni, M.A.
Bagian Pertama
PENDAHULUAN 
Akidah tauhid yang merupakan sokoguru 
kesatuan bagi ummat Muslim yang diliputi oleh suasana persaudaraan, 
sejak zaman Nabi SAW., menjadi goyah terutama menjelang berakhirnya 
dekade kedua masa Khulafa'ur-Rasyldin yaitu, diakhir pemerintahan 
Khalifah 'Usman ibn 'Affan. Sebab utama goyahnya kesatuan ummat Muslim 
tersebut, berpangkal pada pertikaian politik yang bercorak keagamaan 
diantara kelompok-kelompok Muslim yang sedang bersaing. Peristiwa 
tersebut merupakan awal masa desintegrasi yang dalam perkembangan 
selanjutnya, terutama sesudah terbunuhnya Khalifah ketiga, benar-benar 
mendorong lahirnya sekte-sekte dalam Islam dengan doktrin atau ajaran 
masing-masing yang berbeda-beda.
Kambuhnya semangat fanatisme golongan di
 satu pihak, dan munculnya sikap kultus individu terhadap diri 'Ali ibn 
Abi Talib dan Ahl al-Bait di pihak lain, tampaknya sangat berpengaruh 
terhadap lahirnya doktrin teologi kaum Syi'ah dalam penalaran 
sejarahnya. Kekalahan mereka di bidang politik dan militer, selama 
pemerintahan Bani Umayyah dan Bani 'Abbasiyyah, yang menyebabkan banyak 
di antara para imam mereka menjadi korban politik, rupanya merupakan 
faktor penting yang mendorong lahirnya ide atau mitos tentang Imam Mahdi
 atau al-Mahdi al-Muntazar.
Keanekaragaman aspirasi politik dan 
doktrin yang dibawa oleh berbagai sekte dalam Islam itu, berdampak 
negatif sebagai akibat terjadinya akulturasi budaya dan keyakinan, 
sesudah meluasnya daerah kekuasaan Islam. Rupanya al-Quran dan Sunnah 
Rasul tidak lagi dijadikan sebagai rujukan oleh sekian banyak aliran 
yang muncul waktu itu guna mencari titik temu. Akan tetapi sebaliknya, 
justru keduanya mereka jadikan sebagai dasar untuk menguatkan doktrin 
atau paham mereka masing-masing. Sikap demikian ini mendorong mereka 
kepada tindakan-tindakan yang ekstrem dan permusuhan dengan sesama 
Muslim, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh golongan Syi'ah maupun 
Ahmadiyah dalam mewujudkan dan menyebarkan ide serta pengaruh mereka 
masing-masing.
Paham Mahdi atau Mahdiisme, sebagaimana 
diketahui dalam sejarah, adalah ajaran yang meyakini akan datangnya 
seorang tokoh Juru Selamat atau Messiah pada ummat yang tertindas, 
akibat merajalelanya kezaliman penguasa. Tokoh tersebut dikenal sebagai 
al-Mahdi yang ditunggu-tunggu. Paham yang millenaristis ini, juga pernah
 muncul di Indonesia sekitar abad XIX - abad XX, khususnya di Jawa pada 
masa pemerintahan kolonial Belanda. Tokoh gerakan tersebut oleh sebagian
 masyarakat Jawa dikenal pula dengan nama Ratu Adil.1) Dengan demikian, 
corak gerakan Mahdiisme dapat dikatakan sebagai modus gerakan masyarakat
 belum maju yang tertindas serta mengalami perubahan tata sosial yang 
drastis untuk melakukan protes sosial terhadap penguasa yang lalim guna 
memperoleh kejayaan mereka kembali. Lahirnya Mahdiisme juga bermula dan 
protes-protes sosial sebagai akibat pergolakan politik yang didorong 
oleh ambisi ingin merebut kekuasaan dari sekian banyak kelompok Muslim 
yang saling bermusuhan pada permulaan sejarahnya.
Dari serangkaian kegagalan pemberontakan
 bersenjata yang dimotori oleh kaum Syi'ah selama kurang lebih dua abad 
lamanya, mereka mengalami kekecewaan yang mendalam, kekalahan serta 
penderitaan yang beruntun, dan selalu menjadi korban kekerasan 
lawan-lawan politiknya. Disamping itu, tidak sedikit di antara para imam
 mereka menjadi korban kekerasan politik; dan ini menyebabkan kecintaan 
mereka kepada imam-imam tersebut semakin mendalam. Keadaan seperti 
inilah yang menyebabkan kaum Syi'ah mudah mencerna 'aqidah ar-raj'ah dan
 masalah al-gaibah, dua masalah yang tampaknya merupakan faktor dominan 
dalam mempercepat proses lahirnya sikap menunggu-nunggu kehadiran 
kembali para imam mereka yang telah wafat atau yang tidak mereka akui 
kematiannya.
Kepercayaan seperti ini tidak dikenal 
oleh ummat Muslim sebelumnya. Oleh karena itu, doktrin Mahdiisme, yang 
semula lahir sebagai penggerak gerakan keagamaan yang bersifat politis, 
berkembang menjadi doktrin teologi yang eskatologis. Paham Mahdiisme ini
 semakin luas pengaruhnya dan bahkan akhirnya menjadi milik berbagai 
aliran dalam Islam.
Paham Mahdi semula muncul di kalangan 
Syi'ah Kaisaniyyah, aliran ini berkeyakinan bahwa Muhammad ibn Hanafiyah
 adalah al-Mahdi al-Muntazar. Menurut keyakinan mereka, dia masih hidup 
dan tinggal di bukit Radwa, dan kehadirannya kembali senantiasa mereka 
tunggu Dalam hubungan ini timbul pertanyaan, mengapa paham Mahdi ini 
tidak tumbuh di kalangan kaum Khawarij? Jawaban terhadap pertanyaan ini 
cukup jelas: bahwa kaum Khawarij tidak mengenal 'aqidah ar-raj'ah dan 
al-gaibah, sekalipun sekte tersebut juga mengalami nasib yang sama 
dengan nasib kaum Syi'ah.
Selanjutnya paham Mahdi ini pun muncul 
di kalangan sekte Syi'ah al-Jarudiyyah. Para pengikut keyakinan sekte 
ini selalu menunggu kehadiran kembali imam mereka, Muhammad ibn 
'Abdullah, atau yang dikenal dengan sebutan an-Nafsuz-Zakiyyah, sebagai 
al-Mahdi.
Di kalangan Syi'ah Imamiyyah, terdapat 
dua kelompok pengikut paham Mahdi yang besar pengaruhnya dan terkenal 
dalam sejarah, yaitu sekte Syi'ah Sab'iyyah (Syi'ah Tujuh) atau yang 
dikenal dengan Syi'ah Isma'iliyyah atau Syi'ah Batiniyyah, dan kedua 
adalah sekte Isna 'Asyariyyah (Syi'ah Duabelas). Dalam merealisasikan 
ide kemahdiannya kedua aliran tersebut tampaknya terdapat perbedaan yang
 cukup menonjol. Jika kemahdian Syi'ah Isma'iliyyah lebih bersifat 
realistis, maka kemahdian Syi'ah Isna 'Asyariyyah lebih bersifat 
idealis. Menurut sekte yang disebut pertama, al-Mahdi itu telah 
mengejawantah pada diri Abdullah ibn Muhammad, dan ia berhasil membentuk
 dinastinya di Magrib (Afrika), sedangkan menurut sekte yang disebut 
kedua, al-Mahdi itu terjelma pada diri Muhammad ibn Hasan al-'Askari 
(Imam keduabelas) sesudah ia dinyatakan hilang secara misterius dan 
dinyatakan pula sebagai yang ditunggu-tunggu tanpa batas waktu tertentu.
Paham Mahdi yang pernah berkembang di 
Indonesia lebih mirip dengan paham Mahdi Syi'ah daripada paham Mahdi 
Ahmadiyah. Menurut aliran terakhir ini, al-Mahdi dan al-Masih adalah 
satu pribadi yang terjelma pada diri Mirza Ghulam Ahmad, pendiri aliran 
tersebut. Selain itu, ia juga mengaku sebagai jelmaan Krishna. Aliran 
ini berpendapat bahwa kehadiran al-Mahdi didasarkan atas pengangkatan 
dari Tuhan melalui jalan ilham atau mukasyafah (terbukanya tirai alam 
gaib).
Pengalaman Mirza Ghulam Ahmad tersebut 
oleh sementara pengikutnya diinterpretasikan sebagai wahyu. Asumsi ini 
tampaknya dibenarkan oleh Mirza, karena itu wahyu dipandang masih 
terbuka sepanjang zaman, asalkan syari'atnya tetap mengikuti syari'at 
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Demikian pandangan aliran 
Ahmadiyah Qadian terhadap diri Mirza. Berbeda dengan aliran Ahmadiyah 
Lahore, mereka memandangnya hanya sebagai mujaddid abad ke-14 H, dan ia 
bukan nabi hakiki. Sebab ia hanya menerima wahyu tajdid atau wahyu 
walayah (wahyu kewalian), bukan wahyu nubuwwah (wahyu kenabian). 
Sekalipun demikian, aliran kedua ini, secara implisit masih mengakui 
Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, yakni nabi secara lugawi.2) Tugas 
kemahdian dan kemasihan Mirza memang dapat dijumpai dalam berbagai 
literatur dan diuraikan secara jelas baik oleh Mirza sendiri maupun oleh
 para pengikutnya. Akan tetapi dapat dikatakan langka uraian yang 
menyangkut tugas kekrishnaannya, sebagai yang pernah dinyatakan pada 
1904, bahwa dirinya adalah penjelmaan Krishna. Jika pengakuannya sebagai
 Krishna adalah atas dasar wahyu maka sulit dibuktikan kebenarannya baik
 secara literal maupun melalui tanda-tanda alamiah. Dengan demikian, 
ummat Muslim yang non-Ahmadiyah, tentunya sulit menerima kebenaran 
pengakuan tersebut.
Sebagaimana diketahui, tugas kemahdian 
dan kemasihan Mirza memang berbeda dengan tugas kemahdian dalam Syi'ah. 
Menurut Paham Syi'ah, al-Mahdi dikenal pula dengan al-Qa'im (orang yang 
bangkit untuk menuntut balas terhadap musuh-musuhnya), sehingga 
kepercayaan terhadap al-Mahdi ini merupakan faktor pendorong bagi 
perjuangan kaum Syi'ah untuk merebut kekuasaan politik dan untuk 
menegakkan pemerintah Islam sesuai dengan aspirasi mereka. Berbeda 
dengan tugas kemahdian menurut Ahmadiyah, disini al-Mahdi ingin 
menegakkan Islam diatas semua agama, dan karenanya dia dikenal pula 
dengan sebutan Hakim Pengislah, yang bertugas mendamaikan ummat Muslim 
seluruhnya dan mengislamisasikan yang lain tanpa jalan kekerasan.
Masalah Mahdi tersebut di atas, rupanya 
tidak disinggung sama sekali baik dalam al-Quran maupun dalam Sahih 
Bukhari maupun Sahih Muslim, sebagaimana dikenal dalam sejarah.3) Akan 
tetapi, bagi kaum Syi'ah dan Ahmadiyah, hadis-hadis Mahdiyyah yang 
terdapat di dalam kitab-kitab Sunan mereka pandang sebagai hadis 
mutawatir (otentik). Oleh sebab itu kedua aliran ini menjadikan paham 
Mahdi sebagai prinsip keyakinan. Mereka beranggapan bahwa seorang Muslim
 yang menolak Mahdi, berarti Islamnya belum benar. Sikap dan anggapan 
seperti ini sering menimbulkan perselisihan dan permusuhan.
Selanjutnya tentang paham kewahyuan 
kedua aliran tersebut, dapat dikatakan tidak jauh berbeda, masing-masing
 beranggapan bahwa Tuhan tetap akan menurunkan wahyu-Nya sampai hari 
kiamat. Dan wahyu yang diturunkan itu menurut golongan Syi'ah dikenal 
dengan wahyu ta'lim (wahyu pengajaran), sedangkan menurut golongan 
Ahmadiyah dikenal dengan wahyu walayah (wahyu kewalian), atau wahyu 
tajdid (wahyu pembaharuan), atau dikenal pula dengan Wahyu muhaddas 
(wahyu yang diterima dengan cara berdialog langsung dengan Tuhan-ini 
sama dengan Yahudi - Talmud). Term wahyu yang terakhir ini, tampaknya 
telah dicipta dan dikenal oleh golongan Syi'ah jauh sebelum lahirnya 
Ahmadiyah. Wahyu seperti itu, oleh kedua golongan di atas sangat 
dibutuhkan untuk membimbing ummat dan memberi interpretasi sesuai dengan
 perkembangan zaman terhadap pernyataan-pernyataan al-Quran. Adapun 
perbedaan kedua paham kewahyuan tersebut, pada dasarnya dapat dikatakan 
berpangkal pada perbedaan motivasi yang melatarbelakangi lahirnya 
gerakan kedua aliran itu.
Sebelum lahirnya paham Mahdi dalam 
Islam, paham seperti itu sebenarnya telah dimiliki oleh agama-agama 
besar lainnya, terutama dari golongan Hindu, Yahudi, Nasrani dan lain 
sebagainya Dan wajarlah apabila golongan Syi'ah yang memunculkannya 
untuk pertama kalinya. Sebab kaum Syi'ah lah Yahudi maupun Nasrani. 
Kemudian dibuatlah hadis-hadis Mahdiyyah, karena kaum Syi'ah sangat 
berkepentingan dengan ide kemahdian tersebut dalam meneruskan perjuangan
 menuntut hak legitimasi kekhilafahan. Dan dengan demikian hadis-hadis 
Mahdiyyah yang mereka buat cepat menguasai opini masyarakat, sehingga 
golongan non Syi'ah pun tidak ketinggalan membuat hadis-hadis Mahdiyyah 
dengan versi lain sesuai dengan identitas golongannya masing-masing. 
Oleh sebab itu banyak di kalangan para intelektual Muslim yang datang 
kemudian menilai hadis-hadis Mahdiyyah tidak ada yang otentik bahkan 
keseluruhannya adalah palsu.
Selanjutnya dalam kajian ini akan 
dibahas ciri-ciri utama doktrin dan gerakan Mahdiisme Syi'ah dan 
Ahmadiyah, dengan harapan pembaca akan memperoleh informasi atau 
keterangan yang lebih jelas tentang sifat-sifat kedua gerakan Mahdi 
tersebut. Terlepas dari sikap setuju atau tidak setuju terhadap ajaran 
mereka, pembaca diharap dapat menilai sendiri secara obyektif, sejauh 
mana penyimpangan atau relevansinya dengan ajaran al-Quran dan Sunnah 
Rasul.
Maksud dan tujuan penulisan buku ini 
ialah memberikan pengertian secara obyektif kepada masyarakat luas 
tentang gerakan Mahdiisme tersebut dan tentang cara-cara mereka 
mewujudkan cita-cita perjuangannya. Untuk itu, diharapkan agar seluruh 
ummat Muslim, tidak mudah terpengaruh dan terlibat dalam 
tindakan-tindakan yang ekstrem, apalagi terseret ke dalam permusuhan 
dengan sesama Muslim, hanya karena keyakinan yang tidak fundamental 
bahkan tidak ada dasar otentiknya sama sekali. Barangkali perlu selalu 
diingat bahwa gerakan Syi'ah khususnya dalam memenuhi ambisinya yang 
ditopang oleh ide-ide Mahdiisme, manakala masih menjadi kelompok 
minoritas ia selalu menyembunyikan identitasnya namun, bila ia merasa 
kuat, ia tidak segan-segan bertindak ekstrem dan menyeret pada para 
pengikutnya untuk bersikap konfrontatif terhadap pengikut paham lain. 
(ini juga sifat Yahudi)
Dengan mengetahui dan memahami keyakinan
 dan paham kemahdian Syi'ah dan Ahmadiyah, seorang akan bersikap toleran
 dan akan terhindar dari sikap picik karena pandangan yang sempit dan 
tindakan ekstrem. Perlu dijelaskan, mengapa dalam kajian ini tidak 
dibahas paham Mahdi Ahlus-Sunnah. Hal ini disebabkan oleh langkanya 
literatur yang dapat menunjang pembahasan tersebut, seperti: 
Al-Mahdiyyah fil-Islam tulisan Sa'ad Muhammad Hasan, al-Mahddyyah karya 
Dr. Ahmad Amin, dan lain sebagainya. Adapun yang menjadi pokok 
permasalahan dalam kajian ini adalah: Dimanakah letak persamaan dan 
perbedaan antara paham Mahdi Syi'ah dan paham Mahdi Ahmadiyah? Dengan 
demikian, pembahasannya akan dapat memberi informasi, manakah diantara 
ajaran kedua golongan tersebut yang lebih relevan dengan al-Quran dan 
Sunnah, apabila dilihat dari aspek teologi. Untuk memecahkan 
permasalahannya, akan digunakan pendekatan secara historis dan 
komparatif. Selanjutnya dalam bahasan ini penulis akan membicarakan 
pokok-pokok persoalan sebagai berikut: Dalam Bab I, yang berupa 
pendahuluan, disini akan diberikan deskripsi global tentang paham Syi'ah
 dan Ahmadiyah Selanjutnya paham Mahdi Syi'ah yang meliputi:
a. Pengertian al-Mahdi dalam Syi'ah dan Ahmadiyah.
b. Sejarah lahirnya Syi'ah, di sini 
akan dijelaskan mengenai latar belakang sejarahnya, pertumbuhan dan 
perkembangan sekte-sektenya berikut paham mereka masing-masing.
c. Beberapa ajaran pokok Syi'ah yang berkaitan dengan paham Mahdi yaitu masalah imamah, 'aqidah raj'ah, dan masalah al-gaibah.
Kemudian diuraikan pula tentang paham Mahdi Ahmadiyah dalam Bab III, di sini dijelaskan tentang:
a. Sejarah lahirnya Ahmadiyah yang 
mencakup latar belakang sejarah berdirinya Ahmadiyah, pertumbuhan dan 
perkembangan sekte-sektenya.
b. Beberapa ajaran pokok Ahmadiyah 
yang meliputi: Masalah wahyu, nubuwwah, dan masalah jihad yang berkaitan
 dengan paham Mahdiisme.
Uraian tentang perbandingan antara paham
 Mahdi Syi'ah dan paham Mahdi Ahmadiyah dimuat dalam Bab IV. Dalam bab 
ini dijelaskan tentang:
a. Asal mula lahirnya paham Mahdi yang mencakup tentang situasi yang melatar belakanginya, dan beberapa faktor penyebabnya.
b. Persamaan dan perbedaan antara paham Mahdi Syi'ah dan paham Mahdi Ahmadiyah.
c. Corak kemahdian Syi'ah dan Ahmadiyah, dan
d. Paham Mahdi dan masalah 'akidah.
Selanjutnya Bab V menjelaskan tentang: Paham kewahyuan Syi'ah dan Ahmadiyah, yang mencakup masalah-masalah:
a. Al-Quran dan paham kewahyuan ummat 
Muslim, disini juga diterangkan: Hubungan paham kewahyuan Syi'ah dengan 
doktrin keimaman serta sikap Syi'ah yang eksklusif, dan
b. Paham kewahyuan Ahmadiyah yang berkaitan dengan ide pembaharuan Mirza Ghulam Ahmad dan doktrin kenabian.
Dalam Bab VI diuraikan tentang Paham 
Mahdi dalam perspektif rasional. Di sini akan dijelaskan mengenai aspek 
landasan idiil paham Mahdiisme yang mencakup:
a. Hadis-hadis Mahdiyyah dan identitas kelompok,
b. Beberapa pendapat tentang hadis-hadis Mahdiyyah sebagai hadis palsu. Selanjutnya disusul dengan uraian tentang:
Beberapa interpretasi mengenai al-Mahdi dan proses tersebarnya paham Mahdi.
Kemudian diakhiri dengan Bab VII, yaitu:
 Penutup. Pada bab ini diajukan beberapa kesimpulan serta saran-saran 
yang berkaitan dengan penulisan naskah ini. Dalam kajian ini, perlu 
dikemukakan dua pendekatan, yaitu, pertama, pendekatan historis. Dengan 
pendekatan ini penulis harus mengumpulkan data sejarah yang berkaitan 
dengan golongan Syi'ah dan Ahmadiyah khususnya, dan sejarah ummat Muslim
 pada umumnya.
Setelah data sejarah diperoleh, 
diklasifikasikan secara kronologis, dan diseleksi, dihubung-hubungkan 
satu sama lain, serta diperbandingkan antara data yang bersumber dari 
karya-karya penulis dari kedua golongan tersebut dan data yang berasal 
dari karya-karya penulis non-Syi'ah dan non-Ahmadiyah. Kedua, pendekatan
 komparatif. Disini penulis mencoba membandingkan baik yang menyangkut 
ide, paham, doktrin, maupun corak gerakan dari kedua golongan di atas, 
yaitu: golongan Syi'ah dan Ahmadiyah, untuk dianalisis lebih jauh guna 
memperoleh tingkat obyektivitas yang diharapkan.
Adapun metode yang dipergunakan dalam 
penulisan ini, adalah dengan metode verstehen (memahami 
permasalahannya). Di sini penulis berusaha memahami dan mengerti pokok 
permasalahan yang hendak dibahas terlebih dahulu, dengan menggunakan dua
 pendekatan di atas. Setelah datanya dianalisis kemudian disusun dalam 
kesatuan yang harmonis dan sistematis, sehingga mudah dimengerti 
maksudnya, kemudian baru ditarik suatu kesimpulan yang utuh dan 
menyeluruh.
Catatan kaki:
[1] Sartono Kartodirdjo, Ratu Adil, Jakarta: Sinar Harapan, 1984, hlm. 57
[2] Al-Mawdudi, Ma hiyal-Qadiyaniyah, (Kuwait: Darul-Qalam, hlm. 22, 25).
Selanjutya lihat pula Susmoyo Djoyo 
Sugito, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Bukan Nabi Hakiki, (Pedoman Besar 
Ahmadiyah Lahore Indonesia, 1984), hlm. 6-8.
[3] Dwight M. Donaldson, 'Aqidah 
asy-Syi'ah, terj. dalam bahasa Arab, selanjutnya disebut Donaldson 
(Mesir: Matba'ah as-Sa'adah, tt.), hlm. 231.
Sumber : http://www.akhirzaman.info  
pesanan rasulullah
                                  ,
                                
                              {[['
']]}
                            
Label:
pesanan rasulullah
Berikut: Sup Janin Manusia
                            Posted by 
                            IWANCIANJUR1
                            Posted on 
                            4:13 PM
                              with 
                              
                                  No comments
                                
Cerita ini ditulis oleh seorang wartawan
 di Taiwan sehubungan dengan adanya gosip mengenai makanan penambah 
kekuatan dan stamina yang dibuat dari sari/kaldu janin manusia.
'Healthy Soup' yang dipercaya dapat 
mendapat stamina dan keperkasaan pria terbuat dari janin bayi manusia 
berumur 6 - 8 bulan dapat dibeli perporsi seharga 3000-4000 RMB (mata 
uang setempat). Salah seorang pengusaha pemilik pabrik di daerah Tong 
Wan, Taiwan mengaku sebagai pengkonsumsi tetap 'Healthy Soup'. Sebagai 
hasilnya, pria berusia 62 tahun menjelaskan khasiat 'Healthy Soup' ini 
mempertahankan kemampuannya untuk dapat berhubungan seks beberapa kali 
dalam semalam. Penulis diajak oleh pengusaha tersebut di atas ke salah 
satu restoran yang menyediakan 'Healthy Soup' di kota Fu San - Canton 
dan diperkenalkan kepada juru masak restoran tersebut. Kata sandi untuk 
'Healthy Soup' adalah BAIKUT.

Juru masak restoran menyatakan jenis 
makanan tersebut tidak mudah di dapat karena mereka tidak tersedia 
'ready stock'. Ditambahkan pula bahwa makanan tersebut harus disajikan 
secara fresh, bukan frozen. Tetapi kalau berminat, mereka menyediakan 
ari-ari bayi (plasenta) yang dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual
 dan juga obat awet muda. Juru masak restoran tersebut mengatakan jika 
memang menginginkan Healthy Soup', dia menganjurkan untuk datang ke 
sebuah desa di luar kota di mana ada sepasang suami istri yang istrinya 
sedang mengandung 8 bulan.
Diceritakan pula bahwa si istri 
sebelumnya sudah pernah mengandung 2 kali, tetapi kedua anaknya lahir 
dengan jenis kelamin perempuan. Jika kali ini lahir perempuan lagi, maka
 'Healthy Soup' dapat didapat dengan waktu dekat. Cara pembuatan 
'Healthy Soup', seperti yang diceritakan oleh jurnalis yang meliput 
kisah ini adalah sebagai berikut: Janin yang berumur beberapa bulan, 
ditambah Pachan, Tongseng, Tongkui, Keichi, Jahe, daging ayam dan 
Baikut, di tim selama 8 jam, setelah itu dimasak selayaknya memasak sup.
 Beberapa hari kemudian seorang sumber menghubungi penulis untuk 
meberitahukan bahwa di Thaisan ada restoran yang sudah mempunyai stok 
untuk 'Healthy Soup'. Bersama sang pengusaha, penulis dan fotografer 
pergi ke restoran di Thaisan untuk bertemu dengan juru masak restoran 
tersebut yang tanpa membuang waktu langsung mengajak rombongan untuk 
tour ke dapur. Di atas papan potong tampak janin tak bernyawa itu tidak 
lebih besar dari seekor kucing.
Sang juru masak menjelaskan bahwa janin 
tersebut baru berusia 5 bulan. Tidak dijelaskan berapa harga belinya, 
yang pasti itu tergantung besar-kecil, hidup-mati janin tersebut dan 
sebagainya. Kali ini, harga per porsi 'Healthy Soup' 3,500 RMB karena 
stok sedang sulit untuk didapat. Sambil mempersiapkan pesanan, dengan 
terbuka juru masak tersebut menerangkan bahwa janin yang keguguran atau 
di gugurkan, biasanya mati, dapat dibeli hanya dengan beberapa ratus RMB
 saja, sedang kalau dekat tanggal kelahiran dan masih hidup, bisa 
semahal 2.000 RMB. Urusan bayi itu diserahkan ke restoran dalam keadaan 
hidup atau mati, tidak ada yg mengetahui.
Setelah selesai, 'Healthy Soup' 
disajikan panas di atas meja, penulis dan fotografer tidak bernyali 
untuk ikut mencicipi, setelah kunjungan di dapur, sudah kehilangan semua
 selera makan, maka cepat-cepat meninggalkan mereka dengan alasan tidak 
enak badan. Menurut beberapa sumber, janin yang dikonsumsi semua adalah 
janin bayi perempuan. Apakah ini merupakan akibat kebijaksanaan 
pemerintah China untuk mewajibkan satu anak dalam satu keluarga yg 
berlaku sampai sekarang, atau hanya karena kegemaran orang akan makanan 
sehat sudah mencapai suatu kondisi yang sangat terkutuk.
Harap teruskan cerita ini kepada 
setiap orang demi menghindari penyebarluasan kebiasaan yang tak 
berperikemanusiaan tersebut. Sebagai manusia beragama dan berpikiran 
sehat, kita untuk apapun. Bangsa manusia adalah angsa yang derajatnya 
paling tinggi dari mahluk di bumi ini, dan tindakan tersebut adalah 
tindakan yang sesungguhnya bukan berasal dari pemikiran manusia waras. 
Memilukan hati. (http://bestfuture.wordpress.com/2007/08/28/soup-bayi-manusia-oh-my-god/)
Sumber : http://kupretist.multiply.com/photos/album/16/Baikut_Sup_Janin_Manusia
Tanda-tanda Akhir Zaman
                                  ,
                                
                              {[['
']]}
                            
Label:
Tanda-tanda Akhir Zaman
Asal Anda Tahu : Inilah Makanan Terampuh Bakar Kalori
                            Posted by 
                            IWANCIANJUR1
                            Posted on 
                            4:02 PM
                              with 
                              
                                  No comments
                                
Aktivitas fisik amat dianjurkan untuk 
membakar kalori tubuh. Tapi, selain aktivitas fisik, seperti 
berolahraga, ada cara lain untuk membakar kalori lebih cepat.
Produk susu rendah lemak
Air putih
Makanan pedas
Caranya dengan mengonsumsi makanan 
pembakar kalori berikut ini. Jika Anda konsumsi makanan ini plus 
berolahraga teratur, dijamin ajang membakar kalori tubuh jadi lebih 
mudah dan cepat.
Grapefruit
Grapefruit
Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi
 jus grapefruit 150 ml setiap hari, bisa mengurangi berat badan 1 kg 
dalam waktu dua minggu. Grapefruit juga memiliki level GI (glycemic 
index) yang sangat rendah dan mengurangi kadar insulin serta kolesterol 
dalam tubuh. Zat inositol juga ditemukan dalam grapefruit, yaitu zat 
alami pembakar lemak yang memiliki rasa sedikit pahit. Zat tersebut 
memicu proses metabolisme dan melancarkan sisitem pencernaan.
Teh Hijau
Selain terkenal sebagai pencegah kanker,
 teh hijau juga membantu proses metabolisme tubuh dan membakar kalori. 
Sangat baik mengonsumsi teh hijau setiap hari setelah Anda makan. 
Usahakan mengonsumsi lima gelas teh hijau setiap hari karena bisa 
membakar 70-80 kalori.
Jika Anda sedang diet, jangan 
mengesampingkan produk susu dalam menu makanan. Pilih saja produk susu 
yang rendah lemak. Mengonsumsi produk susu bisa memicu produksi 
calcitriol, yaitu sel pembakar lemak.
Wanita yang mengonsumsi produk susu 
rendah lemak 3-4 kali per hari, kalorinya bisa aterbakar hingga lebih 
dari 70% lemak. Wanita dewasa membutuhkan 1.200 mg kalsium setiap hari.
Jika Anda kurang mengonsumsi air putih, 
maka berat badan akan sulit turun. Kekurangan cairan membuat proses 
metabolisme menjadi lebih lambat dan bisa mengurangi kadar glukosa dalam
 tubuh yang bisa memicu sakit kepala.
Konsumsilah 1,5 liter air setiap hari 
karena bisa mempercepat proses metabolisme hingga 30% dan kalori yang 
terbakar pun lebih banyak.
Makanan pedas bisa membantu Anda membakar kalori lebih banyak, cobalah untuk menambahkan lada dan cabai ke dalam makanan.
Makanan pedas bisa membakar kalori lebih
 banyak karena rasa pedas memicu adrenalin dan mempercepat metabolisme 
dan membakar kalori.
Sumber : http://www.suaramedia.com
Wisata Minat Khusus
                                  ,
                                
                              {[['
']]}
                            
Label:
Wisata Minat Khusus



