LATEST POSTS:
Recent Posts
Showing posts with label SejarahRI. Show all posts
Showing posts with label SejarahRI. Show all posts

Kata Mutiara Bung Karno 3 Tentang Kemerdekaan

Tentang kemerdekaan
• Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang
jiwanya berkobar-kobar dengan tekad Merdeka, – Merdeka atau mati !.
1 Juni 1945 lahirnya Pancasila
• We want to establish a state, “all for, all”, neither for a single
individual nor for one group, whether it be a group of aristocracy or a
group of wealthy-but, “all for all”.
Kita ingin mendirikan satu Negara “semua buat semua”, bukan satu
Negara untuk satu orang, bukan satu Negara untuk satu golongan,
walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan Negara “semua buat
semua”.
1 Juni 1945 lahirnya Pancasila
• Tokh diberi hak atau tidak diberi hak, tiap-tiap bangsa tidak boleh
tidak, pasti akhirnya bangkit menggerakkan tenaganya, kalau ia sudah
terlalu merasakan celakanya diri teraniaya oleh satu daya angkara
murka. Jangan lagi manusla, jangan lagi bangsa walau cacingpun tentu
bergerak berkelegut-kelegut kalau merasakan sakit.
Indonesia menggugat, hlm. 09
• Indonesia Merdeka hanyalah suatu jembatan walaupun jembatan emas
di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama
rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis.
[Mencapai Indonesia Merdeka, 1933]
Sumber : http://penasoekarno.wordpress.com/2009/11/18/kata-mutiara-bung-karno-4/
{[['']]}

Kisah Sukitman, penemu lokasi jenazah jenderal di Lubang Buaya

Peristiwa Gerakan 30 September selamanya akan dikenang sebagai sejarah kelam bangsa Indonesia. Akibat gerakan tersebut, sebanyak enam jenderal dan satu perwira pertama TNI Angkatan Darat tewas mengenaskan. Ketujuh jenazah anggota TNI AD tersebut kemudian ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada 3 Oktober, 47 tahun lalu.

Penemuan jenazah ketujuh anggota TNI AD pada 3 Oktober 1965 tersebut tidak lepas dari peran Sukitman, seorang polisi yang pada 1 Oktober 1965 dipaksa dan dibawa ke Lubang Buaya oleh komplotan Gerakan 30 September. Pada malam penculikan jenderal AD, Sukitman tengah berpatroli di Jalan Iskandarsyah, Jakarta Pusat, dekat kediaman Jenderal Pandjaitan.

"Ternyata ketika penculikan para jenderal pada tanggal 1 Oktober 1965, agen polisi itu sedang bertugas, kemudian dipaksa dan dibawa ke Lubang Buaya. Dia berhasil meloloskan diri dari Lubang Buaya dan akhirnya ditemukan oleh patroli Resimen Tjakrabirawa." tulis Maulwi Saelan dalam buku 'Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa: Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66'.

Setelah ditemukan oleh patroli Resimen Tjakrabirawa, Sukitman lalu dibawa ke markas Resimen Tjakrabirawa yang berada di sebelah Istana Negara (sekarang gedung Bina Graha). Di sana dia diperiksa dan diinterogasi.

Dalam bukunya, Maulwi menjelaskan, pada tanggal 2 Oktober 1965, Sukitman bersama hasil pemeriksaannya diserahkan kepada Kodam V Jaya (Pangdamnya waktu itu, Mayjen TNI Umar Wirahadikusuma). Selanjutnya Sukitman diserahkan kepada Kostrad, dimana waktu itu Pangkostrad dijabat oleh Mayjen TNI Soeharto.

Setelah mempelajari keterangan Sukitman, Maulwi Saelan bersama Letna Kolonel AH Ebram dan Sersan Udara PGT Poniran berangkat menuju Halim Perdanakusuma.

"Saya bertemu dengan Kolonel AU/PNB Tjokro, perwira piket Halim Perdanakusuma dan menyampaikan maksud kedatangan saya. Kami dibantu seorang anggota TNI AU berpangkat Letnan Muda Penerbang, mencari lokasi yang diceritakan agen polisi tersebut," tulis Maulwi.

Di Lubang Buaya, lanjut Maulwi, dia menemukan sebuah pondok kecil yang di dekatnya terdapat sebuah pohon besar. Di sekitarnya ada sebidang tanah kosong yang terlihat tanda mencurigakan seperti baru digunakan. Setelah dikorek-korek, tanah kosong yang dipenuhi tumpukan daun-daunan ditemukan permukaan sebuah sumur tua. Bersama dengan warga, Maulwi melakukan penggalian.

Selang beberapa lama, muncul pasukan RPKAD yang dipimpin Mayor CI Santoso membawa Sukitman. Saat itu ikut pula ajudan Letnan Jenderal Ahmad Yani, Kapten CPM Subardi.

"Setelah mendapat penjelasan dari kami dan dicocokkan dengan keterangan agen polisi tersebut, penggalian dilanjutkan. Penggalian sulit dilakukan karena lubang sumur hanya pas untuk satu orang. Penggalian memakan waktu lama."

Lewat tengah malam, setelah melakukan penggalian cukup dalam, dari sumur tua mulai tercium bau tidak sedap. Dari sumur tua itu, akhirnya ditemukan jenazah ketujuh anggota TNI AD.

Penemuan posisi sumur tua di Lubang Buaya merupakan peran besar Sukitman. Sebagai tanda penghormatan dan penghargaan atas baktinya kepada bangsa dan negara semasa hidupnya, pemerintah melakukan upacara kemiliteran saat melepas jenazahnya saat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Sukitman wafat pada Senin siang 13 Agustus 2007 di Rumah Sakit Bhakti Yuda Depok.
[tts] Sumber :http://www.merdeka.com/
{[['']]}
Lihat PETA WISATA ZI'ARAH CIKUNDUL di peta yang lebih besar
Lisensi Creative Commons
WISATACIKUNDUL oleh BUDAKSHARETM disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/.
Izin di luar dari ruang lingkup lisensi ini dapat tersedia pada @WISATACIKUNDUL.

 
Support : MOVIE LIVE | LIVE DOWNLOAD
Profile Google + : PUTRA SUNDA | BUDAKSHARE-TM
Copyright © 2014. WISATA CIKUNDUL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Follow on FACEBOOK : (1) Wisata Cikundul
Follow on TWITER : (2) Wisata Cikundul
Loading the player...