LATEST POSTS:
Recent Posts
Showing posts with label Wisata Budaya. Show all posts
Showing posts with label Wisata Budaya. Show all posts

Raja-raja Kerajaan Sunda-Galuh s/d Pajajaran

Di bawah ini deretan raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Sunda menurut naskah Pangéran Wangsakerta (waktu berkuasa dalam tahun Masehi):
  1. Tarusbawa (menantu Linggawarman, 669 - 723)
  2. Harisdarma, atawa Sanjaya (menantu Tarusbawa, 723 - 732)
  3. Tamperan Barmawijaya (732 - 739)
  4. Rakeyan Banga (739 - 766)
  5. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang (766 - 783)
  6. Prabu Gilingwesi (menantu Rakeyan Medang Prabu Hulukujang, 783 - 795)
  7. Pucukbumi Darmeswara (menantu Prabu Gilingwesi, 795 - 819)
  8. Rakeyan Wuwus Prabu Gajah Kulon (819 - 891)
  9. Prabu Darmaraksa (adik ipar Rakeyan Wuwus, 891 - 895)
  10. Windusakti Prabu Déwageng (895 - 913)
  11. Rakeyan Kamuning Gading Prabu Pucukwesi (913 - 916)
  12. Rakeyan Jayagiri (menantu Rakeyan Kamuning Gading, 916 - 942)
  13. Atmayadarma Hariwangsa (942 - 954)
  14. Limbur Kancana (putera Rakeyan Kamuning Gading, 954 - 964)
  15. Munding Ganawirya (964 - 973)
  16. Rakeyan Wulung Gadung (973 - 989)
  17. Brajawisésa (989 - 1012)
  18. Déwa Sanghyang (1012 - 1019)
  19. Sanghyang Ageng (1019 - 1030)
  20. Sri Jayabupati (Detya Maharaja, 1030 - 1042)
  21. Darmaraja (Sang Mokténg Winduraja, 1042 - 1065)
  22. Langlangbumi (Sang Mokténg Kerta, 1065 - 1155)
  23. Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur (1155 - 1157)
  24. Darmakusuma (Sang Mokténg Winduraja, 1157 - 1175)
  25. Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu (1175 - 1297)
  26. Ragasuci (Sang Mokténg Taman, 1297 - 1303)
  27. Citraganda (Sang Mokténg Tanjung, 1303 - 1311)
  28. Prabu Linggadéwata (1311-1333)
  29. Prabu Ajiguna Linggawisésa (1333-1340)
  30. Prabu Ragamulya Luhurprabawa (1340-1350)
  31. Prabu Maharaja Linggabuanawisésa (yang gugur dalam Perang Bubat, 1350-1357)
  32. Prabu Bunisora (1357-1371)
  33. Prabu Niskalawastukancana (1371-1475)
  34. Prabu Susuktunggal (1475-1482)
  35. Jayadéwata (Sri Baduga Maharaja, 1482-1521)
  36. Prabu Surawisésa (1521-1535)
  37. Prabu Déwatabuanawisésa (1535-1543)
  38. Prabu Sakti (1543-1551)
  39. Prabu Nilakéndra (1551-1567)
  40. Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana (1567-1579)


Rujukan

  • Aca. 1968. Carita Parahiyangan: naskah titilar karuhun urang Sunda abad ka-16 Maséhi. Yayasan Kabudayaan Nusalarang, Bandung.
  • Ayatrohaedi. 2005. Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" dari Cirebon. Pustaka Jaya, Jakarta.
  • Edi S. Ekajati. 2005. Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta. Pustaka Jaya, Jakarta. ISBN 979-419-329-1
  • Yoséph Iskandar. 1997. Sejarah Jawa Barat: yuganing rajakawasa. Geger Sunten, Bandun
{[['']]}

Prabu Siliwangi Masih Dianggap Legenda dan Mitos

13130537471131790337
Ilustrasi Prabu Siliwangi Sumber Gambar Google
BANDUNG, (PRLM).- Eksistensi dan keberadaan Sri Baduga Maharaja Ratu Aji sebagai Raja Sunda tidak perlu disangsikan lagi dan bahkan harus diakui. Sri Baduga merupakan sosok primus inter pares raja terbesar sepanjang sejarah kerajaan Sunda hingga saat ini sangat melegenda dan banyak dimitoskan dengan nama Prabu Siliwangi.

Sebagaimana diungkapkan DR. Mumuh Muhsin Z. M.Hum., dalam paparan makalahnya “Sri Baduga Maharaja; Tokoh Sejarah yang Memitos dan Melegenda”, bahwa Kerajaan Sunda pernah diperintah oleh Prabu Jayadewata atau Ratudewata dan dikenal juga dengan nama Prebu Guru Dewataprana dengan gelar Sri Baduga.
”Ada banyak sumber yang dapat dijadikan rujukan, diantaranya Batu Tulis di Bogor dan prasasti lempengan tembanga maupun daun lontar Carita Parahiyangan,” ujar Mumuh pada acara Seminar Bedah Naskah “Sri Baduga dalam Kajian Sejarah, Filologi dan Sastra Lisan", bertempat di Flamboyan Room Hotel Baltika Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (31/10/12) yang diselenggarakan Balai Pengelolaan Museum Negeri Jawa Barat Sri Baduga.
Dikatakan Mumuh, Prebu Guru Dewataprana memerintah di kerajaan Sindangkasih (Majalengka) dan menikah dengan Ambetkasih, kemudian memerintah di kerajaan Singapura (Subang) menikah dengan Subanglarang dan dikaruniai tiga orang anak (Walangsungsang, Larasantang dan Rajasangara). Saat memerintah kerajaan Pakuan (sekitar tahun 1427) Prebu Guru Dewataprana mendapat gelar Sri Baduga Maharaja dan menikahi Kentring Manik putri Uwanya Susuktunggal.
Karena memerintah sangat lama, antara 1482 hingga 1521, Prebu Guru Dewataprana mendapat gelar Siliwangi, karena ditangan kepemimpinannya Kerajaan Sunda pindah dari Kawali (Ciamis) ke Pakuan Pajajaran. Selain memerintah kerajaan Sunda terlama, gelar Prabu Siliwangi disematkan kepada Prebu Guru Dewataprana karena sebagai sosok panutan dan sangat disegani (asilih wewangi, silihwangi, siliwangi).
Selain Prebu Guru Dewataprana atau Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi, menurut DR. Undang Ahmad Darsa, M.Hum., berdasarkan Carita Parahyangan (Kropak 406) dan Nagarakretabhumi, antara abad 14 hingga akhir abad 16 Masehi Kerajaan Sunda diperintah tidak kurang dari 14 raja. Diawali dengan masa pemerintahan Prabu Linggadewata (1311-1333), Prabu Ajibuna Linggawisesa (1333-1340), Prabu Ragamulya (1340-1350), Prabu Maharaja Linggabhuwanawisesa (1350-1357), Patih Mangkubumi Suradipati (1357-1371), Niskala Wastu Kancana (1371-1475), Rahiyang Dewa Niskala (1475-1482), Sang Susuktunggal (1475-1482), Prebu Guru Dewataprana atau Sri Baduga Maharaja (1482-1521), Prabu Surawisesa (1521-1533), Prabu Ratu Dewata (1533-1543), Sang Ratusaksi Sang Mangabatan (1543-1551), Tohaan di Majalaya atau Prebu Nilakendra (1551-1567) dan Nusiya Mulya atau Prabu Ranggamulya (1567-1579) ditutup Panembahan Yusuf di Banten sebagai pewaris terakhir Kerajaan Sunda.
“Namun sangat disayangkan, keberadaan raja-raja di Sunda tersebut kurang begitu dikenal. Sangat berbeda dengan nama-nama raja di Jawa yang sangat masyur,” ujar Undang Darsa.
Tidak terekposnya nama-nama raja di Sunda tersebut, menurut Undang Darsa, selain akibat pelajaran sejarah yang tidak menarik dan membosankan karena berisikan hafalan nama orang dan tempat serta waktu. Selain itu, nama-nama raja Sunda hingga kini masih menjadi legenda dan dimitoskan akibat tidak ada bukti nyata berupa bangunan kerajaan.
“Semisal letak kerajaan Sunda Galuh, Pakuan Pajajaran dan lainnya tidak diketahui secara pasti dimana. Hal tidak kalah mengundang tanda tanya hingga sekarang ini adalah keberadaan Prabu Siliwangi yang diyakini sejumlah daerah terdapat makamnya,” ujar Undang Darsa, yang berharap guru-guru maupun pihak akademisi dituntut untuk memiliki tanggungjawab moral menyampaikan sejarah dengan benar dan menarik. (A-87/A-108)**
{[['']]}

Silsilah Raja-raja di Jawa Barat


Pendiri Kerajaan Tarumanagara Yaitu : 
  1. MULAWARMAN (ABAD KE 4) DST. letaknya di Bogor — rAJA tARUMANAGARA KE 12 ATAU YANG TERAKHIR bernama Lingga Warman— digantikan oleh menantunya bernama Prabu Tarusbawa (pendiri kerajaan Sunda setelah Kerajaan Tarumanagara) dst— WRETIKANDAYUN (rAJA mEDANG jATI SALAH SATU kERAJAAN DI BAWAH KERAJAAN sUNDA YANG MEMISAHKAN DIRI DAN MENDIRIKAN KERAJAAN GALUH (tH.670-702) DITERUSKAN OLEH pRABU MANDI MINYAK (tH.702-709) — DITERUSKAN OLEH pRABU pURBASORA (tH.716-723)— diteruskan oleh Prabu SANJAYA (723-724) — DITERUSKAN OLEH pRABU aDIMULYA PERMANADIKUSUMA (724-725) DITERUSKAN OLEH pRABU TAMPERAN (729-739) DITERUSKAN OLEH pRABU CIUNG WANARA (739-783) DITERUSKAN OLEH pRABU gURUMINDA(MINISRI—tH.799-806) –DITERUSKAN OLEH pRABU wELENGAN (806-813) DITERUSKAN OLEH pRABU LINGGA HIANG(LINGGA bUMI TH.813-852)— DITERUSKAN OLEH PRABU LINGGA WESI– DITERUSKAN OLEH PRABU LINGGA WASTU-

-PRABU SUSUK TUNGGAL– PRABU MUNDINGKAWATI — PRABU ANGGALARANG—PRABU SILIWANGI (1482-1521) DILANJUTKAN pRABU SURAWISESA (1521-1535) DITERUSKAN OLEH rATU DEWATA BUANA (1543-1551) DITERUSKAN OLEH RATU SAKTI (1543-1551) DITERUSKAN OLEH pRABU NILA KENDRA (1551-1567) DITERUSKAN OLEH pRABU sURYA KENDACA (1567-1579) SELANJUTNYA BERUBAH JADI KERAJAAN iSLAM ATAU KESULTANAN—YAITU sYARIEF hIDAYATULLOH (PERIODE wALI iSLAM)— (1448-1552) DILANJUTKAN OLEH MAULANA HASANNUDDIN (1552-1570) DILANJUTKAN OLEH MAULANA YUSUF (1570-1588) DILANJUTKAN OLEH MAULANA MUHAMMAD (1588-1605) –DILANJUTKAN OLEH ULTAN ABDUL MAFAKIR (1605-1640) DILnjutkN OLEH sULTA ABDUL FATAH ABUSERI (SULTAN AGENG TIRTAYASA) –(1651-1682)–DILANJUTKAN OLEH MAULANA MANSYUR (1682- )— pANGERAN sOKE—sebagian keturunannya diantaranya—(periode perjuangan kemerdekaan)—- RD. H. UDERAN—RD. H. PENNA— Rd. Ongkos — Nyi Rd Supiah— dst.mohon dikoreksi bila ada kesalahan” untuk penyempurnaan silsilah ini
{[['']]}

SILSILAH SUNAN GUNUNG JATI DARI PADJAJARAN

Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari sembilan orang penyebar agama Islam terkenal di Pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga. Kehidupannya selain sebagai pemimpin spriritual, sufi, mubaligh dan dai pada jamannya juga sebagai pemimpin rakyat karena beliau menjadi raja di Kasultanan Cirebon, bahkan sebagai sultan pertama Kasultanan Cirebon yang semula bernama Keraton Pakungwati.
Memasuki kompleks pemakaman anda akan melihat Balemangu Majapahit yang berbentuk bale-bale berundak yang merupakan hadiah dari Demak sewaktu perkawinan Sunan Gunung Djati dengan Nyi Mas Tepasari, putri dari Ki Ageng Tepasan, salah seorang pembesar Majapahit.
Masuk lebih kedalam anda akan melihat Balemangu Padjadjaran, sebuah bale-bale besar hadiah dari Prabu Siliwangi sebagai tanda penghargaan pada waktu penobatan Syarif Hidayatullah sebagai Sultan Kasultanan Pakungwati (cikal bakal kraton di Cirebon).
Makam Sunan Gunung Jati yang terletak di bukit Gunung Sembung hanya boleh dimasuki oleh keluarga Kraton sebagai keturunannya selain petugas harian yang merawat sebagai Juru Kunci-nya. Selain dari orang-orang yang disebutkan itu tidak ada yang diperkenankan untuk memasuki makam Sunan Gunung Jati.

Alasannya antara lain adalah begitu banyaknya benda-benda berharga yang perlu dijaga seperti keramik-keramik atau benda-benda porselen lainnya yang menempel ditembok-tembok dan guci-guci yang dipajang sepanjang jalan makam. Keramik-keramik yang menempel ditembok bangunan makam konon dibawa oleh istri Sunan Gunung Djati yang berasal dari Cina, yaitu Putri Ong Tien.

Banyak keramik yang masih sangat baik kondisinya, warna dan design-nya sangat menarik. Sehingga dikhawatirkan apabila pengunjung bebas keluar-masuk seperti pada makam-makam wali lainnya maka barang-barang itu ada kemungkinan hilang atau rusak.

Ada 9 pintu yang terdapat dalam Makam Sunan Gunung Jati, yaitu 1)Pintu Gapura, 2)Pintu Krapyak, 3)Pintu Pasujudan, 4)Pintu Ratnakomala, 5)Pintu Jinem, 6)Pintu Rararoga, 7)Pintu Kaca, 8)Pintu Bacem dan 9)Pintu Teratai. Para pengunjung atau peziarah hanya diperkenankan masuk sampai di pintu ke-5 saja.

Para peziarah di Makam Sunan Gunung Jati hanya diperkenankan sampai dibatas pintu serambi muka yang pada waktu-waktu tertentu dibuka dan dijaga selama beberapa menit kalau-kalau ada yang ingin menerobos masuk. Dari pintu yang diberi nama Selamat Tangkep itu terlihat puluhan anak tangga menuju Makam Sunan Gunung Jati.

Para peziarah umum diharuskan masuk melalui gapura sebelah Timur dan langsung masuk pintu serambi muka untuk berpamit kepada salah seorang Juru Kunci yang bertugas. Setelah diijinkan maka peziarah umum dapat menuju ke pintu barat yaitu ruang depan Pintu Pasujudan.

Uniknya didalam kompleks makam Sunan Gunung Jati terdapat kompleks makam warga Tionghoa dibagian barat serambi muka yang dibatasi oleh pintu yang bernama Pintu Mergu. Lokasinya disendirikan dengan alasan agar peziarah yang memiliki ritual ziarah tersendiri seperti warga Tionghoa tidak akan terganggu dengan ritual ziarah pengunjung makam.

Makam Sunan Gunung Jati dibersihkan tiga kali seminggu dan selalu diperbaharui dengan rangkaian bunga segar oleh Juru Kunci yang bertugas. Penggantian bunga dilakukan setiap hari Senin, Kamis dan Jumat. Pada hari Senin dan Kamis petugas akan masuk dari pintu yang disebut dapur Pesambangan, sedangkan pada hari Jumat petugas akan masuk dari pintu tempat masuknya peziarah disiang hari.

Jumlah petugas Makam Sunan Gunung Jati seluruhnya ada 108 orang yang terbagi dalam 9 kelompok masing-masing 12 orang berjaga-jaga secara bergiliran selama 15 hari yang diketuai oleh seorang Bekel Sepuh dan Bekel Anom (merupakan tambahan setelah Kraton Cirebon dipecah menjadi Kraton Kasepuhan dan Kanoman). Mereka yang mengemban tugas tersebut umumnya karena meneruskan tugas dari ayah atau saudara yang tidak mempunyai anak atau bisa juga karena mendapat kepercayaan dari yang berhak. Pada saat mereka diberi amanat mengemban tugas itupun ada serangkaian upacara atau selametan yang harus dilakukan oleh masing-masing orang. Seluruh petugas makam termasuk para Bekel dipimpin oleh seorang Jeneng yang diangkat oleh Sultan.

Adapun riwayat dibalik jumlah 108 berawal dari Pemerintahan Sunan Gunung Djati di Kraton Pakungwati yang pada suatu hari menangkap perahu yang terdampar dengan seluruh penumpang berjumlah 108 orang seluruhnya berasal dari Keling (Kalingga) dan berada dibawah pimpinan Adipati Keling. Orang-orang Keling ini kemudian menyerahkan diri dan mengabdi kepada Sunan Gunung Jati dan dipercaya untuk menetap dan menjaga daerah sekitar pemakaman sampai ke anak cucu. Sebagian masyarakat yang bermukim disekitar kompleks makam adalah keturunan orang-orang Keling tersebut. Oleh karena itu ke-12 orang yang bertugas tersebut mengemban tugas sesuai dengan jenjangnya sebagai awak perahu nelayan seperti juru mudi, pejangkaran dan lain sebagainya.

Selain Sultan dan Juru Kunci yang ditunjuk maka tidak ada lagi orang yang diperkenankan masuk ke makam Sunan Gunung Djati. Konon di sekitar makam Sunan Gunung Djati terdapat pasir Malela yang dibawa langsung dari Mekkah oleh Pangeran Cakrabuana. Pasir ini tidak diperbolehkan dibawa keluar dari kompleks pemakaman. Para Juru Kunci sendiri diharuskan membersihkan kaki-nya sebelum dan sesudah dari makam agar tidak ada pasir yang terbawa keluar. Pelarangan ini sesuai dengan amanat dari Pangeran Cakrabuana sendiri, mungkin karena pada jaman dahulu upaya untuk membawa Pasir Malela dari Mekkah ke kompleks pemakaman teramat berat dan sulit.

Tak jauh dari bangunan makam terdapat masjid yang diberi nama Masjid Sang Saka Ratu atau Dok Jumeneng yang konon dulunya digunakan oleh orang-orang Keling yang pernah memberontak pada Sunan Gunung Djati. Didalam masjid kita bisa melihat Al-Quran yang berusia ratusan tahun dan dibuat dengan tulisan tangan (bukan cetakan mesin).

Ada beberapa sumur disekitar bangunan masjid, yaitu Sumur Kemulyaan, Sumur Djati, Sumur Kanoman dan Sumur Kasepuhan. Masjid ini sendiri memiliki 12 orang Kaum yang pengangkatannya melalui prosedur Kesultanan dengan segala tata cara dan tradisi lama yang masih dijalankan. Ke-12 orang tersebut terdiri dari 5 orang Pemelihara, 4 orang Muadzin, 3 orang Khotib ditambah dengan seorang penghulu atau Imam. Kecuali penghulu mereka bertugas secara bergilir setiap minggu dengan formasi 1 orang pemelihara, 1 orang Muadzin dan 1 orang Khotib.

Ada lagi legenda para wali yang berhubungan dengan Sumur Jalatunda yang berasal dari jala yang ditinggalkan Sunan Kalijaga saat dirinya diperintahkan mencari sumber mata air untuk berwudhu-nya para wali yang pada saat itu sedang mengadakan pertemuan. Sumur Jalatunda ini dikenal dengan Zam-zam-nya Cirebon.

Mengunjungi kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati sebetulnya tidak terlalu sulit. Lokasi-nya tidak jauh dari kota Cirebon. Jalan masuknya juga bisa dilalui oleh mobil dan sudah tersedia lahan parkir yang cukup luas.

Yang sangat disayangkan adalah banyaknya penduduk setempat yang meminta donasi tidak resmi kepada pengunjung atau peziarah yang datang ke makam. Dari mereka yang meminta dengan suka rela sampai dengan mereka yang menggebrak meja tempat diletakkannya kotak donasi untuk menakut-nakuti pengunjung apabila mereka menolak untuk membayar. Yang meminta donasi tidak hanya orang dewasa, melainkan anak-anak balita sampai kaum tua renta juga setia mengikuti bahkan ada yang sambil menarik-narik baju pengunjung. Macam-macam alasan yang digunakan, dari donasi untuk pemeliharaan makam sampai sumbangan sebagai ‘pembuka pintu’. Kalau anda datang bersama dengan rombongan peziarah, bersiaplah menghadapi puluhan peminta sumbangan yang sudah berbaris panjang dari parkiran anda masuk sampai ke pintu gerbang peziarah.

Sangat mengesalkan sebetulnya. Pemandu memberitahu agar kami ‘jangan memulai’ memberikan donasi setiap kali diminta karena hanya akan membuat peminta donasi lain akan memburu. Walaupun kami sudah berusaha membatasi jumlah donasi yang kami keluarkan dengan terus menerus mengatakan “tidak” tetap saja kami harus merogoh kantong beberapa kali.

Upaya menertibkan konon sudah pernah ada. Sultan pernah memerintahkan mereka untuk berhenti meminta donasi tidak resmi tersebut, namun seminggu-dua minggu kemudian timbul kembali.

Alangkah baiknya apabila pihak Kraton yang berwenang atau pemerintah daerah mulai memikirkan cara untuk menertibkan mereka karena bisa jadi akan merusak citra tempat pemakaman Sunan Gunung Jati ini dan umat muslim pada umumnya. 

Aktivitas meminta-minta dengan paksa yang dilakukan kaum dewasa dan orang tua akan memberikan contoh tidak baik bagi anak kecil warga sekitar. Tak heran apabila mereka nantinya juga menjadi peminta-minta. Walaupun Sunan Gunung Jati pernah bertutur “Ingsun titip tajug lan fakir-miskin” yang artinya “Aku titipkan masjid/musholla dan fakir miskin” tetapi saya yakin bukan seperti inilah perwujudannya.

Sumber : http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/index.php/Artikel/silsilah-sunan-gunung-jati
SILSILAH SUNAN GUNUNG JATI DARI PADJAJARAN
PRABU LINGGA DEWATA
1311-1333




PRABU AJIGUNA LINGGA WISESA
1333-1340





PRABU RAGA MULYA / SANG AKIKOLOT
1340-1350





PRABU LINGGA RATU DEWATA
SRI BADUGA MAHARAJA
1350-1357





BUNISORA SURA DIPATI
SANG MANGKUBUMI
1357-1371





NILA WASTU KENCANA
1371-1382





PRABU HALIWUNGAN SANG
SUSUK TUNGGAL
1382-1482





PRABU SILIWANGI / RADEN PAMANAH RASA
SRI BADUGA MAHARAJA II
1482-1521




WALANG SUNGSANG
P. CAKRA BHUWANA
NYI RARA SANTANG
SYARIFAH MUDAIM
RAJA SANGARA
HAJI MANSUR




SUNAN GUNUNG JATI
SYARIEF HIDAYATULLAH
{[['']]}

Wisata Situs Purbakala

Wisata Situs Purbakala

Jumlah Objek Wisata:54


Taman Purbakala Cipari
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 4288

Candi Bojongmenje
Tgl. Update :
06-12-2011

Lihat: 3545

Prasasti Curug Dago
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 5921

Punden Berundak Pasir Lulumpang
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 4019

Candi Cangkuang
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 4176

Situs Lingga Yoni
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 3815

Situs Tambaksari
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 2444

Situs Kertabumi
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 3041

Situs Karangkamulyan
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 2795

Keramat Kuning Lakbok
Tgl. Update :
29-12-2011

Lihat: 2410

Situs pangcalikan Gunung Padang
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 3017

Situs Jambansari
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 2059

Prasasti Batu Tulis
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 3504

Situs Purwakalih
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 1981

Situs Pasir Angin
Tgl. Update :
24-10-2012

Lihat: 1914

Situs Sindang Barang
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 2295

Prasasti Tapak Gajah
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 2436

Prasasti Pasir Muara
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 3523

Prasasti Pasir Koleangkak
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 3031

Prasasti Muara Cianten
Tgl. Update :
29-10-2012

Lihat: 6761

Situs Megalitik Cibalai
Tgl. Update :
14-06-2011

Lihat: 1894

Situs Batu Kujang I dan II
Tgl. Update :
30-12-2011

Lihat: 2689

Situs Batu Bergores Kutajaya
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1749

Situs Tugu Sukaraja
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1731

Situs Tugu Gede
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1900

Situs Benteng Tanah
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1887

Situs Gunung Padang
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 4562

Situs Batujaya (Candi Jiwa)
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 8632

Situs Cibuaya
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 3393

Situs Talun
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1795

Batu Kapur (Legok Kiara)
Tgl. Update :
12-12-2011

Lihat: 1482

Situs Lombang
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1921

Pasir Paniis
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 2159

Situs Pejambon
Tgl. Update :
11-12-2012

Lihat: 1633

Prasasti Huludayeuh
Tgl. Update :
11-12-2012

Lihat: 2062

Situs Balong Dalem
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 2020

Situs Cangkuang
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1933

Situs Cengkuk
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 2142

Batu Tulis Barukai
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1657

Batu Pipisan dan Gandhik
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 3493

Kabuyutan Ciburuy
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 3618

Situs Buni
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1952

Kepurbakalaan Majusi
Tgl. Update :
12-12-2011

Lihat: 969

Kepurbakalaan Surawisesa
Tgl. Update :
12-12-2011

Lihat: 1673

Punden Berundak Leuweung Karamat dan Saunggalah
Tgl. Update :
12-12-2011

Lihat: 1645

Kelompok Megalitik Hunyur Kadoya
Tgl. Update :
14-06-2011

Lihat: 1050

Pangguyangan
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1675

Ciawitali
Tgl. Update :
02-01-2012

Lihat: 1667

Situs Candi Blandongan
Tgl. Update :
11-11-2011

Lihat: 1485

Situs Kuta Tandingan
Tgl. Update :
12-12-2011

Lihat: 1658

Astana Gede Kawali
Tgl. Update :
30-09-2012

Lihat: 617

Prasasti Kebun Kopi 2 ( Batu Dakon )
Tgl. Update :
24-10-2012

Lihat: 265

Prasasti Batu Tulis Ciaruteun
Tgl. Update :
24-10-2012

Lihat: 310

Situs Gunung Susuru
Tgl. Update :
13-11-2012

Lihat: 178
{[['']]}
Lihat PETA WISATA ZI'ARAH CIKUNDUL di peta yang lebih besar
Lisensi Creative Commons
WISATACIKUNDUL oleh BUDAKSHARETM disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/.
Izin di luar dari ruang lingkup lisensi ini dapat tersedia pada @WISATACIKUNDUL.

 
Support : MOVIE LIVE | LIVE DOWNLOAD
Profile Google + : PUTRA SUNDA | BUDAKSHARE-TM
Copyright © 2014. WISATA CIKUNDUL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Follow on FACEBOOK : (1) Wisata Cikundul
Follow on TWITER : (2) Wisata Cikundul
Loading the player...