LATEST POSTS:
Recent Posts

SILSILAH PARA WALI NUSANTARA 2


 

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Tulisan ini kami terjemahkan dan kami intisarikan dari kitab kecil yang berjudul Tarich al-Auliya susunannya K.H. Bisyri Musthofa Rembang
Untuk mengawali silsilah para wali di nusantara, maka tidak terlepas dari ke-empat tokoh besar, yaitu :
1). Sayyid Jamaluddin Husain as-Samarqandiy
2). Raden Arya Galuh Pajajaran
3). Raja Kuntara Cempa Kamboja
4). Prabu Brawijaya V Raja Majapahit
A. Silsilah dari Asmaraqondiy
Sayyid Jamaluddin Husain atau Maulana Muhammad Jumadil Kubro atau Ahmad Syah as-Samarqandiy adalah putra Abdulloh Khon, putra Amir Abdul Malik, putra Sayyid Alwi,, putra Sayyid Ali, putra Sayyid Muhammad, putra Sayyid Alwi, putra Sayyid Muhammad, putra Sayyid Alwi, putra Sayyid Abdulloh, putra Sayyid Ahmad al-Muhajir al-Faqih al-Muqoddam, putra Sayyid Isa al-Bashriy, putra Sayyid Muhammad ar-Rumiy, putra Sayyid Ali al-’Aridhiy, putra Sayyid Ja’far as-Shodiq, putra Sayyid Muhammad al-Baqir, putra Sayyid Ali Zainul Abidin, putra Sayyid Husain, Putra Kholifah Ali bin Abu Tahlib dengan Sayyidah Fathimah binti Nabi Muhammad SAW.
Dua orang putra dari Sayyid Jamaluddin Husain yang berdakwah di nusantara adalah Maulana Ishaq dan Maulana Malik Ibrohim Asmaraqandiy.
B. Silsilah dari Jawa
Raden Arya Galuh putra Arya Randu Kuning, putra Arya Metahun, putra Arya Banjaran, putra Mundi Sari, putra Raden Laliyan (Pajajaran), putra Rawis Renggo (Jenggala), putra Tebu, putra Lembu Amiluhur (Jenggala), putra Resi Kentuyu, putra Gandihawan, putra Serima Punggung, putra Sila Jalu, putra Panca Deriya, putra Citra Suma, putra Suma Wicetra, putra Gendra Yana, putra Jaya Amijaya, putra Jaya Darma, putra Hudayana, putra Parikesit, putra Angka Wijaya, putra Arjuna, putra Pandu, putra Habi Washa, putra Pula Sara, putra Raden Sahri, putra Raden Sekutrem, putra Raden Sutopo, putra Raden Mana Wasa, putra Raden Mari Gena, putra Sang Hyang Trusthili, putra Seri Kati, putra Wisnu, putra Sang Hyang Guru hingga ke Nabi Adam AS.
Raden Arya Galuh memiliki dua orang anak, yaitu : Arya Penanggungan dan Ronggolawe.
Arya Penanggungan memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Arya Baribin, 2). Arya Teja (Adipati Tuban, dan 3). Ki Ageng Tarub.
Arya Baribin memiliki dua orang anak, yaitu : Raden Ayu Maduretno, dan Raden Jakandar (Sunan Bangkalan Madura).
Arya Teja (Adipati Tuban) memiliki dua orang anak, yaitu : Dewi Candrawati (Diperistri oleh Sunan Ampel), dan Raden Sahur Tumenggung Wilatikta Tuban (Ayahanda Raden Syahid Sunan Kalijaga).
Ki Ageng Tarub memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Dewi Nawang Sih, 2). Dewi Nawang Sasi, dan 3). Dewi Nawang Arum.
Dewi Nawang Sasi menikah dengan Raden Jakandar (Sunan Bangkalan) putra Arya Baribin memiliki dua orang anak, yaitu : 1). Dewi Hisah (Istrinya Sayyid Abdul Qodir Sunan Gunung Jati), dan 2). Dewi Hirah (Istrinya Raden Mahdum Ibrohim Sunan Bonang).
Dewi Nawang Arum menikah dengan Raden Sahur Tumenggung Wilatikta putra Arya Teja memiliki dua orang anak, yaitu : Raden Syahid (Sunan Kalijaga), dan Dewi Sari (Istrinya Sunan Ngudung)
C. Silsilah dari Cempa
Raja Kuntara Cempa Kamboja memilki tiga orang anak, yaitu : 1). Dwarawati Murdaningrum (diperistri oleh Prabu Kartawijaya atau Prabu Brawijaya Majapahit), 2). Dewi Candra Wulan (diperistri oleh Maulana Malik Ibrohim Asmaraqandiy), dan 3). Raden Cingkara.
D. Keturunan Maulana Malik Ibrohim Asmaraqandiy
Maulana Malik Ibrohim dengan Dewi Candra Wulan putrinya Raja Cingkara memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Raja Pendita, 2). Raden Rahmat (Sunan Ampel), dan 3). Siti Zainab.
Raja Pendita Menikah dengan Raden Ayu Madu Retno putrinya Arya Baribin memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Haji Utsman (Sunan Manyuran Mandalika), 2). Utsman Haji (Sunan Ngudung), dan 3). Nyai Gede Tanda.
Raden Rahmat (Sunan Ampel) memiliki dua orng istri, yaitu : Dewi Candrawti putinya Arya Teja Adipati Tuban, dan Dewi Karimah putrinya Ki Bang Kuning.
Dengan Dewi Candrawati beliau memiliki lima orang anak, yaitu : 1). Siti Syari’ah (Menikah dengan Haji Utsman Sunan Manyuran), 2). Siti Muthmainnah (Menikah dengan Sayyid Muhsin Sunan Wilis), 3). Siti Hafshah (Manikah dengan Sayyid Ahmad al-Yamaniy),
4). Raden Mahdum Ibrohim (Sunan Bonang), dan
5). Raden Qosim (Sunan Derajat Sidayu).
Dan dengan Dewi Karimah beliau memiliki dua putri, yaitu :
1). Dewi Murtasiyah (Menikah dengan Sunan Giri), dan
2). Dewi Murtasimah (Menikah dengan Raden Fatah Sultan Demak).
E. Keturunan Maulana Ishaq bin Sayyid Jamaluddin Husain
Maulana Ishaq berdakwah di daerah Pasai memiliki dua orang anak, yaitu : Sayyid Abdul Qodir (Sunan Gunung Jati Cirebon) dan Dewi Saroh (diperistri oleh Sunan Kalijaga). Kemudian Maulana Ishaq berdakwah ke Blambangan Banyuwangi menikah dengan Dewi Sekar Dadu putrinya Minak Sembuyu Adipati Blambangan memiliki seorang putra yang bernama Raden Paku atau Raden Ainul Yaqin (Sunan Giri).
F. Silsilah Perpaduan Antara Asmaraqandiy dengan Jawa dan Cempa
1). Sunan Ngudung (Utsman Haji putra Raja Pendita putra Maulana Malik Ibrohim Asmaraqandiy) menikah dengan Dewi Sari putrinya Raden Sahur Tumenggung Wilatikta) memiliki dua orang anak, yaitu : 1). Dewi Sujinah (Istrinya Sunan Muria), dan 2). Raden Amir Haji (Sunan Kudus).
2). Sunan Bonang (Raden Mahdum Ibrohim) putra Sunan Ampel menikah dengan Dewi Hirah putrinya Raden Jakandar memiliki satu orang putri bernama Dewi Ruhil yang menikah dengan Amir Haji Sunan Kudus.
3). Sunan Gunung Jati (Sayyid Abdul Qodir putra Maulana Ishaq) menikah dengan Dewi Hisah putrinya Raden Jakandar memiliki dua orang anak, yaitu : Sayyid Abdul Jalil (Syekh Siti Jenar Jepara), dan Dewi Shufiyah (Istrinya Raden Qosim Sunan Derajat)
4). Sunan Kalijaga (Raden Syahid) putra Raden Sahur (Tumenggung Wilatikta Tuban dengan Dewi Nawang Arum putrinya Ki Ageng Tarub), Raden Sahur putra Arya Teja (Adipati Tuban), putra Arya Penanggungan, putra Arya Galuh, putra Arya Randu Kuning, putra Arya Metahun, putra Arya Banjaran (Sudara Prabu Mundi Wangi Pajajaran dan sekaligus menjadi patih di kerajaannya), putra Mundi Sari (Pajajaran). Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Saroh putrinya Maulana Ishaq memiliki tiga orang anak, yaitu : 1). Raden Sa’id (Sunan Muria), 2). Dewi Ruqoiyah, dan 3). Dewi Shofiyah
G. Silsilah Keturunan Prabu Brawijaya V Raja Majapahit Terakhir
Prabu Brawijaya atau Kartawijaya atau Kertabhumi adalah putra dari Raden Suruh (Adipati Majalengka), putra Prabu Mundi Wangi (Raja Pajajaran), putra Mundi Sari, putra Raden Laliyan (Pajajaran), putra Rawis Renggo (Jenggala), dan untuk seterusnya lihat silsilah Raden Arya Galuh.
Prabu Brawijaya memiliki anak banyak sekali, karena di dalam satu riwayat diceritakan bahwa istrinya berjumlah lebih dari 25 orang. Dan adapun anaknya yang dapat disebutkan, maka beberapa diantaranya adalah :
Dari Istri Permaisuri adalah Raden Arya Damar (Adipati Palembang). Dari Istri Dwarawati Murdaningrum putrinya Raja Kuntara Cempa adalah : 1). Putri Hadiy (Istrinya Adipati Dayaningrat Pengging), 2). Raden Lembu Peteng (Madura), dan 3). Raden Gugur.
Dan dari Istri Putri Cempa yang lain keturunan China putrinya Ma Hong Fu (Kyai Batong) adalah Raden Jin Bun atau Raden Hasan atau Raden Fatah (Sultan Demak Bintara)
Dari Istri Ponorogo adalah : Betara Katung dan Adipati Luwanu. Dari Istri Bagelain adalah : Raden Jaran Penoleh (Sampang Madura).
Raden Fatah (Sultan Demak) menikah dengan Dewi Murtasimah putrinya Sunan Ampel memiliki lima orang anak, yaitu :
1). Pangeran Purba
2). Pangeran Trenggana
3). Raden Bagus Sida Kali
4). Raden Kanduruhan
5). Dewi Ratih
Seperti inilah yang telah disebutkan oleh K.H. Bisyri Musthofa Rembang di dalam kitabnya yang berjudul Tarikh al-Auliya. Dan adapun menurut naskah babad dan serat disebutkan bahwa Raden Fatah memiliki tiga orang istri, yaitu :
1). Putri Sunan Ampel menjadi permaisuri utama, memiliki dua putra, yaitu : Pangeran Surya (Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor), dan Pangeran Trenggana.
2). Putri Raden Sanga, memiliki satu putra, yaitu Raden Kanduruwan. 3). Putri Bupati Jipang Panolan, memiliki dua anak, yaitu : Pangeran Kikin (Pangeran Sekar Seda Lepen), dan Ratu Mas Nyawa.
Sumber :http://infotekkom.files.wordpress.com/
{[['']]}

Biografi Raden Aria Wiratanudatar Dalem Cikundul Cianjur

Raden Djayasasana Aria Wiratanudatar Dalem Cikundul



  Rd. Kj. Aria Wiratanudatar yang dikenal sebagai Kj. Dalem Cikundul Beliau adalah penyebar Islam sekaligus Bupati Cianjur pertama, di Kp.Cijagang Ds.Majalaya Kec.Cikalong Kulon Kab. Cianjur


Dari kejauhan nampak di atas sebuah bukit yang sekelilingnya menghijau ditumbuhi pepohonan yang rin-dang. berdiri sebuah bangunan cukup megah dan kokoh.Bangunan yang sangat artistik dengan nuansa Islam itu. tiada lain makam tempat dimakamkannya Bupati Cianjur Pertama, R Aria Wira Tanu Bin Aria Wangsa Gopa-rana periode (1677-1691)yang kemudian terkenal dengan nama Dalem Cikundul.

Areal makam yang luasnya sekitar 300 meter itu. berada di atas tanah seluas 4 hektar puncak Bukit Cijagang. Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalong-kulon. Cianjur, Jawa Barat atau sekitar 17 Km kearah utara dari pusat kota Cianjur.Makam Dalem Cikundul, sudah sejak lama dikenal sebagai obyek wisata ziarah. Dalem Cikundul. konon tergolong kepada syuhada sholihiin yang ketika masih hidup dan kemudian menjadi dalem dikenal luas sebagai pemeluk agama Islam yang taat dan penyebar agama Islam.

Catatan sejarah dan cerita yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, tahun 1529 kerajaan Talaga direbut oleh Cirebon dari Negara Pajajaran dalam rangka penyebaran agama Islam, yang sejak itu, sebagian besar rakyatnya memeluk agama Islam.Tetapi raja-raja Talaga. yaitu Prabu Siliwangi. Mun-dingsari. Mundingsari Leutik, Pucuk Umum. Sunan Parung Gangsa. Sunan Wanapri, dan Sunan Ciburang, masih menganut agama lama, yaitu agama Hindu.Sunan Ciburang memiliki putra bernama Aria Wangsa Goparana. dan ia merupakan orang pertama yang memeluk agama Islam, namun tidak direstui oleh orang tuanya. Akhirnya Aria Wangsa Goparana meninggalkan keraton Talaga. dan pergi menuju Sagalaherang.

Di Sagalaherang, mendirikan Negara dan pondok pesantren untuk menyebarkan agama Islam ke daerah sekitarnya. Pada akhir abad 17. ia meninggal dunia di Kampung Nangkabeurit, Sagalaherang dengan meninggalkan dua orang putra-putri, yaitu. DJayasasana, Candramang-gala, Santaan Kumbang. Yu-danagara. Nawing Candradi-rana, Santaan Yudanagara, dan Nyai Mas Murti.Aria Wangsa Goparana, menurunkan para Bupati Cianjur yang bergelar Wira Tanu dan Wiratanu Datar serta para keturunannya. Putra sulungnya Djayasasana dikenal sangat taqwa terhadap Allah SWT. tekun mempelajari agama Islam dan rajin bertapa.

Setelah dewasa Djayasasana meninggalkan Sagalaherang. diikuti sejumlah rakyatnya. Kemudian bermukim di Kampung Cijagang, Cikalong-kulon. Cianjur, bersama .pengikutnya dengan bermukim di sepanjang pinggir-pingir sungai.Djayasasana yang bergelar Aria Wira Tanu, menjadi Bupati Cianjur atau Bupati Cianjur Pertama periode (1677-1691).
meninggal dunia antara tahun -1706 meninggalkan putra-puteri sebanyak 11 orang , masing-masing
1. Dalem Aria wiramanggala.
2. Dalem Aria Martayuda (Dalem Sarampad).
3. Dalem Aria Tirta (Di Karawang).
4. Dalem Aria natamanggala (Dalem aria kidul/gunung jati cjr),
5. R.Aria Wiradimanggala(Dalem Aria Cikondang)
6. Dalem Aria Suradiwangsa (Dalem Panembong),
7. Nyai Mas Kaluntar .
8. Nyai Mas Bogem
9. Nyai R. Mas Karangan.
10. Nyi R.mas KAra
11. Nyai Mas Djenggot

Beliau Juga memiliki seorang istri dari bangsa jin Islam, dan memiliki tiga orang putra-putri, yaitu
1. Raden Eyang Surya-kancana. yang hingga sekarang dipercayai bersemayam di Gunung Gede atau hidup di alam jin.
2. Nyi Mas Endang Kancana alias Endang Sukaesih alias Nyai Mas Kara, bersemayam di Gunung Ceremai,
3. R. Andaka Warusaja-gad (tetapi ada juga yang menyebutkan bukan putra, tetapi putri bernama Nyai Mas Endang Radja Mantri bersemayam di Karawang).

Bertitik tolak dari situlah, Dalem Cikundul sebagai leluhurnya sebagian masyarakat Cianjur, yang tidak terlepas dari berdirinya pedaleman (kabupaten) Cianjur. Maka Makam Dalem Cikundul dijadikan tempat ziarah yang kemudian oleh Pemda Cianjur dikukuhkan sebagai obyek wisata ziarah, sehingga banyak dikunjungi penziarah dari pelbagai daerah.Selain dari daerah-daerah yang ada di P Jawa, banyak juga penziarah dari luar P Jawa seperti dari Bali. Sumatra. Kalimantan, banyak juga wisatawan mancanegara. Penziarah setiap bulan rata-rata mencapai 30.000 lebih pengunjung, mulai dari kalangan masyarakat bawah, menengah, hingga kelas atas, dan ada pula dari kalangan artis.

Maksud ziarah itu sendiri sebagaimana diajarkan dalam Islam, supaya orangeling akan kematian. Disamping itu, ziarah kepada syuhada solihin selain mandoakanya juga untuk tawasul memohon kepada Allah SWT melalui syuhada solihin sebagai perantara terhadap Allah SWT. Karena syuhada solihin lebih dekat dengan Allah SWT. umumnya yang berziarah antara lain ada yang ingin memperoleh kelancaran dalam kegiatan usahanya, dipercaya atasan, cepat memperoleh jodoh, dan lainnya. Sebelum melaksanakan ziarah di pintu masuk makam harusnya diberi nasehat-nasehat oleh juru kunci, dimaksudkan agar tidak sesat(tidakmenyimpang dari akidah dan tidak terjerumus kedalam jurang kemusyrikan

Makam Dalem Cikundul. semula kondisinya sangat sederhana. Tahun 1985 diperbaiki oleh Ny Hajjah Yuyun Muslim Taher istrinya Prof Dr Muslim Taher (Alm) Rektor Universitas Jayabaya, Jakarta. Biaya perbaikannya menghabiskan sekitar Rp 125 juta.Sekarang ini, biaya perawatannya Selain dari para donator tetap juga hasil infaq so-dakoh dari para pengunjung. Belum lama ini telah selesai dilakukan perbaikan atap bangunan gedung utama ber ukuran 16x20 meter, perbaikan masjid untuk wanita berukuran 7x7 meter. Menyusul akan dibangun lantai II tempat peristirahatan bagi para peziarah.

Di tempat berziarah Makam Dalem Cikundul ini. banyak disediakan Fasilitas untuk para penziarah mulai dari masjid untuk wanita dan laki-laki serta tempat peristirahatan. Dan sebelum memasuki areal tempat berziarah ada pula penginapan yang dikelola Dipenda Kabupaten Cianjur.Sebagai penziarah ada yang memiliki anggapan bila berziarah ke Makam Dalem Cikundul menghitung jumlah tangga sesuai dengan jumlah tangga sebenarnya, dapat diartikan maksud atau tujuan hidupnya akan tercapai. Itu sebabnya, tidak heran para penziarah ketika naik tangga untuk menuju sebuah bukit tempat Makam Dalem Cikundul. sambil menghitung jumlah tangga.jumlah tangga yang menuju lokasi makam yaitu tangga tahap pertama Jumlahnya 170 tangga. Kenapa tangga itu dibuat 170 buah. Dikemukakan bahwa jumlah itu diambil dari bilangan atau hitungan membaca ayat kursi yang sering dilakukan orang, yang juga sering dilakukan Dalem Cikundul. dan jumlah tangga tahap kedua sebanyak 34 buah."Mengenai ada anggapan apabila menghitung tangga sama Jumlahnya sama dengan jumlah tangga yang sebenarnya,insyaallah konon do'anya bakal dikabul segala maksud atau keinginan, tergantung kepercayaan masing-masing atau hanya sugesti saja." karena hal ini tergantung kebersihan niat dari para peziarah.

Rundayan Para Bupati Cianjur Dari periode 1940-2011

1. R.A. Wira Tanu I /Rd Djayasasana (1640-1691)/(1677-1691)
2. R.A. Wira Tanu II / Rd.Aria Wiramanggala)(1691-1707)
3. R.A. Wira Tanu III /RA. Astra Manggala(1707-1727)
4. R.A. Wira Tanu Datar IV/ Rd. Sabirudin(1927-1761)
5. R.A. Wira Tanu Datar V /Dalem Muhyidin(1761-1776)
6. R.A. Wira Tanu Datar VI/Dalem Aria Enoh (1776-1813)
7. R.A.A. Prawiradiredja I (1813-1833)
8. R. Tumenggung Wiranagara (1833-1834)
9. R.A.A. Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) (1834-1862)
10. R.A.A. Prawiradiredja II (1862-1910)
11. R. Demang Nata Kusumah (1910-1912)
12. R.A.A. Wiaratanatakusumah (1912-1920)
13. R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932)
14. R. Sunarya (1932-1934)
15. R.A.A. Suria Nata Atmadja (1934-1943)
16. R. Adiwikarta (1943-1945)
17. R. Yasin Partadiredja (1945-1945)
18. R. Iyok Mohamad Sirodj (1945-1946)
19. R. Abas Wilagasomantri (1946-1948)
20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga (1948-1950)
21. R. Ahmad Suriadikusumah (1950-1952)
22. R. Akhyad Penna (1952-1956)
23. R. Holland Sukmadiningrat (1956-1957)
24. R. Muryani Nataatmadja (1957-1959)
25. R. Asep Adung Purawidjaja (1959-1966)
26. Letkol R. Rakhmat (1966-1966)
27. Letkol Sarmada (1966-1969)
28. R. Gadjali Gandawidura (1969-1970)
29. Drs. H. Ahmad Endang (1970-1978)
30. Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja (1978-1983)
31. Ir. H. Arifin Yoesoef (1983-1988)
32. Drs. H. Eddi Soekardi (1988-1996)
33. Drs. H. Harkat Handiamihardja (1996-2001)
34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi (2001-2006)
35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2006-2011)
{[['']]}

Raden Aria Koesoemadininggrat, Bupati Galuh (1879)

Raden Aria Koesoemadininggrat, regent (bupati) Galuh (1879)
Kangjeng Prebu sebagai bupati Galuh yang keenambelas ini paling ternama. Ia mempunyai ilmu yang tinggi dan merupakan bupati pertama di wilayah itu yang bisa membaca huruf latin. Memerintah dengan adil disertai dengan kecintaannya pada rakyat. Empat puluh tujuh tahun lamanya Raden Adipati Aria Kusumadiningrat memimpin Galuh Ciamis (1839-1886).
Sumber :http://www.diciamis.com/
{[['']]}

Raden Haji Suryakencana putra Pangeran Aria Wiratanudatar




Raden Haji Suryakencana ra. yang nama lengkap beliau Raden Suryakencana Winata Mangkubumi merupakan seorang putra Pangeran Aria Wiratanudatar (pendiri kota Cianjur) yang beristrikan seorang putri jin.
Menurut babad Cianjur, Pangeran Surya Kencana dinikahkan oleh ayahnya dengan salah satu putri dari bangsa jin dan hingga kini bersemayam di Gunung Gede. Hal yang sama terjadi pula pada putri Jayasasana lainnya , Ny. R. Endang Sukaesih yang bersemayam di Gunung Ceremai dan R. Andika Wirusajagad yang menguasai Gunung Karawang.
Konon kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan tempat bersemayam Pangeran Suryakencana. Sejarah dan legendanya merupakan kepercayaan masyarakat di sekitar, yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede.
Petilasan singgasana Pangeran Suryakencana berupa sebuah batu besar berbentuk pelana. Hingga kini, petilasan tersebut masih berada di tengah alun-alun. Beliau bersama rakyat jin menjadikan alun-alun sebagai lumbung padi yang disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal, salawe manggar.
Kawasan yang dipercaya oleh kalangan praktisi supranatural sebagai wilayah kekuasaan Eyang Surya Kecana dan karuhun Sunda lainnya adalah:
1. Kawasan Gunung Gede merupakan tempat bersemayam Pangeran Suryakencana. Beliau bersama rakyat jin menjadikan alun2 sebagai lumbung padi yang disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal, salawe manggar. Petilasan singgasana Pangeran Suryakencana berupa sebuah batu besar berbentuk pelana. Hingga kini, petilasan tersebut masih berada di tengah alun-alun, dan disebut Batu Dongdang yang dijaga oleh Embah Layang Gading. Sumber air yang berada ditengah alun-alun, dahulu merupakan jamban untuk keperluan minum dan mandi.
2. Kawah Gunung Gede yang terdiri dari, Kawah Ratu, Kawah Lanang, dan Kawah Wadon, dijaga oleh Embah Kalijaga.
3. Embah Serah adalah penjaga Lawang Seketeng (pintu jaga) yang terdiri atas dua buah batu besar. Pintu jaga tersebut berada di Batu Kukus, sebelum lokasi air terjun panas yang menuju kearah puncak.
4. Eyang Jayakusumah adalah penjaga Gunung Sela yang berada disebelah utara puncak Gunung Gede.
5. Sedangkan Eyang Jayarahmatan dan Embah Kadok menjaga dua buah batu dihalaman parkir kendaraan wisatawan kawasan cibodas. Batu tersebut pernah dihancurkan, namun bor mesin tidak mampu menghancurkannya. Dalam kawasan Kebun Raya Cibodas, terdapat petilasan/ makam Eyang Haji Mintarasa.
6. Konon, Eyang Suryakencana menyimpan hartanya dalam sebuah gua lawa/walet yang berada di sekitar air terjun Cibeureum. Gua tersebut dijaga oleh Embah Dalem Cikundul. Tepat berada di tengah-tengah air terjun Cibeureum ini terdapat sebuah batu besar yang konon adalah perwujudan seorang pertapa sakti yang karena bertapa sangat lama dan tekun sehingga berubah menjadi batu. Pada hari kiamat nanti barulah ia akan kembali berubah menjadi manusia.
Sumber : http://biografiparasufi.wordpress.com/
{[['']]}

Wisata Peninggalan Sejarah


Jumlah Objek Wisata:58


Gedung Perundingan Linggarjati
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 3399

SMA Negeri 3 dan 5
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 2765

Kantor Pos Besar
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 2415

Hotel Savoy
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 1979

Gedung Merdeka
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 2657

Bank Indonesia
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 2760

Pendopo Kabupaten Bandung
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 2077

Bank Mandiri Eks Bank Dagang
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 2380

Sekolah Dewi sartika
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 3024

Hotel Preanger
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 2094

Makam Karl Adolf Bosscha
Tgl. Update :
14-12-2011

Lihat: 2771

Rumah Sakit Dustira
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 5521

Stasiun Kereta Api Cimahi
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 3493

Monumen Lingga
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 2503

Gunung Kunci
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 2841

Kantor Disbudpar Kabupaten Garut
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 3467

Bale Pamengkang
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 1467

Gedung Sate
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 13665

Gedung Balai Kota Bogor
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 1840

Pendopo Kabupaten Cianjur
Tgl. Update :
23-12-2011

Lihat: 2259

Bendungan Walahar
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2745

Rumah Pengasingan Bung Karno - Hatta
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2955

Tugu Kebulatan Proklamasi
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2979

Monumen Rawa Gede
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 3694

Gedong Papak
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1610

Rumah Tuan Tanah Pebayuran
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1588

Gedung Tinggi
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2344

Klenteng Liem Thay Soekong
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1721

Rumah Sejarah Kalijati
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 4400

Sekolah Penerbangan Belanda
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2108

Wisma Karya
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2016

Rumah Dinas Camat Sagalaherang
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1949

Gedung Keresidenan
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1751

Pendopo Kabupaten Purwakarta
Tgl. Update :
26-08-2011

Lihat: 2231

Gedung Kembar
Tgl. Update :
26-08-2011

Lihat: 2161

Stasiun Kereta Api Purwakarta
Tgl. Update :
26-08-2011

Lihat: 2714

Bumi Ageung
Tgl. Update :
12-12-2011

Lihat: 1432

Gedung Asisten Residen
Tgl. Update :
05-08-2011

Lihat: 1486

Pedati Kuno
Tgl. Update :
24-08-2011

Lihat: 1546

Stasiun kereta Api Indramayu
Tgl. Update :
05-08-2011

Lihat: 2657

Pendopo Kabupaten Cirebon
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2109

Balai Kota Cirebon
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2111

Dalem Agung Pakungwati
Tgl. Update :
31-10-2011

Lihat: 2123

Gedung PT. British American Tobaccos (P.T B.A.T)
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1726

Gedung Karesidenan Cirebon
Tgl. Update :
31-10-2011

Lihat: 1916

Bank Indonesia Cabang Cirebon
Tgl. Update :
31-10-2011

Lihat: 1935

Kompleks Buyut Trusmi
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2099

Keraton Gebang
Tgl. Update :
13-12-2011

Lihat: 2081

Balong Tuk
Tgl. Update :
12-12-2011

Lihat: 1722

Makam Van Beck
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2212

Paseban Tri Panca Tunggal
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2031

Rumah Sutan Syahrir
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1721

Gedung Dwiwarna
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1881

Istana Bogor
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2274

Istana Negara Cipanas
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1992

Kawasan Bangunan Kolonial
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 2550

Gedung Wisma Karya
Tgl. Update :
27-12-2011

Lihat: 1341

Gedung Negara
Tgl. Update :
11-11-2011

Lihat: 1328
Sumber : http://disparbud.jabarprov.go.id/
{[['']]}
Lihat PETA WISATA ZI'ARAH CIKUNDUL di peta yang lebih besar
Lisensi Creative Commons
WISATACIKUNDUL oleh BUDAKSHARETM disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/.
Izin di luar dari ruang lingkup lisensi ini dapat tersedia pada @WISATACIKUNDUL.

 
Support : MOVIE LIVE | LIVE DOWNLOAD
Profile Google + : PUTRA SUNDA | BUDAKSHARE-TM
Copyright © 2014. WISATA CIKUNDUL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Follow on FACEBOOK : (1) Wisata Cikundul
Follow on TWITER : (2) Wisata Cikundul
Loading the player...