Tauco
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
4:27 PM
with
No comments
Tauco yang bahannya dari kacang kedele
merupakan makanan khas Cianjur dan dapat di jadikan makanan variatif
seperti geco, sambal,tauco atau pecel tauco.
Mudah didapat di kota Cianjur dan dijadikan ole-ole bagi masyarakat luar
kota Cianjur yang singgah di Cianjur.
{[['']]}
Label:
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
Manisan
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
4:22 PM
with
No comments
Manisan
Manisan salah satu ole-ole yang cukup
digemari oleh masyarakat luar Cianjur yang singgah di kota Cianjur ini,
terbuat dari buah-buahan mentah atau sayuran yang diawetkan dengan bahan
pemanis gula pasir yang diberi pewarna untuk menguatkan selera makan,
mudah didapat di sepanjang jalan Raya Bandung, atau Dr.Muwardi di
sepanjang jalan cugenang serta jalan Cipanas.
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
,
{[['']]}
Label:
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
Ayam Pelung
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
4:19 PM
with
No comments
Ayam Pelung
Ayam Pelung merupakan ayam peliharaan asal
Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik. Pertama
suara berkokok yang panjang mengalun. Kedua pertumbuhannya cepat. Ketiga
postur badan yang besar. Bobot ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai 5
- 6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm.
Menurut cerita tahun 1850 di Desa Bunikasih Kecamatan
Warungkondang Cianjur ada Kiayi dan Petani bernama H. Djarkasih atau
Mama Acih menemukan anak ayam jantan di kebunnya.
Anak ayam yang trundul di bawa pulang dan dipelihara. Pertumbuhan anak ayam tersebut sangat pesat menjadi seekor Ayam Jago bertubuh besar dan tinggi serta suara kokoknya panjang mengalun dan berirama. Ayam jantan itu dinamakan Ayam Pelung dan oleh Mama Acih dikembangkan, dikawinkan dengan ayam betina biasa.
Sekarang Ayam Pelung ini semakin terkenal dan cukup diminati oleh masyarakat umum, wisatawan nusantara dan mancanegara. Seorang Putra Kaisar Jepang pernah berkunjung ke Warungkondang untuk melihat peternakan Ayam Pelung tersebut. Bahkan di Cianjur setiap tahun diselenggarakan kontes Ayam Pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa-Barat dan DKI Jakarta. Ayam Pelung terbaik yang menjadi juara kontes bisa mencapai harga jutaan rupiah.
Anak ayam yang trundul di bawa pulang dan dipelihara. Pertumbuhan anak ayam tersebut sangat pesat menjadi seekor Ayam Jago bertubuh besar dan tinggi serta suara kokoknya panjang mengalun dan berirama. Ayam jantan itu dinamakan Ayam Pelung dan oleh Mama Acih dikembangkan, dikawinkan dengan ayam betina biasa.
Sekarang Ayam Pelung ini semakin terkenal dan cukup diminati oleh masyarakat umum, wisatawan nusantara dan mancanegara. Seorang Putra Kaisar Jepang pernah berkunjung ke Warungkondang untuk melihat peternakan Ayam Pelung tersebut. Bahkan di Cianjur setiap tahun diselenggarakan kontes Ayam Pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa-Barat dan DKI Jakarta. Ayam Pelung terbaik yang menjadi juara kontes bisa mencapai harga jutaan rupiah.
Nama ayam pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung
yang artinya melengkung, karena dalam berkokok menghasilkan bunyi
melengkung juga karena ayam pelung memiliki leher yang panjang dalam
mengahiri suara / kokokannya dengan posisi melengkung.
Ayam pelung merupakan salah satu jenis ayam lokal
indonesia yang mempunyai karakteristik khas, yang secara umum ciri ciri
ayam pelung dapat digambarkan sebagai berikut :
- Badan: Besar dan kokoh (jauh lebih berat / besar dibanding ayam lokal biasa)
- Cakar: Panjang dan besar, berwarna hitam, hijau, kuning atau putih
- Pial: Besar, bulat dan memerah
- Jengger: Besar, tebal dan tegak, sebagian miring dan miring, berwarna merah dan berbentuk tunggal
- Warna bulu: Tidak memiliki pola khas, tapi umumnya campuran merah dan hitam ; kuning dan putih ; dan atau campuran warna hijau mengkilat
- Suara: Berkokok berirama, lebih merdu dan lebih panjang dibanding ayam jenis lainnya.
Budidaya yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan
ayam pelung yang unggul dan baik terus dilakukan secara teliti dan
tepat, yang mencakup antara lain : Pemilihan Induk, Pemilihan Pejantan,
Teknik pemeliharaan dan kesehatan (sanitasi kandang & vaksinasi
berkala). Dengan perkembangan teknologi belakangan ini, kita semua
sependapat bahwa ayam pelung harus dikembangkan dan dibudidayakan secara
maksimal untuk kepentingan kesejahteraan manusia, tetapi dari sisi
melestarikan dan mengembangkan ayam pelung dengan tidak harus merusak
atau memusnahkan ras pelung yang sudah ada dan terbukti memiliki
berbagai keunggulan.
Kontes Dan Bursa Ayam Pelung
Seperti halnya burung perkutut atau burung kicauan
lainnya, ayam jago pelung juga dikonteskan yang menitik beratkan kepada
alunan suaranya, dan sekarang ini hampir semua aspek sudah mendapat
penilaian dalam suatu kontes : kontes suara khusus untuk jago ayam
pelung, kontes penampilan, bobot badan dan juga untuk Pelung betina
yang meliputi lomba lokal, nasional maupun internasional yang telah
diagendakan secara terorganisir pada setiap tahunnya.
Pada kontes Ayam Pelung tersebut selain diadakan
lomba tarik suara dan lainnya juga merupakan arena bursa penjualan dari
anak ayam sampai ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3
bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), sampai kepada ayam
pelung yang sudah jadi (siap kontes). Dengan demikian lomba/kontes ayam
pelung sekaligus merupakan bursa penjualan, promosi dan sosialisasi
khusus ayam pelung. Melalui bursa semacam ini para pembeli, penjual dan
penggemar merasa puas karena pada umumnya mendapatkan bibit-bibit
maupun induk yang berkualitas dan tambahan pengetahuan tentang segala
hal mengenai ayam pelung yang cukup memuaskan dari sesama peternak dan
penggemar.
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
,
{[['']]}
Label:
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
Cianjuran
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
4:19 PM
with
No comments
Seni Mamaos Tembang Sunda Cianjuran lahir dari hasil cipta,
rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat
atau yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti yang menjadi
Pupuhu (Pemimpin) tatar Cianjur tahun 1834-1861.
Dengan keluhuran rasa seni Dalem Pancaniti, kesenian tersebut menjadi
inspirasi lahirnya suatu karya seni yang sekarang disebut Seni Mamaos
Tembang Sunda Cianjuran. Dalam tahap penyempurnaan hasil ciptaannya
Dalem Pancaniti dibantu oleh seniman kabupaten yaitu : Rd. Natawiredja,
Bapak Aem dan Maing Buleng. Para seniman tersebut mendapat izin dari Dalem
Pancaniti untuk menyebarkan lagu-lagu hasil ciptaan Dalem Pancaniti.
Setelah Dalem wafat tahun 1861, Bupati Cianjur dilanjutkan oleh putranya R.A.A. Prawiradiredja II (1861-1910), Seni Mamaos Tembang Sunda Cianjuran aturannya disempurnakan lagi, dengan diiringi oleh kempringan suara kecapi dan gelik suara suling. Sekarang ini Tembang Sunda Cianjuran sudah terkenal bukan saja di Nusantara, tetapi juga ke mancanegara. Untuk melestarikan kesenian tradisional, secara berkala diselenggarakan Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran, baik lokal maupun Regional/Nasional ( Jawa Barat , Banten dan DKI Jakarta ).
Setelah Dalem wafat tahun 1861, Bupati Cianjur dilanjutkan oleh putranya R.A.A. Prawiradiredja II (1861-1910), Seni Mamaos Tembang Sunda Cianjuran aturannya disempurnakan lagi, dengan diiringi oleh kempringan suara kecapi dan gelik suara suling. Sekarang ini Tembang Sunda Cianjuran sudah terkenal bukan saja di Nusantara, tetapi juga ke mancanegara. Untuk melestarikan kesenian tradisional, secara berkala diselenggarakan Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran, baik lokal maupun Regional/Nasional ( Jawa Barat , Banten dan DKI Jakarta ).
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
,
{[['']]}
Label:
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
Pencak Silat
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
4:19 PM
with
No comments
Pencak Silat
Sejak dulu Cianjur dikenal dengan Seni Bela
Diri Pencak Silat yang menghasilkan berbagai aliran terkenal, antara
lain aliran Cikalong, Cimande dan Sabandar.
Pencipta dan penyebar aliran Pencak Silat Cikalong
adalah R. Djajaperbata atau dikenal dengan nama R.H. Ibrahim. Aliran ini
mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan rasa
yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling
bersentuhan dan dapat melumpuhkannya. Ciri lain adalah ilmu pukulan
(ulin peupeuhan-bahasa sunda) yang mengandalkan kecepatan gerak dan
tenaga ledak. R.H. Ibrahim meninggal tahun 1906 dimakamkan di pemakaman
keluarga Dalem Cikundul, Cikalong Kulon Cianjur.
Pada era yang sama, di Cianjur muncul tokoh Pencak Silat bernama Muhammad Kosim di Kampung Sabandar Karang Tengah Cianjur dikenal sebagai Mama Sabandar. Salah satu ciri aliran ini ialah kemahiran dalam mengeluarkan tenaga yang dikenal dengan nama Liliwatan.
Dalam perkembangannya, Pencak Silat Cianjur menghasilkan aliran-aliran baru seperti aliran Cikaret, Bojongherang dll. Dalam dunia persilatan, Cianjur banyak menghasilkan tokoh-tokoh antara lain : R. Abah M. Sirod, R. Didi Muhtadi (Gan Didi), R.O. Saleh (Gan Uweh), Abah Aleh, R. Idrus, R. Muhidin dll. Sedangkan tokoh Maenpo (Pencak Silat Peupeuhan) antara lain : Rd. H. Ibrahim, H. Toha, Aa Dai, Wa Acep Tarmidi, Abah Salim, Adung Rais dan yang lainnya
Sumber: http://cianjurkab.go.id/Content_Nomor_Menu_27_4.html
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
,
{[['']]}
Label:
Foto Sejarah Cianjur
,
Khas Cianjur Lainnya
Silsilah Keturunan Dalem Aria Wira Tanu CIKUNDUL 1
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
12:52 PM
with
No comments
Silsilah Keturunan Dalem Aria Wira Tanu CIKUNDUL 1
SILSILAH CIKUNDUL CIANJUR
MAHARAJA ADIMULYA Puputra
Prabu Ciung Wanara Puputra
Sri Ratu Purbasari Puputra
Prabu Lingga Hiang BERPUTRA:2
1. Prabu Lingga Wesi
2. Cakrawati
1. Cakrawati PUPUTRA:
1. Kakasih Raja
2. Kian Santang
1. Prabu Lingga Wesi PUPUTRA:
Susuk Tunggal Puputra
Banyak Larang Puputra
Banyak Wangi Puputra
Mundingkawati Puputra
Prabu Wastu Kencana Puputra
Angga Larang
Angga Larang BERPUTRA:3
1. Prabu Siliwangi
2. R. Rangga Pupukan
3. Prabu Jaya Pupukan
ISTRI-ISTRI PRABU SILIWANGI:
1. Nyai. Ambet Kasih (Putri ki Gedeng Kasih)
2. Nyai. Subang Larang (Putri ki Gedeng Tapa)
3. Nyai. Aci Putih (Putri ki Dempu Awang)
PUTRA PRABU SILIWANGI:13
1. Balik Layaran alias Sunan Kebo Warna
2. R. Ceumeut
3. R. Ne-Eukeun
4. Munding Kelemu Wilamantri
5. R. Sake alias Prabu Wastu Dewata
6. Mundingsari II
7. Dalem Manggu Larang
8. Munding Dalem
9. Prabu Liman Sanjaya
10. Jaka Puspa alias Guru Gantangan
11. Santang permana Dipuntang alias Raja Sangara alias H. Mansur
12. Aria Santang Cakrabuana alias Walangsungsang.
13. Ny. Rara Santang (Syarifah Muda`im)
6. Mundingsari II PUPUTRA:
Mundingsari Leutik Puputra
Pucuk Umum Puputra
Sunan Parung Gangsa Puputra
Sunan Wanapri Puputra
Sunan Ciburang PUPUTRA:2
1. Dalem Aria Wangsagoparna
2. Sunan - Girilaya (Rundayan-nana ka Cibalagung) PUPUTRA:
Dalem Lumaju Gede Puputra
Dalem Lumaju Wastu Nagara Puputra
Dalem Lumaju Nyilih Nagara Puputra
Dalem Natamanggala I (Dalem Cikadu) Puputra
Dalem Natamanggala II (Dalem Kebon) Puputra
Dalem Natamanggala III (Dalem Jamban) Puputra
Dalem Natamanggala IV (Dalem Pulo)
1. Dalem Aria Wangsagoparna PUPUTRA:8
1. Dalem Aria Wiratanu (jayasasana) DALEM-CIKUNDUL
2. Dalem Wiradiwangsa
3. Dalem Candramanggala
4. R. Santaan Kumbang
5. Dalem Tumenggung Yudanagara
6. R. Nawing Cakradiprana
7. R. Santaan Yudamanggala
8. Ny. R. Muhyi
SILSILAH CIKUNDUL CIANJUR
MAHARAJA ADIMULYA Puputra
Prabu Ciung Wanara Puputra
Sri Ratu Purbasari Puputra
Prabu Lingga Hiang BERPUTRA:2
1. Prabu Lingga Wesi
2. Cakrawati
1. Cakrawati PUPUTRA:
1. Kakasih Raja
2. Kian Santang
1. Prabu Lingga Wesi PUPUTRA:
Susuk Tunggal Puputra
Banyak Larang Puputra
Banyak Wangi Puputra
Mundingkawati Puputra
Prabu Wastu Kencana Puputra
Angga Larang
Angga Larang BERPUTRA:3
1. Prabu Siliwangi
2. R. Rangga Pupukan
3. Prabu Jaya Pupukan
ISTRI-ISTRI PRABU SILIWANGI:
1. Nyai. Ambet Kasih (Putri ki Gedeng Kasih)
2. Nyai. Subang Larang (Putri ki Gedeng Tapa)
3. Nyai. Aci Putih (Putri ki Dempu Awang)
PUTRA PRABU SILIWANGI:13
1. Balik Layaran alias Sunan Kebo Warna
2. R. Ceumeut
3. R. Ne-Eukeun
4. Munding Kelemu Wilamantri
5. R. Sake alias Prabu Wastu Dewata
6. Mundingsari II
7. Dalem Manggu Larang
8. Munding Dalem
9. Prabu Liman Sanjaya
10. Jaka Puspa alias Guru Gantangan
11. Santang permana Dipuntang alias Raja Sangara alias H. Mansur
12. Aria Santang Cakrabuana alias Walangsungsang.
13. Ny. Rara Santang (Syarifah Muda`im)
6. Mundingsari II PUPUTRA:
Mundingsari Leutik Puputra
Pucuk Umum Puputra
Sunan Parung Gangsa Puputra
Sunan Wanapri Puputra
Sunan Ciburang PUPUTRA:2
1. Dalem Aria Wangsagoparna
2. Sunan - Girilaya (Rundayan-nana ka Cibalagung) PUPUTRA:
Dalem Lumaju Gede Puputra
Dalem Lumaju Wastu Nagara Puputra
Dalem Lumaju Nyilih Nagara Puputra
Dalem Natamanggala I (Dalem Cikadu) Puputra
Dalem Natamanggala II (Dalem Kebon) Puputra
Dalem Natamanggala III (Dalem Jamban) Puputra
Dalem Natamanggala IV (Dalem Pulo)
1. Dalem Aria Wangsagoparna PUPUTRA:8
1. Dalem Aria Wiratanu (jayasasana) DALEM-CIKUNDUL
2. Dalem Wiradiwangsa
3. Dalem Candramanggala
4. R. Santaan Kumbang
5. Dalem Tumenggung Yudanagara
6. R. Nawing Cakradiprana
7. R. Santaan Yudamanggala
8. Ny. R. Muhyi
Foto Sejarah Cianjur
,
Jejak Sejarah
,
Wisata Minat Khusus
,
Wisata Sejarah
,
{[['']]}
Filosofi Cianjur
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
7:30 PM
with
No comments
Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaanNya. Sedangkan Maenpo adalah seni diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).
Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan didalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Sedangkan visi pembangunan Kabupaten Cianjur untuk kurun waktu 5 tahun dari tahun 2011 sampai 2016 adalah Terwujudnya Kabupaten Cianjur lebih sejahtera dan berakhlaqul karimah.
Filosofi Cianjur
Profil Cianjur Lainnya »
Filosofi Cianjur
,
{[['']]}
Label:
Filosofi Cianjur
Makam Soekarno
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
5:53 PM
with
No comments
Foto Makam Bung Karno Salah satu tempat wisata di Kota Blitar adalah makam Soekarno, seorang proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia.
Terletak pada Jalan Slamet Riyadi no.60, desa Bendogerit, Kabupaten
Sunanwetan, sekitar 2 kilometer dari kota Blitar. Arsitektur "Joglo"
mendominasi makam. Makam ini merupakan makam dengan gaya arsitektur
Jawa, dimana terdapat Joglo yang menjadi ciri khas utamanya. Selain
bangunan utama yang terbentuk menutupi rumah makam 'Bung Karno', ini
kompleks kuburan juga dilengkapi dengan bangunan pendukung yaitu; Gapura
Agung (Gerbang Besar), Masjid, dan ruang serba guna; yang membuat
pengunjung merasa nyaman untuk peziarah di lokasi ini. Ada juga bangunan
pelengkap, terdiri dari rumah manajer kuburan, tempat bersantai publik,
area taman, dan taman. Makam ini dikunjungi oleh banyak peziarah dan
terbuka untuk umum. Banyak orang datang berkunjung pada saat peringatan
'Khol' (hari kematian) dari Sang Proklamator. Rata-rata 'pengunjung
adalah sebesar 150.000 per tahun, termasuk pengunjung domestik dan
asing. Nama besar Soekarno mengajak para wisatawan untuk memiliki wisata
ziarah ke kuburan ini. Mereka merasa heran dengan presiden Soekarno
besar, sehingga mereka berdoa di kuburan ini untuk meminta berkat.
Pada tanggal 21 Juni 1970, kompleks makam ini untuk pertama kalinya dipugar. Dengan pemugaran itu pencitraan Makam Bung Karno sebagai ikon Kota Blitar semakin dikukuhkan. Ikon itulah yang mampu menyedot pengunjung berziarah di sana.
Pada tanggal 21 Juni 1970, kompleks makam ini untuk pertama kalinya dipugar. Dengan pemugaran itu pencitraan Makam Bung Karno sebagai ikon Kota Blitar semakin dikukuhkan. Ikon itulah yang mampu menyedot pengunjung berziarah di sana.
Read 21
times
Published in
Blitar
Jawa
,
Jejak Sejarah
,
Tempat Ziarah
,
Wisata Budaya
,
Wisata Minat Khusus
,
Wisata Sejarah
,
{[['']]}
Label:
Jawa
,
Jejak Sejarah
,
Tempat Ziarah
,
Wisata Budaya
,
Wisata Minat Khusus
,
Wisata Sejarah
Taman rekreasi Mutiara Sukamulya
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
5:49 PM
with
No comments
Taman Rekreasi Mutiara Sukamulya Taman rekreasi ini terletak di Jl. Sukamulya/Aboh lebih kurang 400m dari gedung Bale Kota Tasikmalaya, kondisi dilingkungannya yang bersih dan asri membuat nyaman bagi pengunjung yang datang.
Adapun fasilitas yang ada yaitu : Kolam renang untuk balita,
anak-anak dan dewasa, arena bermain anak, mesin ketangkasan, sepeda air,
kantin, gazebo, mushola serta koleksi binatang pribadi yang khas.
Rata-rata tingkat kunjungan wisata Aboh adalah 105.250 orang/tahun.
Taman ini mempunyai motto " kawasan untuk dinikmati dalam beragam rekreasi yang mengasyikan aman dan nyaman ". Taman Wisata Aboh adalah alternatif terbaik untuk berekreasi dan berkumpul bersama keluarga sambil makan bersama
Taman ini mempunyai motto " kawasan untuk dinikmati dalam beragam rekreasi yang mengasyikan aman dan nyaman ". Taman Wisata Aboh adalah alternatif terbaik untuk berekreasi dan berkumpul bersama keluarga sambil makan bersama
Published in
Tasikmalaya
Jawabarat
,
Tempat Ziarah
,
{[['']]}
Label:
Jawabarat
,
Tempat Ziarah
Makam Dalem Tarikolot
Posted by
IWANCIANJUR1
Posted on
4:09 PM
with
No comments
Dalem Tarikolot adalah salah seorang putra Dalem Cikundul, yang memiliki nama sebenarnya Rd. Aria Wira Manggala. Ia merupakan Bupati pertama di Cianjur dan memperoleh gelar Rd. Aria Wiratanu II. Ia pula yang pertama kali merintis dan membuka Kota Cianjur, dengan mengambil pusat pemerintahan di daerah Pamoyanan sekarang. Hingga memperoleh pula julukan sebagai Dalem Pamoyanan.
Sesuai amanat dari ayahnya untuk mendirikan wilayah baru sebagai pusat pemerintahan, Rd. Aria Wira Manggala berangkat dari Kademangan Cibalagung dengan membawa beberapa ratus orang pilihan disertai saudara-saudaranya yakni Rd. Aria Dimanggala yang lebih dikenal Rd. Aria Cikondang serta Rd. Aria Natadimanggala yang lebih dikenal dengan julukan Aria Kidul dan saudara perempuannya yakni Nyi Mas Karanggan serta Rd. Aria Natamanggala. Daerah baru yang harus dicarinya adalah lokasi tanah yang memiliki kontur menurun kearah timur serta terletak dipinggir sungai. (sunda ; taneuh bahe ngetan sisi walungan). Dimana didaerah tersebut terdapat pemandian Badak Putih (Pangguyangan Badak Putih ; sekarang masih ada terletak dipojok kanan depan laman kantor Pegadaian Cianjur).
Hutan belantara yang pertama kali dibuka, yakni Kp. Muka (saat ini disekitar Cimenteng, Kelurahan Muka Cianjur). Setelah itu rombongan Rd. Aria Wira Manggala terus bergerak ke arah barat, hingga menemukan banyak sarang Burung Elang (sunda ; Sayang Heulang). Daerah itu pun lalu dikenal dengan sebutan Kp. Sayang Heulang, yang sekarang letaknya kira-kira disekitar Kantor Kejaksaan Negeri JI. Dr. Muwardi, By Pass Cianjur.
Saat ini nampaknya nama kampung Sayang Heulang tersebut, telah banyak dilupakan masyarakat. Padahal daerah yang sekarang telah cukup ramai itu, dahulunya terkenal sangat ‘angker’. Terutama di wewengkon tanjakan Pala, mengingat disekitar daerah itu dahulu pernah ada pohon pala yang cukup besar. Dan diatas pohon pala itu pula, dahulu pernah ada peristiwa orang gantung diri serta meninggal dunia.
Selanjutnya sambil terus membuka hutan, rombongan terus bergerak keatas menuju arah barat. Hingga sampai ke lokasi tanah yang agak tinggi dan dapat melihat kemana-mana (dalam bahasa Sunda berarti, sagala katembong). Lokasi itupun lalu diberi nama Kp. Panembong, letaknya sekarang disekitar Gedung Pemuda KNPI) Cianjur.
Dari Panembong, rombongan ini bergerak turun kearah timur. Dan menemukan banyak pohon salak serta pohon kopi. Rombongan pun beramai-ramai memetik buah-buah itu sambil bercengkerama. Hingga akhirnya memberi nama daerah itu, Kp. Salakopi. (Ietaknya sekarang, disekitar SDN Salakopi Cianjur)
Rombongan terus bergerak lagi ke arah timur dan sedikit berbelok ke kanan. Saat itu hari telah menjelang petang, dan matahari mulai terbenam diufuk barat. Rombongan pun beristirahat, untuk selanjutnya tertidur dan menginap didaerah itu. Hingga kemudian tempat mereka beristirahat tidur tersebut, saat ini bernama Kp. Pasarean. Artinya dalam Bahasa Sunda lebih kurang, tempat beristirahat atau tempat pangsarean. Namun saat ini tempat beristirahat dan tidur rombongan R. Aria Wiratanu II tersebut, telah menjadi tempat pemakaman umum Pasarean.
Keesokan harinya rombongan melanjutkan lagi perjalanannya, terus kearah kanan lalu menuju arah jalan yang agak menurun. Hingga menemukan sebuah tempat nyaman, yang banyak ditanami pohon rindang. Serta disekitar daerah tersebut, terdapat pula sebuah kali yang cukup besar dan kelak disebut Sungai Ciraden atau Sungai Cianjur. Artinya lebih kurang sungai yang dijadikan tempat mandi, oleh Raden Aria Wiratanu II beserta rombongannya.
Di daerah itu pula rombongan Rd. Aria Wiratanu II atau Dalem Tarikolot, mulai membuka hutan dan membangun pendopo serta beberapa bangunan lainnya, yang kelak akan berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Termasuk juga membangun pemukiman untuk rombongannya.
Daerah itu berhawa sejuk hingga apabila tiba malam atau khususnya pagi hari, akan terasa sangat dingin. Karena itu pula Rd. Aria Wiratanu II tak jarang berjemur di pagi hari yang kemudian diikuti pula oleh anggota rombongannya. Kegiatan menjemur anggota badan di pagi hari dipinggir sungai tersebut, dalam bahasa sunda disebut moyan. Dan daerah itu pun akhirnya dikenal dengan sebutan pamoyanan, yang artinya lebih kurang tempat menjemur diri.
Pusat pemerintahan di wewengkon Pamoyanan dipinggir kali itu pula yang merupakan cikal bakal berdirinya pendopo, sebagai Pusat Pemerlntahan Kabupaten Canjur seperti saat ini. Sekaligus dimulainya asaI kata Canjur yakni dari Cai anjur, artinya anjur an memperoleh tempat dipinggir sungai (Cai) dari Dalem Cikundul, yang telah diketemukan Dalem Tarikolot beserta rombongannya. Termasuk tempat memperoleh gelar Rd. Aria Wiratanu lI, yang terletak disekitar Pamoyanan dan hingga saat ini dikenal dengan sebutan Kampung Gelar.
[box] referensi: cianjurkab[/box]
Sumber: @RadarCianjur
Berkaitan dengan Dalem Cikundul
,
{[['']]}