Minuman ringan yang mengandung pemanis
 buatan menyebabkan sekitar 200.000 kematian per tahun di seluruh dunia.
 Artinya ada kematian lebih dari 540 orang di tiap harinya!
Para peneliti menggunakan data dari 
penyelidikan utama tentang penyakit global untuk menghitung angka 
kematian yang berhubungan dengan konsumsi soda dan minuman berpemanis 
buatan lainnya.

Mereka
 menghubungkan minuman berpemanis dengan 133.000 kasus kematian akibat 
diabetes, 44.000 dari penyakit jantung dan 6.000 dari kanker.
 
Sebagian besar atau 78 persen dari kasus 
kematian tersebut lebih sering terjadi di negara berpenghasilan rendah 
dan menengah ketimbang di negara-negara maju.
Minuman berpemanis diyakini berkontribusi
 terhadap masalah kelebihan berat badan yang pada akhirnya meningkatkan 
risiko diabetes, penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.
Para peneliti mendasarkan penemuan mereka pada informasi yang dikumpulkan sebagai bagian dari studi Global Burden of Diseases tahun 2010.
Dari sembilan wilayah yang disurvei di 
dunia, Amerika Latin dan Karibia memiliki jumlah kematian tertinggi 
karena diabetes yang dihubungan dengan konsumsi minuman ringan.

Kawasan Timur Tengah dan Rusia memiliki jumlah kematian terbesar yang disebabkan oleh penyakit jantung.
 
Sementara itu, Meksiko memiliki tingkat 
kematian terbesar keseluruhan di dunia. Di Meksiko, terjadi 318 kematian
 per satu juta orang dewasa setiap tahunnya yang dikaitkan dengan 
konsumsi minuman berpemanis.
“Karena kami fokus pada kematian yang 
dipicu penyakit kronis, penelitian kami terpusat pada orang dewasa,” 
kata pemimpin peneliti, Dr Gitanjali Singh, dari Harvard School of Public Health di Boston, Amerika.
Sejarah Singkat Sakarin (Saccharin)
Pada masa lalu, Sakarin atau zat pemanis 
buatan ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli kimia asal 
Russia bernama Constantin Fahlberg (1850-1910). Suatu hari pada tahun 
1879 setelah bekerja seharian di dalam laboratoriumnya, ia lupa untuk 
mencuci tangan.

Hari itu dia “bermain-main” dengan bahan campuran arang dan tembakau dalam rangka meneliti kegunaannya.
 
Saat tiba makan malam di rumah, dia 
menyadari bahwa kue rolls yang dia santap sebagai makan malam berasa 
lebih manis dan lain dari biasanya.
Ditanyakan kepada istrinya apakah dia 
memberikan gula ke kuenya, dan dijawab tidak oleh sang istri. Kue-kue 
rolls tersebut berasa normal seperti biasa bagi lidah istrinya.
Lalu Fahlberg menyadari bahwa rasa manis 
tersebut berasal dari tangannya, lalu keesokan harinya dia kembali ke 
laboratoriumnya dan mulai meneliti lebih lanjut sampai akhirnya 
menemukan Sakarin.
Kini sakarin diklaim dapat membahayakan organ tubuh karena mengandung zat yang dapat memicu dan meyebabkan kanker.
Namun pada kenyataanya bahan kimia ini 
sudah tersebar di hampir setiap makanan siap saji seantero dunia atau 
lebih dari 6000 merk makanan dan minuman, bahkan juga dicampur pada gula
 organik alami.
Bahaya Makanan & Minuman Jajanan Peracun Anak
Nyaris 1 juta dolar AS uang riset digelontorkan, sementara lebih dari 1.900 ekor tikus dilibatkan. European Ramazzini Foundation on Oncology and Enviromental,
 lembaga riset terkemuka di Italia itu, ingin membuktikan, apakah betul 
Aspartam sejenis pemanis buatan itu berbahaya bagi kesehatan.
Ramazzini tidak keliru. Bahkan, fakta 
yang mereka kantongi jauh lebih lebih mengerikan ratusan tikus telah 
siap menunggu ajal. Aspartam, pemanis nonkalori yang memiliki tingkat 
kemanisan 200 kali gula itu, membikin tikus-tikus tadi langsung dihajar 
kanker mematikan.
Riset yang digelar pertengahan 2005 lalu 
itu membuat Uni Eropa kian yakin dengan keputusan mereka melarang 
penggunaan pemanis buatan pada produk makanan. Jajanan anak-anak, 
terutama. Jepang, Malaysia, Brunei, Vietnam, langsung mengekor langkah 
Uni Eropa. Mereka haramkan pula Siklamat, jenis pemanis buatan yang 
diduga dapat memicu kanker. Bagaimana dengan Indonesia?
Alih-alih dilarang beredar, produk-produk
 ini sejak lama menjadi “kawan akrab” anak-anak SD. Mudah ditemui di 
warung-warung, bahkan dijajakan secara besar-besaran di supermarket. 
Survei Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) sepanjang Juni hingga Juli di sejumlah titik di DKI Jakarta membuktikan hal itu.
“‘Dari 49 sampel yang kami ambil, lebih 
dari separuhnya mengandung pemanis buatan dalam konsentrasi tinggi,” 
kata Lies Permana Sari. Anggota tim peneliti LKJ itu membeberkan temuan 
mereka yang telah dikonfirmasi laboratorium Sucofindo.
Disebut berkonsentrasi tinggi, sebab 
produk ini memuat kadar gula berlipat-lipat. Selain mengandung gula 
murni, produk tadi juga ditambahi pemanis. Padahal Badan Pengawas Obat dan Makanan
 (BPOM) jelas-jelas mengatakan, pemanis buatan hanya digunakan pada 
pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula. Adapun 
sampel-sampel yang disisir LKJ meliputi produk jelly, permen, dan 
minuman. Ini produk jajanan anak-anak.
”Kami sengaja memilih jenis itu,” dia 
menambahkan. Ada 25 merek jelly, 16 merek minuman serbuk, dan delapan 
merek permen. Kelebihan zat pemanis ditemukan bukan hanya pada 
merek-merek tak terkenal, tetapi juga brand-brand yang sering nongol di 
layar televisi.
Bukan cuma mengandung konsentrasi pemanis
 tinggi, produk itu juga seperti berupaya menyembunyikan sesuatu. 
Beberapa produk, seperti Okky Jelly Drink, Okky Bolo Drink, Happydent 
White, Yulie Jelly, Donna Jelly, Lotte Juicy Fresh, Vidoran Freshdrink, 
Naturade Gold, dan Mariteh Instant, tidak mencantumkan batas maksimum 
penggunaan pemanis buatan Aspartam.
Ini, menurut Lies, menyangkut perkara cukup penting. Riset European Ramazzini Foundation
 tahun silam membuktikan bahwa pemanis buatan Aspartam berisiko memicu 
kanker dan leukimia pada tikus percobaan bahkan pada dosis pemberian 
Aspartam hanya 20mg/kg BB.
”Secara anatomis tikus mirip dengan 
manusia. Apa yang terjadi tikus amat mungkin terjadi pula pada manusia,”
 kata dr Nurhasan, anggota tim riset LKJ. Karena itu pencantuman 
komposisi pemanis pada produk amat penting, sebab ada Acceptable Daily Intake (ADI) atau batas jumlah pemanis yang boleh dikonsumsi seseorang sepanjang hari.
Para peneliti BPOM sedang mengecek produk makanan dan minuman yang beredar tapi berbahaya bagi kesehatan.
 
Bahkan, kata dia, jauh-jauh hari riset 
BPOM pada November-Desember 2002 lalu sudah menunjukkan bahwa konsumsi 
Siklamat sudah mencapai 240 persen ADI, sementara Sakarin pemanis buatan
 pemicu kanker kemih sebanyak 12,2 persen nilai ADI.
Tak pelak, kata Lies, anak-anak merupakan
 konsumen yang paling rentan terhadap dampak negatif dari pemanis 
buatan. ”Otak mereka masih berkembang,” terang dia.
Beragam riset menunjukkan bahwa pemanis buatan, terutama Aspartam, berpotensi memicu keterbelakangan mental akibat penumpukan Fenilalanin menjadi Tirosin pada jaringan syaraf.
Berbeda dengan tikus, efek dari pemanis 
buatan pada manusia memang tak mewujud seketika. Ia terus berakumulasi 
dan akan dipanen setelah si anak beranjak dewasa. ”Karena itu, ini boleh
 dibilang silent disease,” tutur Lies seraya mengutip riset di Italia 
yang menunjukkan bahwa sudah ada bukti serangan kanker akibat konsumsi 
pemanis buatan.
Apa alasan produsen menaburi pemanis 
makanan? Sulit dipungkiri, terang Lies, ini terkait dengan upaya 
mereduksi ongkos produksi. ”Kalau dengan sedikit pemanis saja sudah bisa
 menggantikan konsentarasi gula, kenapa tidak dipakai?,” kata Lies 
seraya mengatakan bahwa Aspartam, Sakarin, dan Siklamat memiliki tingkat
 kemanisan dari 30 hingga 300 kali gula.
Menurut tim LKJ, As’ad Nugroho, BPOM 
hingga saat ini berkeras pemanis buatan masih aman dikonsumsi umum 
asalkan memenuhi komposisi. Apalagi ada 50 negara yang masih 
memperbolehkan meski soal aman tidaknya pemanis buatan masih 
diperdebatkan hingga detik ini. Pada kenyataannya, terang dia,soal 
komposisi aman ini banyak produsen yang membandel.
”Saat minta izin BPOM, mereka memberikan 
produk yang komposisinya tepat. Namun ketika ke pasar, mereka 
meluncurkan produk yang lain,” katanya. 
(Daily Mail/ pustaka: aspartamekills.com / BPOM/ berbagai sumber/ Google keywords: “Daftar Makanan Anak Indonesia Biang Kanker”) 
(Teks Indonesia) World Depopulation – Food and Water 
The Dangers of Aspartame (Diet Coke Zero Side Effects Poisoning Pepsi Max Nutrasweet Sucralose) 
Be aware of the dangerous chemicals in our food & take actions! 
The Dangers of Artificial Sweetners by Jan McBarron M.D., N.D. 
Artikel Terkait Lainnya: