LATEST POSTS:
Recent Posts

Sunan Kudus, Seorang Pendakwah dan Panglima Perang

Untuk kesekian kalinya dapat berkunjung dan menunaikan sholat di Masjid Menara Kudus, dimana di lingkungn masjid inilah terdapat salah seorang wali Allah SWT dalam menyiarkan syiar Islam di tanah Jawa. Beliau adalah Syech Jaffar Shadiq atau lebih dikenal dengan Sunan Kudus.
Masjid Menara Kudus dan Makam Sunan Kudus selalu ramai dikunjungi para peziarah, baik lokal maupun dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Infrastruktur untuk para peziarah atau pengunjung sudah sangat baik, untuk parkir kendaraan pribadi dan bis sudah tersedia sedikit di luar kawasan, tetapi ngak jauh kock, hanya sekitar 100-200 meter saja dari Masjid Menara Kudus ini. Sedangkan untuk pengunjung/peziarah yang mempergunakan sepeda motor dapat diparkir di sebelah kiri masjid, free alias ngak bayar. Pada saat akan memasuki pintu gerbang masjid untuk parkir motor, terdapat tulisan larangan untuk menaiki dan menghidupi motor, jadi hendaknya turun, mematikan mesin motor, dan menuntunnya memasuki lahan parkir motor.
Sedangkan untuk memasuki Makam Sunan Kudus yang terletak tepat di belakang Masjid, untuk masuknya dari parkiran motor lurus terus ke arah kanan, dan nanti akan dipandu dari pihak Masjid. Kondisi jalan setapak melewati pemakaman sudah tertata rapi pula, dan tentunya kebersihan sangat dijaga disini.
Yang hobi membeli oleh-oleh dan cinderamata juga banyak terdapat di area parkiran mobil dan sepanjang jalan menuju Masjid Menara Kudus. Satu lagi, tapi ini belum sempat penulis berkunjung kesini selama ini, ternyata tidak jauh dari Masjid Menara Kudus terdapat "klenteng Budha", tepat di Jalan Sunan Kudusnya. Tentunya klenteng ini sudah "berumur" juga, disini terlihat toleransi beragama yang sangat tinggi. Lain kali "wajib" berkunjung kesini.
Tentang Sunan Kudus

Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang

Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya.

Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.

Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.

Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.

Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.


Bangunan Makam Sunan Muria


Salah satu pintu kembar di dalam masjid




Bangunan Masjid yang mengadopsi candi Hindu dalam rangka menarik Masyarakat Hindu pada saat itu
{[['']]}

Sejarah Singkat Kesultanan Banten (Fase Berdirinya hingga Fase Keemasan)

Sebagai daerah sekaligus sebuah bangsa, Banten telah lama dikenal dalam peta masyarakat dunia. Berbagai sumber asing menyebutkan Banten (saat itu dikenal dengan Bantam) sebagai satu dari beberapa daerah yang menjadi rute pelayaran mereka, mulai dari sumber Cina yang berjudul Shung Peng Hsiang Sung (1430), hingga berita Tome Pires (1512). Pun dalam berbagai sumber pustaka nusantara, Banten dikenal dengan berbagai nama misalnya: Wahanten Girang dalam naskah Carita Parahiyangan (1580), Medanggili dalam Tambo Tulangbawang, Primbon Bayah, serta berita Cina (abad ke-13) dan lain-lain.

Berbagai sumber tersebut setidaknya mampu menggambarkan betapa Banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten yang berada di jalur perdagangan internasional, berinteraksi dengan dunia luar sejak awal abad Masehi. Kemungkinan pada abad ke-7 Banten sudah menjadi pelabuhan internasional. Dan berbagai konsekuensi logisnya, Islam diyakini telah masuk dan berakulturasi dengan budaya setempat sebagaimana diceritakan dalam berita Tome Pires pada tahun 1513.

Proses Islamisasi Banten, yang diawali oleh Sunan Ampel, kemudian diteruskan oleh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) yang seluruh kisahnya terekam dalam naskah Carita Purwaka Caruban Nagari. Fase sejarah penting menguatnya pengaruh Islam terjadi ketika Bupati Banten menikahkan adiknya, yang bernama Nyai Kawunganten, dengan Syarif Hidayatullah yang kemudian melahirkan dua anak yang diberi nama Ratu Wulung Ayu dan Hasanuddin sebagai cikal bakal dimulainya fase sejarah Banten sebagai Kesultanan Banten (Djajadiningrat, 1983:161). Bersama putranya inilah Sunan Gunung Jati melebarkan pengaruh dalam menyebarluaskan agama Islam ke seluruh tatar Sunda hingga saatnya Sang Wali kembali ke Cirebon.

Takluknya Prabu Pucuk Umun di Wahanten Girang (sekarang di kenal dengan daerah Banten Girang di Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang - Wahanten Girang merupakan bagian wilayah dari Kerajaan Padjadjaran yang berpusat di Pakuan - sekarang di kenal dengan wilayah Pakuan Bogor) pada tahun 1525 selanjutnya menjadi tonggak dimulainya era Banten sebagai Kesultanan Banten dengan dipindahkannya Pusat Pemerintahan Banten dari daerah Pedalaman ke daerah Pesisir pada tanggal 1 Muharam 933 Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 8 Oktober 1526 (Microb dan Chudari, 1993:61).

Atas pemahaman geo-politik yang mendalam Sunan Gunung Jati menentukan posisi Keraton, Benteng, Pasar, dan Alun-Alun yang harus dibangun di dekat kuala Sungai Banten yang kemudian diberi nama Keraton Surosowan. Hanya dalam waktu 26 tahun, Banten menjadi semakin besar dan maju, dan pada tahun 1552 Masehi, Banten yang tadinya hanya sebuah kadipaten diubah menjadi negara bagian Kesultanan Demak dengan dinobatkannya Hasanuddin sebagai Sultan di Kesultanan Banten dengan gelar Maulanan Hasanuddin Panembahan Surosowan (Pudjiastuti, 2006:61).

Ketika sudah menjadi Pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Banten merupakan pelabuhan besar di Jawa, sejajar dengan Malaka. Kota Banten terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk (Teluk Banten), yang lebarnya sampai tiga mil. Kota ini panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa, masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, dimana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata dan lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan dan kesenian rakyat dan sebagai pasar di pagi hari. Keraton Sultan terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat Sultan bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alaun-alun didirikan sebuah Masjid Agung (Djajadiningrat, 1983:84).

Pada awal abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonomian masyarakat. Ketika orang Belanda tiba di Banten untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Banten. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Banten dan disusul oleh orang Belanda.

Selain itu, orang-orang Perancis dan Denmark pun pernah datang di Banten. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Banten (1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Banten. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Banten (1684) akibat tindakan orang Belanda (Ekadjati (ed.), 1984:97).

Wujud dari interaksi budaya dan keterbukaan masyarakat Banten tempo dulu dapat dilihat dari berkembangnya perkampungan penduduk yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara seperti Melayu, Ternate, Banjar, Banda, Bugis, Makassar, dan dari Jawa sendiri serta berbagai bangsa dari luar Nusantara seperti Pegu (Birma), Siam, Parsi, Arab, Turki, Bengali, dan Cina (Leur, 1960:133-134; Tjiptoatmodjo, 1983:64). Setidaknya inilah fakta sejarah yang turut memberikan kontribusi bagi kebesaran dan kejayaan Banten.

Dalam usahanya membangun Banten, Maulana Hasanuddin sebagai Sultan Banten pertama (1552-1570), menitikberatkan pada pengembangan sektor perdagangan dengan lada sebagai komoditas utama yang diambil dari daerah Banten sendiri serta daerah lain di wilayah kekuasaan Banten, yaitu Jayakarta, Lampung, dan terjauh yaitu dari Bengkulu (Tjandrasasmita, 1975:323).

Perluasan pengaruh juga menjadi perhatian Sultan Hasanuddin melalui pengiriman ekspedisi ke pedalaman dan pelabuhan-pelabuhan lain. Sunda Kelapa sebagai salah satu pelabuhan terbesar berhasil ditaklukkan pada tahun 1527 dan takluknya Sunda Kelapa menjadi "Jayakarta" (setelah jatuh ketangan VOC-Belanda berubah menjadi Batavia kemudian berubah lagi menjadi Jakarta). Dengan takluknya Sunda Kelapa, Banten memegang peranan strategis dalam perdagangan lada yang sekaligus menggagalkan usaha Portugis di bawah pimpinan Henrique de Leme dalam usahanya menjalin kerjasama dengan Raja Sunda/Padjadjaran (Kartodirdjo, 1992:33-34). Sunda Kelapa merupakan Pelabuhan Utama Kerajaan Padjadjaran, dengan jatuhnya Sunda Kelapa ke Kesultanan Banten praktis Kerajaaan Padjadjaran kehilangan wilayah pesisir utamanya yang sebelumnya Pelabuhan Caruban oleh Kesultanan Demak dan kemudian berdirinya Kesultanan Cirebon. Sebelumnya Kerajaan Padjadjaran hendak menjalin kerjasama dengan orang-orang Portugis untuk menghadapi pengaruh Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten di wilayah pesisir utara.

Paska wafatnya Maulana Hasanuddin, pemerintahan dilanjutkan oleh Maulana Yusuf (1570-1580), putra pertamanya dari Ratu Ayu Kirana, putri Sultan Demak. Kemasyuran Banten makin meluas ketika politik ekspansinya berhasil pula menaklukkan Kerajaan Padjadjaran di Pakuan yang dibantu oleh Kesultanan Cirebon pada tahun 1579 sehingga Kerajaan Padjadjaran akhirnya benar-benar runtuh (Atja, 1986: 151-152, 189).

Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, sektor pertanian berkembang pesat dan meluas hingga melewati daerah Serang sekarang, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi sawah-sawah tersebut dibuat terusan irigasi dan bendungan. Danau (buatan) Tasikardi merupakan sumber pemenuhan kebutuhan air bersih bagi penduduk kota, sekaligus sebagai sumber pengairan bagi daerah pesawahan di sekitar kota. Sistem filtrasi air dengan metode pengendapan di pengindelan abang dan pengindelan putih merupakan bukti majunya teknologi air pada masa tersebut.

Pada masa Maulana Yusuf memerintah, perdagangan Banten sudah sangat maju dan Banten bisa dianggap sebagai sebuah kota pelabuhan emperium, tempat barang-barang dagangan dari berbagai penjuru dunia digudangkan dan kemudian didistribusikan (Michrob dan Chudari, 1993:82-83). Tumbuh dan berkembangnya pemukiman-pemukiman pendatang dari mancanegara terjadi pada masa ini. Kampung Pekojan umpamanya untuk para pedagang Arab, Gujarat, Mesir, dan Turki, yang terletak di sebelah barat Pasar Karangantu. Kampung Pecinan untuk para pedagang Cina, yang terletak di sebelah barat Masjid Agung Banten.

Masa kejayaan Banten selanjutnya diteruskan oleh Maulana Muhammad paska mangkatnya Maulana Yusuf pada tahun 1580. Maulana Muhammad dikenal sebagai sultan yang amat saleh. Untuk kepentingan penyebaran agama Islam ia banyak menulis kitab-kitab agama Islam yang kemudian dibagikan kepada yang membutuhkannya. Kesejahteraan masjid dan kualitas kehidupan keberagamaan sangat mewarnai masa pemerintahannya walaupun tak berlangsung lama karena kematiannya yang tragis dalam perang di Palembang pada tahun 1596 dalam usia sangat muda, sekitar 25 tahun.

Paska mangkatnya Maulana Muhammad Banten mengalami masa deklinasi ketika konflik dan perang saudara mewarnai keluarga kesultanan khususnya selama masa perwalian Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir yang baru berusia lima bulan ketika ayahandanya wafat. Puncak perang saudara bermuara pada peristiwa Pailir, dan setelahnya Banten mulai kembali menata diri.

Dengan berakhirnya masa perwalian Sultan Muda pada bulan Januari 1624, maka Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir diangkat sebagai Sultan Banten (1596-1651). Sultan yang baru ini dikenal sebagai orang yang arif bijaksana dan banyak memperhatikan kepentingan rakyatnya. Bidang pertanian, pelayaran, dan kesehatan rakyat mendapat perhatian utama dari Sultan Banten ini. Ia berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara lain, terutama dengan negara-negara Islam. Dialah penguasa Banten pertama yang mendapat gelar Sultan dari penguasa Arab di Mekkah (1636). Sultan Abdulmufakhir bersikap tegas terhadap siapa pun yang mau memaksakan kehendaknya kepada Banten. Misalnya menolak kemauan VOC yang hendak memaksakan monopoli perdagangan di Banten (Ekadjati (ed.), 1984:97-98). Dan akibatnya kebijakannya ini praktis masa pemerintahannya diwarnai oleh ketegangan hingga blokade oleh VOC terhadap Banten.

bersambung: Sejarah Singkat Kesultanan Banten (Fase Konflik hingga Fase Keruntuhan)
Sumber : Mengawal Aspirasi Masyarakat Banten Menuju Iman Taqwa (Memori Pengabdian DPRD Banten Masa Bhakti 2001-2004), diterbitkan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Banten, 2004.
{[['']]}

Sejarah Singkat Kesultanan Banten (Fase Berdirinya hingga Fase Keemasan 2 )

Sambungan dari:

Konflik antara Banten dengan VOC semakin tajam ketika VOC memperoleh tempat kedudukan di Jayakarta yang kemudian dirubah menjadi Batavia. Persaingan dagang dengan Banten tak pernah berkesudahan. VOC mengadakan siasat blokade terhadap pelabuhan niaga Banten, melarang dan mencegah jung-jung (kapal dagang) dari Cina dan perahu-perahu dari Maluku yang akan berdagang ke pelabuhan Banten yang membuat pelabuhan Banten hampir lumpuh. Perlawanan sengit orang Banten terhadap VOC pecah pada bulan November 1633 dengan mengadakan "gerilya" di laut sebagai "perompak" dan di daratan sebagai "perampok" sehingga memprovokasi VOC untuk melakukan ekspedisi ke Tanam, Anyer, dan Lampung. Kota Banten sendiri berkali-kali diblokade. Situasi perang terus berlangsung selama enam tahun, dan ketegangan masih terus terjadi hingga wafatnya Sultan Abulmufakhir pada tahun 1651 dan digantikan oleh Pangeran Adipati Anom Pangeran Surya, putra Abu al-Mu'ali Ahmad atau Pangeran Ratu Ing Banten atau Sultan Abulfath Abdulfattah atau yang lebih dikenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1672).

Sultan Ageng Tirtayasa yang ahli strategi perang berhasil membina mental para prajurit Banten dengan cara mendatangkan guru-guru agama dari Arab, Aceh, Makassar, dan daerah lainnya. Perhatiannya yang besar pada perkembangan pendidikan agama Islam juga mendorong pesatnya kemajuan agama Islam selama pemerintahannya.

Pelabuhan Banten yang semula diblokade VOC perlahan namun pasti mulai pulih ketika Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menarik perdagangan bangsa Eropa lainnya, seperti Inggris, Perancis, Denmark, dan Portugis yang notabene merupakan pesaing berat VOC. Strategi ini bukan hanya berhasil memulihkan perdagangan Banten namun sekaligus memecah konflik politik menjadi persaingan perdagangan antar bangsa-bangsa Eropa.

Selain mengembangkan perdagangan, Sulta Ageng Tirtayasa gigih berupaya juga untuk memperluas pengaruh dan kekuasaan ke wilayah Priangan, Cirebon, dan sekitar Batavia guna mencegah perluasan wilayah Mataram yang telah masuk sejak awal abad ke-17. Selain itu, selain itu juga mencegah pemaksaan monopoli perdagangan VOC yang tujuan akhirnya adalah penguasaan secara politik terhadap Banten (Kartodirdjo, 1988:113-115, 150-154, 204-209). VOC yang mulai terancam oleh pengaruh Sultan Ageng Tirtayasa yang makin luas pada tahun 1655 mengusulkan kepada Sultan Banten agar melakukan pembaruan perjanjian yang sudah hampir 10 tahun dibuat oleh kakeknya pada tahun 1945. Akan tetapi, Sultan dengan tegas bersikap tidak merasa perlu memperbaruinya selama pihak VOC ingin menang sendiri.

Meskipun disibukkan dengan urusan konflik dengan VOC, Sultan tetap melakukan upaya-upaya pembangunan dengan membuat saluran air untuk kepentingan irigasi sekaligus memudahkan transportasi dalam peperangan. Upaya itu berarti pula meningkatkan produksi pertanian yang erat hubungannya dengan kesejahteraan rakyat serta untuk kepentingan logistik jika menghadapi peperangan. Karena Sultan banyak mengusahakan pengairan dengan melaksanakan penggalian saluran-saluran menghubungkan sungai-sungai yang membentang sepanjang pesisir utara, maka atas jasa-jasanya ia digelari Sultan Ageng Tirtayasa (Tjandrasasmita, 1995:116)

Usaha Sultan Ageng Tirtayasa baik dalam bidang politik siplokasi maupun bidang pelayaran dan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain semakin ditingkatkan. Pelabuhan Banten makin ramai dikunjungi pada pedagang asing dari Persia, India, Arab, Cina, Jepang, Filipina, Melayu, Pegu, dan lainnya. Demikian pula dengan bangsa-bangsa dari Eropa yang bersahabat dengan Inggris, Prancis, Denmark, dan Turki.

Sultan Ageng Tirtayasa telah membawa Banten ke puncak kejayaannya, di samping berhasil memajukan pertanian dengan sistem irigasi ia pun berhasil menyusun kekuatan angkatanperangnya yang sangat disegani, memperluas hubungan diplomatik, dan meningkatkan volume perniagaan Banten sehingga Banten menempatkan diri secara aktif dalam dunia perdagangan internasional di Asia (Ekadjati, 1984:98).

Puncak konflik antara Banten dan VOC terjadi setelah Perjanjian Amangkurat II (Kesuhunan Mataram) dengan VOC membawa pengaruh politik yang besar terhadap Kesultanan Banten, dan setelah pemberontakan Trunojoyo (Madura) dapat dipadamkan, akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa harus berhadapan dengan VOC (Wangania, 1995:44). Pada saat yang bersamaan Kesultanan Banten mengalami perpecahan dari dalam. Putra Mahkota, Sultan Abu Nasr Abdul Kahar, yang dikenal dengan Sultan Haji diangkat jadi pembantu ayahnya mengurus urusan dalam negeri, sedangkan urusan luar negeri dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa dan dibantu oleh puteranya sendiri, Pangeran Arya Purbaya. Pemisahan urusan pemerintahan ini dimanfaatkan VOC untuk mendekati dan menghasut Sultan Haji guna melawan ayahnya. Dengan bantuan pasukan VOC, pada tahun 1681 Sultan Haji melakukan kudeta kepada ayahnya dan berhasil menguasai Keraton Surosowan yang kemudian berada di bawah kekuasaan VOC. Pada tanggal 27 Pebruari 1682, pecah perang antara ayah dan anak setahun lamanya hingga Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap akibat penghianatan anaknya sendiri, Sultan Haji. Sultan Ageng Tirtayasa dipenjarakan di Batavia sampai ia meninggal tahun 1692 dan kemudian dimakamkan di kompleks Masjid Agung Banten (Ekadjati, 1995:101-102; Ensiklopedia Sunda, 200:661; Wangania, 1995:45).

Dengan ditandatanganinya perjanjian pada tanggal 17 April 1684 antara Kesultanan Banten yang diwakili oleh Sultan Abdul Kahar, Pangeran Dipaningrat, Kiai Suko Tajuddin, Pangeran Natanagara, dan Pangeran Natawijaya, dengan VOC yang diwakili oleh Komandan dan Presiden Komisi Francois Tack, Kapten Herman Dirkse Wonderpoel, Evenhart van der Schuer, serta kapten bangsa Melayu Wan Abdul Bagus, maka lenyaplah kejayaan dan kemajuan Kesultanan Banten, karena ditelan monopoli dan penjajahan Belanda (VOC). Akibat perjanjian ini Kesultanan Banten diambang keruntuhan. Selangkah demi selangkah VOC mulai menguasai Kesultanan Banten. Benteng VOC mulai didirikan pada tahun 1684-1685 di bekas benteng kesultanan yang dihancurkan, dan benteng ini dirancang oleh arsitekur yang sudah masuk Islam dan menjadi anggota kesultanan bernama Hendrick Lucaszoon Cardeel. Benteng yang didirikan itu diberi nama Speelwijk, untuk memperingati Gubernur Jenderal Spleelma. Dengan demikian, praktis Banten sebagai pusat kekuasaan dan kesultanan telah pudar. Demikian pula peranan Banten sebagai pusat perniagaan antarbangsa telah tertutup. Tidak ada lagi kebebasan melaksanakan perdagangan (Tjandrasasmita, 1995:118).

Penderitaan rakyat semakin berat bukan saja karena pembersihan atas pengikut Sultan Ageng Tirtayasa serta pajak yang tinggi, selain karena Sultan harus membayar biaya perang, juga karena monopoli perdagangan VOC. Rakyat dipaksa untuk menjual hasil pertaniannya, terutama lada dan cengkeh, kepada VOC melalui pegawai kesultanan yang ditunjuk, dengan harga yang sangat rendah. Sultan seolah-olah hanya sebagai pegawai VOC dalam hal pengumpulan lada dari rakyat. Pedagang-pedagang Inggris, Prancis dan Denmark karena banyak membantu Sultan Ageng Tirtayasa dalam perang yang lalu, diusir dari Banten.

Kerusuhan demi kerusuhan, pemberontakan, dan kekacauan di segala bidang bergejolak selama pemerintahan Sultan Haji. Perampokan dan pembunuhan terhadap para pedagang dan patroli VOC, baik di luar kota maupun di dalam kota. Pernah terjadi pembakaran yang menghabiskan 2/3 bangunan di dalam kota. Ketidakamanan pun terjadi di lautan, banyak kapal VOC dibajak oleh "bajak negara" yang bersembunyi di sekitar perairan Bojonegara sekarang (salah satu kecamatan di Kabupaten Serang). Sebagian besar rakyat tidak mengakui Sultan Haji sebagai sultan. Oleh karena itu, kehidupan Sultan Haji selalu berada dalam kegelisahan dan ketakutan. Penyesalan perlakuan buruknya terhadap ayahnya sendiri, saudara, sahabat, dan prajurit-prajurit yang setia. VOC yang dulu dianggap sebagai sahabat dan pelindungnya, akhirnya menjadi tuan yang harus dituruti segala kehendaknya. Karena tekanan-tekanan itu, akhirnya Sultan Haji jatuh sakit hingga meninggal dunia pada tahun 1687. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Sedakingkin sebelah utara Masjid Agung Banten, sejajar dengan makam ayahnya (Ismail, 1983:7; Tjandrasasmita, 1967:46; Microbdan Chudari, 1993:164).

Paska peristiwa tersebut, Banten memasuki fase sejarah sebagai bagian dari daerah koloni Hindia Belanda. Dan perlawanan-perlawanan sporadis menjadi warna yang kental pada masa pemerintahan berikutnya yang praktis tak berdaulat sebagai sebuah negara/kesultanan.

Sekian.

Sumber: Mengawal Aspirasi Masyarakat Banten Menuju Iman Taqwa (Memori Pengabdian DPRD Banten Masa Bhakti 2001-2004), diterbitkan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Banten, 2004.
{[['']]}

HDD.Low.Level.Format.Tool.4.30+P0RTABLE(Free Full)


HDD Low Level Format Tool v4.30
English | 804 KB | Medicina Incl. | Windows XP, Vista x32/x64, 7 x32/x64, Server 2003, 2008, 2008R2

DESCRIPTION 
Performs low level formatting on internal and external drives
HDD Low Level Format Tool is a program to format internal and external hard drives, as well as memory sticks through USB and Firewire. HDD Low Level Format Tool supports formats S-ATA (SATA), IDE (E-IDE), SCSI, SAS, USB and FIREWIRE. It also offers support for large disks (LBA-48). The type of formatting (of lower level) performs HDD Low Level Format Tool is used when a disc is damaged by various causes and not let you even access it. It consists in establishing magnetic marks on the surface of the disk to divide it into areas that may be recognized by the reader. Important! HDD Low Level Format Tool lets the disc as it came from factory, so the information you had stored on the disk formatted will be impossible to recover. It is highly recommended to have knowledge of hardware to know exactly what you are doing before using HDD Low Level Format Tool. HDD Low Level Format Tool supports the following formats Supported interfaces: S-ATA (SATA), IDE (E-IDE), SCSI, SAS, USB, Firewire. Large drives (LBA-48) are supported. The brand hard disks: Maxtor, Hitachi, Seagate, Samsung, Toshiba, Fujitsu, IBM, Quantum, Western Digital, and any other not listed here. The program is also compatible with low level of FLASH card format (SD, MMC, Memory Stick and CompactFlash) with a card reader
Link Download
[https://www.box.com/2hqdhdn6gm7y]
Pasword : putrasunda 
 
{[['']]}

Akar Kebencian Kristen Terhadap Islam


Oleh: Hj Irena Handono,
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Count Henri Decastri, seorang pengarang Perancis menulis dalam bukunya yang berjudul 'ISLAM' tahun 1896: "Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan oleh kaum Muslimin jika mereka mendengar cerita-cerita di abad pertengahan dan mengerti apa yang biasa dikatakan oleh ahli pidato Kristen dalam hymne-hymne mereka. Semua hymne kami bahkan hymne yang muncul sebelum abad ke 12 berasal dari konsep yang merupakan akibat dari Perang Salib. Hymne-hymne itu dipenuhi oleh kebencian kepada kaum Muslimin dikarenakan ketidakpedulian mereka terhadap agamanya. Akibat dari hymne dan nyanyian itu, kebencian terhadap agama itu tertancap di benak mereka, dan kekeliruan ide menjadi berakar, yang beberapa di antaranya masih terbawa hingga saat ini. Tiap orang menganggap Muslim sebagai orang musyrik, tidak beriman, pemuja berhala dan murtad. Lalu dari mana dasar bahwa Kristen bisa menjalin hubungan baik dengan Islam?"
irena-handono2
Irena Handono
Kebencian Kristen kepada Islam bukanlah hal yang mengada-ada. Walau sudah demikian jelas faktanya, para pengikut ajaran Kristen malah sering balik menuduh bahwa pengungkapan fakta itu dianggap provokatif.
Tidak tanggung-tanggung, seorang Paus pun tak segan menebarkan kebencian kepada Islam. Pada 12 september 2006, sehari setelah peringatan serangan 11 September, alih-alih mengambil simpati umat Islam, Paus Benediktus XVI—pemimpin tertinggi umat Katholik di dunia—dalam pidato ilmiahnya di Universitas Regensburg di Jerman, kembali mengulangi penghinaan terhadap Islam untuk ke sekian kalinya.
Paus berpidato dengan tema "Korelasi Antara Iman dan Logika dan Pentingnya Dialog Antar Peradaban dan Agama". Namun isinya melenceng. Paus Benedict XVI mengutip pernyataan Kaisar Byzantium abad ke-14 Kaisar Manuel II Palaeologus yang merupakan hinaan dan kecaman terhadap Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ini berarti Paus Benediktus XVI setuju dengan penghinaan terhadap Islam seperti yang ia kutip dari dialog tersebut. Bahkan menurut Paus, pemahaman perang suci atau jihad bertentangan dengan tabiat Tuhan.
paus-benedictus
Paus Benedictus
Pidato itu jelas menimbulkan kecaman luas kaum Muslim. Beberapa hari kemudian Paus Benediktus XVI menyatakan umat Islam salah memahami konteks ucapannya. Seolah-olah umat Islam dianggapnya bodoh dan tidak paham konteks sebuah pembicaraan.
Sebuah Alquran palsu dengan nama "The True Furqan", dicetak di Amerika oleh dua perusahaan percetakan; 'Omega 2001' dan 'Wine Press'. Judul lain buku ini 'The 21st Century Quran', yang berisi lebih dari 366 halaman baik bahasa Arab dan Inggris.
Buku ini ditujukan sebagai pemalsuan Kitab Suci Alquran. Berbagai surah dinamai dengan surat-surat Alquran seperti An Nur, Al Fatihah, dll. "Bismillah" pada setiap surat diganti dengan "Bismil Abi, Wal Ibni, Waruuhil Quds" (dengan nama bapak, anak dan roh qudus).
Tahun 1999, The True Furqan sudah pernah menyerbu masyarakat. Edisi yang diterbitkan Wine Press Publishing dengan mudah bisa dibeli di toko-toko buku di Amerika. Bahkan di dunia maya (internet) The True Furqan ini bisa diakses dengan sangat mudah. Ini menunjukkan adanya keseriusan dalam kampanye pemalsuan Alquran.
Dan mereka sendiri mengakui bahwa, "Tujuan The True Furqan adalah sebagai alat penyebaran agama Kristen," kata Al Mahdy kepada Baptist News. Menurut Al Mahdy, sejauh ini kaum evangelis (pengabar Injil) belum berhasil menemukan terobosan penting untuk bisa menaklukkan dunia Islam.
Tak hanya dari kalangan rohaniawan bahkan tokoh politik barat pun membenci Islam. Masih sangat segar di ingatan kita, bahwa George W. Bush dengan lantang mengajak dunia untuk memerangi siapapun yang berusaha menegakkan syariah Islam.
karen-amstrong
Karen Amstrong
Hingga Karen Armstrong, mantan biarawati yang banyak menulis buku tentang Islam, Yahudi, dan Kristen menulis dalam bukunya, "Orang-orang Eropa mudah menyerang Islam, walaupun mereka hanya tahu sedikit tentang Islam."
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya yang menyatakan bahwa orang Kristen dan Yahudi tidak akan berhenti hingga Muslim mengikuti millah mereka (QS al-Baqarah 2:120). Demikianlah fakta dendam kesumat dan rasa benci orang Kristen dan Yahudi kepada Islam. Dan peringatan Allah tentang hal ini dalam Alquran sudah demikian jelasnya.
Di surah yang lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "...Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyi-kan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. ..." (Qs. Ali Imran 3:118).
Apa yang membuat mereka hingga seperti itu?
Seperti yang telah dibahas di edisi yang lalu, kami telah menjelaskan bagaimana komentar kebencian mereka terhadap Islam. Bahkan hingga Count Henri Decastri, seorang pengarang Perancis menyatakan, "Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan dikatakan oleh kaum Muslimin jika mereka mendengar cerita-cerita di abad pertengahan dan mengerti apa yang biasa dikatakan oleh ahli pidato Kristen dalam hymne-hymne mereka."Itu hanya sedikit contoh dari bagaimana mereka membenci Islam. Di dalam buku "Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Bukan Pedofili" yang saya tulis, saya mengutip beberapa bukti kebencian mereka terhadap Islam dengan menghujat, mencaci Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sebenarnya akar permusuhan Kristen terhadap Islam bukan disebabkan oleh kesalahpahaman umat Islam terhadap agama itu, atau oleh karena luka lama Perang Salib. Ketidaksukaan orang Kristen terhadap Islam lebih fundamental dari itu, yakni karena penolakan Alquran secara tegas tentang penyaliban Nabi Isa dan konsep Trinitas. Penolakan ini berarti juga pengingkaran/pengabaian terhadap keyakinan yang selama ini dipegang erat oleh kaum Kristen. Jadi akarnya terdapat di dalam Alquran.
Para ulama terdahulu menulis karya-karya yang mengkritik keyakinan Kristen tersebut. Al-Ghazzali misalnya menulis Al Radd al-Jamil li Ilahiyati Isa bi Syarh al-Injil, Ibnu Taymiyyah juga menulis Al-Jawab al-Shahih Liman Baddala Din al-Masih. Tulisan mereka bukan propaganda tapi penjelasan kembali tentang apa yang disampaikan oleh Alquran. Tidak banyak orang Kristen yang mengerti bahwa di antara rukun iman dalam Islam adalah meyakini kenabian Isa as dan kitab yang dibawanya, dan bahwa Nabi Isa as itu bukan Tuhan atau anak Tuhan. Jika kitab Injil yang asli dapat dibaca pada hari ini tentu tidak ada pertentangan dengan Alquran.
kaisar-leo-III
Kaisar Leo-III
Kaum orientaslis tidak mungkin bisa menoleransi dengan menerima kebenaran Alquran. Karena di dalam Alquran banyak sekali kecaman-kecaman terhadap doktrin-doktrin/pokok-pokok keyakinan agama Kristen. Contoh, surah Al-Maaidah ayat 17, Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam." ...
Lihat surah Al-Maaidah: 72, 73; Al-Maaidah: 73; An-Nisaa': 157, dan berbagai ayat lainnya.
Kandungan Alquran yang mengecam ajaran Yahudi dan Kristen seperti itu telah dan akan menuai reaksi balik dari orang-orang Yahudi dan Kristen sepanjang masa. Kaisar Bizantium, Leo III yang hidup pada tahun 717-714 M, artinya 85 tahun sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, menuduh Al-Hajjaj Ibn Yusuf Al-Tsaqafiy, seorang Gubernur di zaman kekhalifahan Abdul Malik ibn Marwan (684-704M) telah mengubah Alquran.
Peter, pendeta di Maimuma, pada tahun 743, menyebut Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai nabi palsu. Yahya Al-Dimasyqiy atau dikenal juga sebagai John of Damascus pada tahun 740 M, menulis dalam bahasa Yunani kuno kepada kalangan Kristen ortodoks bahwa Islam mengajarkan anti-kristus. John of Damascus berpendapat bahwa Muhammad adalah seorang penipu kepada orang Arab yang bodoh.
Ia juga mengatakan Nabi Muhammad menikahi Khadijah ra karena ingin mendapatkan kekayaan dan kesenangan. Ia bahkan menuduh dengan sangat keji bahwa Rasulullah menderita epilepsi terbukti dengan peristiwa menerima wahyu dari Jibril, dan hobi berperang karena nafsu seksnya tidak tersalurkan (Daniel J.Sahas, John of Damascus on Islam: "The Heresy of the Ishmaelites", Leiden: E.J. Brill, 1972, hlm.67-95).
Fitnah-fitnah dan sikap permusuhan sengit terhadap Islam tersebut terus berlanjut dan rupanya itu menjadi rujukan tulisan-tulisan modern para orientalis seperti yang terkenal saat ini, Robert Morey dengan bukunya The Islamic Invation yang menyebar di negeri ini dan membuat keresahan Muslim di Indonesia pada tahun 2003.
snouck-hurgronje
Snouck Hurgronje
Image buruk terus dilanjutkan, hingga Snouck Hurgronje (1857-1936) pernah mengatakan: "Pada zaman skeptik kita ini, sangat sedikit sekali yang lepas dari kritik, dan suatu hari nanti kita mungkin akan mengharapkan untuk mendengar bahwa Muhammad tidak pernah ada". Snouck Hurgronje datang ke Aceh dengan mengaku sebagai mualaf yang bernama Abdul Ghafar.
Pemikiran Snouck dituangkan dalam sebuah artikel pada tahun 1930 yang ditulis oleh Klimovich dengan judul, "Did Muhammad ever exist?". Dalam artikel tersebut Klimovich menggiring pada suatu penyimpulan bahwa semua sumber informasi tentang kehidupan Muhammad adalah buatan belaka.
Jelas sekali bahwa orientalis klasik maupun kontemporer mempunyai kebencian yang sama terhadap Islam. Hanya mungkin berbeda dari cara dan strateginya saja. Namun pada intinya mereka menolak kenabian Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan kebenaran Alquran.
Sungguh Maha Benar Allah yang telah memperingatkan kita dengan sangat jelas dalam Alquran, surah Al-Baqarah ayat 120,"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka."
{[['']]}

Faham Mahdi Syi'ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif - Bagian Pertama

oleh: Drs. Muslih Fathoni, M.A.
Bagian Pertama
PENDAHULUAN
Akidah tauhid yang merupakan sokoguru kesatuan bagi ummat Muslim yang diliputi oleh suasana persaudaraan, sejak zaman Nabi SAW., menjadi goyah terutama menjelang berakhirnya dekade kedua masa Khulafa'ur-Rasyldin yaitu, diakhir pemerintahan Khalifah 'Usman ibn 'Affan. Sebab utama goyahnya kesatuan ummat Muslim tersebut, berpangkal pada pertikaian politik yang bercorak keagamaan diantara kelompok-kelompok Muslim yang sedang bersaing. Peristiwa tersebut merupakan awal masa desintegrasi yang dalam perkembangan selanjutnya, terutama sesudah terbunuhnya Khalifah ketiga, benar-benar mendorong lahirnya sekte-sekte dalam Islam dengan doktrin atau ajaran masing-masing yang berbeda-beda.
Kambuhnya semangat fanatisme golongan di satu pihak, dan munculnya sikap kultus individu terhadap diri 'Ali ibn Abi Talib dan Ahl al-Bait di pihak lain, tampaknya sangat berpengaruh terhadap lahirnya doktrin teologi kaum Syi'ah dalam penalaran sejarahnya. Kekalahan mereka di bidang politik dan militer, selama pemerintahan Bani Umayyah dan Bani 'Abbasiyyah, yang menyebabkan banyak di antara para imam mereka menjadi korban politik, rupanya merupakan faktor penting yang mendorong lahirnya ide atau mitos tentang Imam Mahdi atau al-Mahdi al-Muntazar.
Keanekaragaman aspirasi politik dan doktrin yang dibawa oleh berbagai sekte dalam Islam itu, berdampak negatif sebagai akibat terjadinya akulturasi budaya dan keyakinan, sesudah meluasnya daerah kekuasaan Islam. Rupanya al-Quran dan Sunnah Rasul tidak lagi dijadikan sebagai rujukan oleh sekian banyak aliran yang muncul waktu itu guna mencari titik temu. Akan tetapi sebaliknya, justru keduanya mereka jadikan sebagai dasar untuk menguatkan doktrin atau paham mereka masing-masing. Sikap demikian ini mendorong mereka kepada tindakan-tindakan yang ekstrem dan permusuhan dengan sesama Muslim, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh golongan Syi'ah maupun Ahmadiyah dalam mewujudkan dan menyebarkan ide serta pengaruh mereka masing-masing.
Paham Mahdi atau Mahdiisme, sebagaimana diketahui dalam sejarah, adalah ajaran yang meyakini akan datangnya seorang tokoh Juru Selamat atau Messiah pada ummat yang tertindas, akibat merajalelanya kezaliman penguasa. Tokoh tersebut dikenal sebagai al-Mahdi yang ditunggu-tunggu. Paham yang millenaristis ini, juga pernah muncul di Indonesia sekitar abad XIX - abad XX, khususnya di Jawa pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Tokoh gerakan tersebut oleh sebagian masyarakat Jawa dikenal pula dengan nama Ratu Adil.1) Dengan demikian, corak gerakan Mahdiisme dapat dikatakan sebagai modus gerakan masyarakat belum maju yang tertindas serta mengalami perubahan tata sosial yang drastis untuk melakukan protes sosial terhadap penguasa yang lalim guna memperoleh kejayaan mereka kembali. Lahirnya Mahdiisme juga bermula dan protes-protes sosial sebagai akibat pergolakan politik yang didorong oleh ambisi ingin merebut kekuasaan dari sekian banyak kelompok Muslim yang saling bermusuhan pada permulaan sejarahnya.
Dari serangkaian kegagalan pemberontakan bersenjata yang dimotori oleh kaum Syi'ah selama kurang lebih dua abad lamanya, mereka mengalami kekecewaan yang mendalam, kekalahan serta penderitaan yang beruntun, dan selalu menjadi korban kekerasan lawan-lawan politiknya. Disamping itu, tidak sedikit di antara para imam mereka menjadi korban kekerasan politik; dan ini menyebabkan kecintaan mereka kepada imam-imam tersebut semakin mendalam. Keadaan seperti inilah yang menyebabkan kaum Syi'ah mudah mencerna 'aqidah ar-raj'ah dan masalah al-gaibah, dua masalah yang tampaknya merupakan faktor dominan dalam mempercepat proses lahirnya sikap menunggu-nunggu kehadiran kembali para imam mereka yang telah wafat atau yang tidak mereka akui kematiannya.
Kepercayaan seperti ini tidak dikenal oleh ummat Muslim sebelumnya. Oleh karena itu, doktrin Mahdiisme, yang semula lahir sebagai penggerak gerakan keagamaan yang bersifat politis, berkembang menjadi doktrin teologi yang eskatologis. Paham Mahdiisme ini semakin luas pengaruhnya dan bahkan akhirnya menjadi milik berbagai aliran dalam Islam.
Paham Mahdi semula muncul di kalangan Syi'ah Kaisaniyyah, aliran ini berkeyakinan bahwa Muhammad ibn Hanafiyah adalah al-Mahdi al-Muntazar. Menurut keyakinan mereka, dia masih hidup dan tinggal di bukit Radwa, dan kehadirannya kembali senantiasa mereka tunggu Dalam hubungan ini timbul pertanyaan, mengapa paham Mahdi ini tidak tumbuh di kalangan kaum Khawarij? Jawaban terhadap pertanyaan ini cukup jelas: bahwa kaum Khawarij tidak mengenal 'aqidah ar-raj'ah dan al-gaibah, sekalipun sekte tersebut juga mengalami nasib yang sama dengan nasib kaum Syi'ah.
Selanjutnya paham Mahdi ini pun muncul di kalangan sekte Syi'ah al-Jarudiyyah. Para pengikut keyakinan sekte ini selalu menunggu kehadiran kembali imam mereka, Muhammad ibn 'Abdullah, atau yang dikenal dengan sebutan an-Nafsuz-Zakiyyah, sebagai al-Mahdi.
Di kalangan Syi'ah Imamiyyah, terdapat dua kelompok pengikut paham Mahdi yang besar pengaruhnya dan terkenal dalam sejarah, yaitu sekte Syi'ah Sab'iyyah (Syi'ah Tujuh) atau yang dikenal dengan Syi'ah Isma'iliyyah atau Syi'ah Batiniyyah, dan kedua adalah sekte Isna 'Asyariyyah (Syi'ah Duabelas). Dalam merealisasikan ide kemahdiannya kedua aliran tersebut tampaknya terdapat perbedaan yang cukup menonjol. Jika kemahdian Syi'ah Isma'iliyyah lebih bersifat realistis, maka kemahdian Syi'ah Isna 'Asyariyyah lebih bersifat idealis. Menurut sekte yang disebut pertama, al-Mahdi itu telah mengejawantah pada diri Abdullah ibn Muhammad, dan ia berhasil membentuk dinastinya di Magrib (Afrika), sedangkan menurut sekte yang disebut kedua, al-Mahdi itu terjelma pada diri Muhammad ibn Hasan al-'Askari (Imam keduabelas) sesudah ia dinyatakan hilang secara misterius dan dinyatakan pula sebagai yang ditunggu-tunggu tanpa batas waktu tertentu.
Paham Mahdi yang pernah berkembang di Indonesia lebih mirip dengan paham Mahdi Syi'ah daripada paham Mahdi Ahmadiyah. Menurut aliran terakhir ini, al-Mahdi dan al-Masih adalah satu pribadi yang terjelma pada diri Mirza Ghulam Ahmad, pendiri aliran tersebut. Selain itu, ia juga mengaku sebagai jelmaan Krishna. Aliran ini berpendapat bahwa kehadiran al-Mahdi didasarkan atas pengangkatan dari Tuhan melalui jalan ilham atau mukasyafah (terbukanya tirai alam gaib).
Pengalaman Mirza Ghulam Ahmad tersebut oleh sementara pengikutnya diinterpretasikan sebagai wahyu. Asumsi ini tampaknya dibenarkan oleh Mirza, karena itu wahyu dipandang masih terbuka sepanjang zaman, asalkan syari'atnya tetap mengikuti syari'at Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Demikian pandangan aliran Ahmadiyah Qadian terhadap diri Mirza. Berbeda dengan aliran Ahmadiyah Lahore, mereka memandangnya hanya sebagai mujaddid abad ke-14 H, dan ia bukan nabi hakiki. Sebab ia hanya menerima wahyu tajdid atau wahyu walayah (wahyu kewalian), bukan wahyu nubuwwah (wahyu kenabian). Sekalipun demikian, aliran kedua ini, secara implisit masih mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, yakni nabi secara lugawi.2) Tugas kemahdian dan kemasihan Mirza memang dapat dijumpai dalam berbagai literatur dan diuraikan secara jelas baik oleh Mirza sendiri maupun oleh para pengikutnya. Akan tetapi dapat dikatakan langka uraian yang menyangkut tugas kekrishnaannya, sebagai yang pernah dinyatakan pada 1904, bahwa dirinya adalah penjelmaan Krishna. Jika pengakuannya sebagai Krishna adalah atas dasar wahyu maka sulit dibuktikan kebenarannya baik secara literal maupun melalui tanda-tanda alamiah. Dengan demikian, ummat Muslim yang non-Ahmadiyah, tentunya sulit menerima kebenaran pengakuan tersebut.
Sebagaimana diketahui, tugas kemahdian dan kemasihan Mirza memang berbeda dengan tugas kemahdian dalam Syi'ah. Menurut Paham Syi'ah, al-Mahdi dikenal pula dengan al-Qa'im (orang yang bangkit untuk menuntut balas terhadap musuh-musuhnya), sehingga kepercayaan terhadap al-Mahdi ini merupakan faktor pendorong bagi perjuangan kaum Syi'ah untuk merebut kekuasaan politik dan untuk menegakkan pemerintah Islam sesuai dengan aspirasi mereka. Berbeda dengan tugas kemahdian menurut Ahmadiyah, disini al-Mahdi ingin menegakkan Islam diatas semua agama, dan karenanya dia dikenal pula dengan sebutan Hakim Pengislah, yang bertugas mendamaikan ummat Muslim seluruhnya dan mengislamisasikan yang lain tanpa jalan kekerasan.
Masalah Mahdi tersebut di atas, rupanya tidak disinggung sama sekali baik dalam al-Quran maupun dalam Sahih Bukhari maupun Sahih Muslim, sebagaimana dikenal dalam sejarah.3) Akan tetapi, bagi kaum Syi'ah dan Ahmadiyah, hadis-hadis Mahdiyyah yang terdapat di dalam kitab-kitab Sunan mereka pandang sebagai hadis mutawatir (otentik). Oleh sebab itu kedua aliran ini menjadikan paham Mahdi sebagai prinsip keyakinan. Mereka beranggapan bahwa seorang Muslim yang menolak Mahdi, berarti Islamnya belum benar. Sikap dan anggapan seperti ini sering menimbulkan perselisihan dan permusuhan.
Selanjutnya tentang paham kewahyuan kedua aliran tersebut, dapat dikatakan tidak jauh berbeda, masing-masing beranggapan bahwa Tuhan tetap akan menurunkan wahyu-Nya sampai hari kiamat. Dan wahyu yang diturunkan itu menurut golongan Syi'ah dikenal dengan wahyu ta'lim (wahyu pengajaran), sedangkan menurut golongan Ahmadiyah dikenal dengan wahyu walayah (wahyu kewalian), atau wahyu tajdid (wahyu pembaharuan), atau dikenal pula dengan Wahyu muhaddas (wahyu yang diterima dengan cara berdialog langsung dengan Tuhan-ini sama dengan Yahudi - Talmud). Term wahyu yang terakhir ini, tampaknya telah dicipta dan dikenal oleh golongan Syi'ah jauh sebelum lahirnya Ahmadiyah. Wahyu seperti itu, oleh kedua golongan di atas sangat dibutuhkan untuk membimbing ummat dan memberi interpretasi sesuai dengan perkembangan zaman terhadap pernyataan-pernyataan al-Quran. Adapun perbedaan kedua paham kewahyuan tersebut, pada dasarnya dapat dikatakan berpangkal pada perbedaan motivasi yang melatarbelakangi lahirnya gerakan kedua aliran itu.
Sebelum lahirnya paham Mahdi dalam Islam, paham seperti itu sebenarnya telah dimiliki oleh agama-agama besar lainnya, terutama dari golongan Hindu, Yahudi, Nasrani dan lain sebagainya Dan wajarlah apabila golongan Syi'ah yang memunculkannya untuk pertama kalinya. Sebab kaum Syi'ah lah Yahudi maupun Nasrani. Kemudian dibuatlah hadis-hadis Mahdiyyah, karena kaum Syi'ah sangat berkepentingan dengan ide kemahdian tersebut dalam meneruskan perjuangan menuntut hak legitimasi kekhilafahan. Dan dengan demikian hadis-hadis Mahdiyyah yang mereka buat cepat menguasai opini masyarakat, sehingga golongan non Syi'ah pun tidak ketinggalan membuat hadis-hadis Mahdiyyah dengan versi lain sesuai dengan identitas golongannya masing-masing. Oleh sebab itu banyak di kalangan para intelektual Muslim yang datang kemudian menilai hadis-hadis Mahdiyyah tidak ada yang otentik bahkan keseluruhannya adalah palsu.
Selanjutnya dalam kajian ini akan dibahas ciri-ciri utama doktrin dan gerakan Mahdiisme Syi'ah dan Ahmadiyah, dengan harapan pembaca akan memperoleh informasi atau keterangan yang lebih jelas tentang sifat-sifat kedua gerakan Mahdi tersebut. Terlepas dari sikap setuju atau tidak setuju terhadap ajaran mereka, pembaca diharap dapat menilai sendiri secara obyektif, sejauh mana penyimpangan atau relevansinya dengan ajaran al-Quran dan Sunnah Rasul.
Maksud dan tujuan penulisan buku ini ialah memberikan pengertian secara obyektif kepada masyarakat luas tentang gerakan Mahdiisme tersebut dan tentang cara-cara mereka mewujudkan cita-cita perjuangannya. Untuk itu, diharapkan agar seluruh ummat Muslim, tidak mudah terpengaruh dan terlibat dalam tindakan-tindakan yang ekstrem, apalagi terseret ke dalam permusuhan dengan sesama Muslim, hanya karena keyakinan yang tidak fundamental bahkan tidak ada dasar otentiknya sama sekali. Barangkali perlu selalu diingat bahwa gerakan Syi'ah khususnya dalam memenuhi ambisinya yang ditopang oleh ide-ide Mahdiisme, manakala masih menjadi kelompok minoritas ia selalu menyembunyikan identitasnya namun, bila ia merasa kuat, ia tidak segan-segan bertindak ekstrem dan menyeret pada para pengikutnya untuk bersikap konfrontatif terhadap pengikut paham lain. (ini juga sifat Yahudi)
Dengan mengetahui dan memahami keyakinan dan paham kemahdian Syi'ah dan Ahmadiyah, seorang akan bersikap toleran dan akan terhindar dari sikap picik karena pandangan yang sempit dan tindakan ekstrem. Perlu dijelaskan, mengapa dalam kajian ini tidak dibahas paham Mahdi Ahlus-Sunnah. Hal ini disebabkan oleh langkanya literatur yang dapat menunjang pembahasan tersebut, seperti: Al-Mahdiyyah fil-Islam tulisan Sa'ad Muhammad Hasan, al-Mahddyyah karya Dr. Ahmad Amin, dan lain sebagainya. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam kajian ini adalah: Dimanakah letak persamaan dan perbedaan antara paham Mahdi Syi'ah dan paham Mahdi Ahmadiyah? Dengan demikian, pembahasannya akan dapat memberi informasi, manakah diantara ajaran kedua golongan tersebut yang lebih relevan dengan al-Quran dan Sunnah, apabila dilihat dari aspek teologi. Untuk memecahkan permasalahannya, akan digunakan pendekatan secara historis dan komparatif. Selanjutnya dalam bahasan ini penulis akan membicarakan pokok-pokok persoalan sebagai berikut: Dalam Bab I, yang berupa pendahuluan, disini akan diberikan deskripsi global tentang paham Syi'ah dan Ahmadiyah Selanjutnya paham Mahdi Syi'ah yang meliputi:
a. Pengertian al-Mahdi dalam Syi'ah dan Ahmadiyah.
b. Sejarah lahirnya Syi'ah, di sini akan dijelaskan mengenai latar belakang sejarahnya, pertumbuhan dan perkembangan sekte-sektenya berikut paham mereka masing-masing.
c. Beberapa ajaran pokok Syi'ah yang berkaitan dengan paham Mahdi yaitu masalah imamah, 'aqidah raj'ah, dan masalah al-gaibah.
Kemudian diuraikan pula tentang paham Mahdi Ahmadiyah dalam Bab III, di sini dijelaskan tentang:
a. Sejarah lahirnya Ahmadiyah yang mencakup latar belakang sejarah berdirinya Ahmadiyah, pertumbuhan dan perkembangan sekte-sektenya.
b. Beberapa ajaran pokok Ahmadiyah yang meliputi: Masalah wahyu, nubuwwah, dan masalah jihad yang berkaitan dengan paham Mahdiisme.
Uraian tentang perbandingan antara paham Mahdi Syi'ah dan paham Mahdi Ahmadiyah dimuat dalam Bab IV. Dalam bab ini dijelaskan tentang:
a. Asal mula lahirnya paham Mahdi yang mencakup tentang situasi yang melatar belakanginya, dan beberapa faktor penyebabnya.
b. Persamaan dan perbedaan antara paham Mahdi Syi'ah dan paham Mahdi Ahmadiyah.
c. Corak kemahdian Syi'ah dan Ahmadiyah, dan
d. Paham Mahdi dan masalah 'akidah.
Selanjutnya Bab V menjelaskan tentang: Paham kewahyuan Syi'ah dan Ahmadiyah, yang mencakup masalah-masalah:
a. Al-Quran dan paham kewahyuan ummat Muslim, disini juga diterangkan: Hubungan paham kewahyuan Syi'ah dengan doktrin keimaman serta sikap Syi'ah yang eksklusif, dan
b. Paham kewahyuan Ahmadiyah yang berkaitan dengan ide pembaharuan Mirza Ghulam Ahmad dan doktrin kenabian.
Dalam Bab VI diuraikan tentang Paham Mahdi dalam perspektif rasional. Di sini akan dijelaskan mengenai aspek landasan idiil paham Mahdiisme yang mencakup:
a. Hadis-hadis Mahdiyyah dan identitas kelompok,
b. Beberapa pendapat tentang hadis-hadis Mahdiyyah sebagai hadis palsu. Selanjutnya disusul dengan uraian tentang:
Beberapa interpretasi mengenai al-Mahdi dan proses tersebarnya paham Mahdi.
Kemudian diakhiri dengan Bab VII, yaitu: Penutup. Pada bab ini diajukan beberapa kesimpulan serta saran-saran yang berkaitan dengan penulisan naskah ini. Dalam kajian ini, perlu dikemukakan dua pendekatan, yaitu, pertama, pendekatan historis. Dengan pendekatan ini penulis harus mengumpulkan data sejarah yang berkaitan dengan golongan Syi'ah dan Ahmadiyah khususnya, dan sejarah ummat Muslim pada umumnya.
Setelah data sejarah diperoleh, diklasifikasikan secara kronologis, dan diseleksi, dihubung-hubungkan satu sama lain, serta diperbandingkan antara data yang bersumber dari karya-karya penulis dari kedua golongan tersebut dan data yang berasal dari karya-karya penulis non-Syi'ah dan non-Ahmadiyah. Kedua, pendekatan komparatif. Disini penulis mencoba membandingkan baik yang menyangkut ide, paham, doktrin, maupun corak gerakan dari kedua golongan di atas, yaitu: golongan Syi'ah dan Ahmadiyah, untuk dianalisis lebih jauh guna memperoleh tingkat obyektivitas yang diharapkan.
Adapun metode yang dipergunakan dalam penulisan ini, adalah dengan metode verstehen (memahami permasalahannya). Di sini penulis berusaha memahami dan mengerti pokok permasalahan yang hendak dibahas terlebih dahulu, dengan menggunakan dua pendekatan di atas. Setelah datanya dianalisis kemudian disusun dalam kesatuan yang harmonis dan sistematis, sehingga mudah dimengerti maksudnya, kemudian baru ditarik suatu kesimpulan yang utuh dan menyeluruh.
Catatan kaki:
[1] Sartono Kartodirdjo, Ratu Adil, Jakarta: Sinar Harapan, 1984, hlm. 57
[2] Al-Mawdudi, Ma hiyal-Qadiyaniyah, (Kuwait: Darul-Qalam, hlm. 22, 25).
Selanjutya lihat pula Susmoyo Djoyo Sugito, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Bukan Nabi Hakiki, (Pedoman Besar Ahmadiyah Lahore Indonesia, 1984), hlm. 6-8.
[3] Dwight M. Donaldson, 'Aqidah asy-Syi'ah, terj. dalam bahasa Arab, selanjutnya disebut Donaldson (Mesir: Matba'ah as-Sa'adah, tt.), hlm. 231.
Sumber : http://www.akhirzaman.info 
{[['']]}

Berikut: Sup Janin Manusia

Cerita ini ditulis oleh seorang wartawan di Taiwan sehubungan dengan adanya gosip mengenai makanan penambah kekuatan dan stamina yang dibuat dari sari/kaldu janin manusia.
'Healthy Soup' yang dipercaya dapat mendapat stamina dan keperkasaan pria terbuat dari janin bayi manusia berumur 6 - 8 bulan dapat dibeli perporsi seharga 3000-4000 RMB (mata uang setempat). Salah seorang pengusaha pemilik pabrik di daerah Tong Wan, Taiwan mengaku sebagai pengkonsumsi tetap 'Healthy Soup'. Sebagai hasilnya, pria berusia 62 tahun menjelaskan khasiat 'Healthy Soup' ini mempertahankan kemampuannya untuk dapat berhubungan seks beberapa kali dalam semalam. Penulis diajak oleh pengusaha tersebut di atas ke salah satu restoran yang menyediakan 'Healthy Soup' di kota Fu San - Canton dan diperkenalkan kepada juru masak restoran tersebut. Kata sandi untuk 'Healthy Soup' adalah BAIKUT.
Juru masak restoran menyatakan jenis makanan tersebut tidak mudah di dapat karena mereka tidak tersedia 'ready stock'. Ditambahkan pula bahwa makanan tersebut harus disajikan secara fresh, bukan frozen. Tetapi kalau berminat, mereka menyediakan ari-ari bayi (plasenta) yang dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual dan juga obat awet muda. Juru masak restoran tersebut mengatakan jika memang menginginkan Healthy Soup', dia menganjurkan untuk datang ke sebuah desa di luar kota di mana ada sepasang suami istri yang istrinya sedang mengandung 8 bulan.
Diceritakan pula bahwa si istri sebelumnya sudah pernah mengandung 2 kali, tetapi kedua anaknya lahir dengan jenis kelamin perempuan. Jika kali ini lahir perempuan lagi, maka 'Healthy Soup' dapat didapat dengan waktu dekat. Cara pembuatan 'Healthy Soup', seperti yang diceritakan oleh jurnalis yang meliput kisah ini adalah sebagai berikut: Janin yang berumur beberapa bulan, ditambah Pachan, Tongseng, Tongkui, Keichi, Jahe, daging ayam dan Baikut, di tim selama 8 jam, setelah itu dimasak selayaknya memasak sup. Beberapa hari kemudian seorang sumber menghubungi penulis untuk meberitahukan bahwa di Thaisan ada restoran yang sudah mempunyai stok untuk 'Healthy Soup'. Bersama sang pengusaha, penulis dan fotografer pergi ke restoran di Thaisan untuk bertemu dengan juru masak restoran tersebut yang tanpa membuang waktu langsung mengajak rombongan untuk tour ke dapur. Di atas papan potong tampak janin tak bernyawa itu tidak lebih besar dari seekor kucing.
Sang juru masak menjelaskan bahwa janin tersebut baru berusia 5 bulan. Tidak dijelaskan berapa harga belinya, yang pasti itu tergantung besar-kecil, hidup-mati janin tersebut dan sebagainya. Kali ini, harga per porsi 'Healthy Soup' 3,500 RMB karena stok sedang sulit untuk didapat. Sambil mempersiapkan pesanan, dengan terbuka juru masak tersebut menerangkan bahwa janin yang keguguran atau di gugurkan, biasanya mati, dapat dibeli hanya dengan beberapa ratus RMB saja, sedang kalau dekat tanggal kelahiran dan masih hidup, bisa semahal 2.000 RMB. Urusan bayi itu diserahkan ke restoran dalam keadaan hidup atau mati, tidak ada yg mengetahui.
Setelah selesai, 'Healthy Soup' disajikan panas di atas meja, penulis dan fotografer tidak bernyali untuk ikut mencicipi, setelah kunjungan di dapur, sudah kehilangan semua selera makan, maka cepat-cepat meninggalkan mereka dengan alasan tidak enak badan. Menurut beberapa sumber, janin yang dikonsumsi semua adalah janin bayi perempuan. Apakah ini merupakan akibat kebijaksanaan pemerintah China untuk mewajibkan satu anak dalam satu keluarga yg berlaku sampai sekarang, atau hanya karena kegemaran orang akan makanan sehat sudah mencapai suatu kondisi yang sangat terkutuk.
Harap teruskan cerita ini kepada setiap orang demi menghindari penyebarluasan kebiasaan yang tak berperikemanusiaan tersebut. Sebagai manusia beragama dan berpikiran sehat, kita untuk apapun. Bangsa manusia adalah angsa yang derajatnya paling tinggi dari mahluk di bumi ini, dan tindakan tersebut adalah tindakan yang sesungguhnya bukan berasal dari pemikiran manusia waras. Memilukan hati. (http://bestfuture.wordpress.com/2007/08/28/soup-bayi-manusia-oh-my-god/)
Sumber : http://kupretist.multiply.com/photos/album/16/Baikut_Sup_Janin_Manusia
{[['']]}

Asal Anda Tahu : Inilah Makanan Terampuh Bakar Kalori

Aktivitas fisik amat dianjurkan untuk membakar kalori tubuh. Tapi, selain aktivitas fisik, seperti berolahraga, ada cara lain untuk membakar kalori lebih cepat.
Caranya dengan mengonsumsi makanan pembakar kalori berikut ini. Jika Anda konsumsi makanan ini plus berolahraga teratur, dijamin ajang membakar kalori tubuh jadi lebih mudah dan cepat.

Grapefruit
Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi jus grapefruit 150 ml setiap hari, bisa mengurangi berat badan 1 kg dalam waktu dua minggu. Grapefruit juga memiliki level GI (glycemic index) yang sangat rendah dan mengurangi kadar insulin serta kolesterol dalam tubuh. Zat inositol juga ditemukan dalam grapefruit, yaitu zat alami pembakar lemak yang memiliki rasa sedikit pahit. Zat tersebut memicu proses metabolisme dan melancarkan sisitem pencernaan.

Teh Hijau
Selain terkenal sebagai pencegah kanker, teh hijau juga membantu proses metabolisme tubuh dan membakar kalori. Sangat baik mengonsumsi teh hijau setiap hari setelah Anda makan. Usahakan mengonsumsi lima gelas teh hijau setiap hari karena bisa membakar 70-80 kalori.
Produk susu rendah lemak
Jika Anda sedang diet, jangan mengesampingkan produk susu dalam menu makanan. Pilih saja produk susu yang rendah lemak. Mengonsumsi produk susu bisa memicu produksi calcitriol, yaitu sel pembakar lemak.
Wanita yang mengonsumsi produk susu rendah lemak 3-4 kali per hari, kalorinya bisa aterbakar hingga lebih dari 70% lemak. Wanita dewasa membutuhkan 1.200 mg kalsium setiap hari.
Air putih
Jika Anda kurang mengonsumsi air putih, maka berat badan akan sulit turun. Kekurangan cairan membuat proses metabolisme menjadi lebih lambat dan bisa mengurangi kadar glukosa dalam tubuh yang bisa memicu sakit kepala.
Konsumsilah 1,5 liter air setiap hari karena bisa mempercepat proses metabolisme hingga 30% dan kalori yang terbakar pun lebih banyak.
Makanan pedas
Makanan pedas bisa membantu Anda membakar kalori lebih banyak, cobalah untuk menambahkan lada dan cabai ke dalam makanan.
Makanan pedas bisa membakar kalori lebih banyak karena rasa pedas memicu adrenalin dan mempercepat metabolisme dan membakar kalori.
Sumber : http://www.suaramedia.com
{[['']]}

Alexa Booster versi 3.4 (Free Full)

Merampingkan Alexa rank dengan Alexa Booster 3.4 Free Full. Memiliki Rangking Alexa yang ramping adalah dambaan dan kebanggaan tersendiri bagi setiap Blogger, karena semakin ramping rengking alexa sebuah blog maupun website hal itu menandakan bahwasanya blog atau website tersebut memiliki nilai jual yang tinggi dan juga menandakan akan keseriusan seorang blogger dalam menekuni dunia blogging.

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sebuah alexa tool yang bernama Alexa Booster versi 3.4, dimana fungsi dari Alexa Booster 3.4 tersebut adalah untuk membantu mempercepat turunnya Alexa rank Blog maupun website kalian semua. Karena semakin kecil alexa rank adalah semakin bagus sebuah Blog atau Website tersebut.

Alexa Booster 3.4 sifatnya hannya membantu jadi menurut saya konten bloglah yang sebenarnya sangat membantu untuk menurunkan Alexa rank, karena semakin bagus dan berbobot isi dari sebuah blog hal itu akan banyak mendatangkan pengunjung dan juga page view blog dan secara otomatis juga akan mempercepat langsingnya Alexa rank sahabat blogger semua.

Cara Menggunakan Alexa Booster 3.4:
Alexa Booster 3.4 sangat mudah digunakan dan juga tool ini sangat ringan sehingga tidak membebani system komputer  kalian.


1. Install Alexa Booster 3.4 selanjutnya  kalian masukan pasword  yang tersedia di dalam hasil download selanjutnya kalian  hanya tinggal memasukkan  URL kalian dan klik add kemudian klik next step

text-align: center;"> 

2. Masuk Step ke-2 Pada select Proxy list pilih Default Proxy List kemudian klik next step.
3. Step ke-3 anda tinggal klik start.
Sangat mudah bukan menggunakan Alexa Booster 3.4 Full...kalian  tinggal menunggu alexa Booster bekerja dan semoga Alexa Rank sahabat blogger semua cepat Langsing.
Link Download
[https://app.box.com/f8fx6fiauxl24r8]
Pasword : putrasunda 
 
{[['']]}

START8 v1.20 (Free Full)

START8 v1.20
| 2.8 MB | Windows 8/8.1/Server 2012

DESCRIPTION
START8 is a simple application designed to bring back the classic Windows Start button to beta versions of Windows 8.
If you are someone who has already installed and tested the Windows 8 Consumer Preview , you may have noticed one thing:the start button is gone! . Do not worry, because with START8 button reappears.

Simply run the file and watch START8 Start button reappears, to the left of the Internet Explorer button . If you click it , you'll see as appears precisoso Metro style menu from which you can access all applications and file folders , or a more classic menu adaptation .
Also, if you right -click on the Start button , allows you to execute commands START8 and off , suspend or reboot. And , to top it off , START8 lets you choose among several icons, the official Windows 8 incl .

Honestly , START8 we found very original appearance of this new Start menu and a great app for those who do not just accept that the Home button has decided to leave Windows .
Link Download
[https://app.box.com/ug26d1ex65n04z0]
Pasword : putrasunda 
 
{[['']]}
Lihat PETA WISATA ZI'ARAH CIKUNDUL di peta yang lebih besar
Lisensi Creative Commons
WISATACIKUNDUL oleh BUDAKSHARETM disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/.
Izin di luar dari ruang lingkup lisensi ini dapat tersedia pada @WISATACIKUNDUL.

 
Support : MOVIE LIVE | LIVE DOWNLOAD
Profile Google + : PUTRA SUNDA | BUDAKSHARE-TM
Copyright © 2014. WISATA CIKUNDUL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Follow on FACEBOOK : (1) Wisata Cikundul
Follow on TWITER : (2) Wisata Cikundul
Loading the player...